tisdag 28 februari 2012

iLecture 28-02-12: Kupinang Engkau dengan Hamdalah

bismillah.

upon your request guys, here i wrote the note form this eve iLecture. nah, tapi karena saya telat jadilah setibanya saya di maskam sudah sesi tanya jawab. maaf, yaaaa... td saya kuliah sampai sore ^^v


Sesi tanya jawab:
1. Bagaimana dengan tradisi di wilayah tertentu yang menyatakan ‘mahar yg paling tinggi yg paling baik’?
  • Qoulan kariima kepada orang tua
  • Ikhtiyar, yg tdk berfokus pada hasil. Semoga hasilnya adalah kebaikan. Jika usaha dengan sungguh-sungguh, yg pertama biasanya ditanggapi marah lalu marah lalu insyaAllah jadi persetujuan. Perlu musyawarah.
2. Soal walimah?
Tugas kita adalah berusaha bersungguh2 menjalankan sunnah. Adapun hasilnya bukan urusan kita. Sesungguhnya yang paling banyak follower nya adalah iblis. Bagaimana kita berusaha menegakkan walimah yang seislami mungkin, dgn sungguh2. Bersabar tdk sama dengan berdiam diri, sebagaimana ikhlas itu bukan pada rasa ringan dalam mengerjakan sesuatu. Jangan pernah bersedekah krn berharap balasan kontan dari Allah. Ikhlas itu hanya ada bersama amal, tanpa amal tidak ada ikhlas.

3. Tentang apa yang boleh dilihat sebelum nikah?
There are so many unspoken feelings through your eyes.  Cieeee....
Ada 3 pendapat:
  • Sebagaimana yang boleh dilihat oleh orang lain -> muka dan telapak tangan. Kalau yang bukan mau nikah -> only see. Yg mau nikah -> look at ataupun watch (woot)
  • Sebagaimana yang boleh dilihat oleh muhrimnya. Umar bin Khattab melihat betis Ummu Kultsum
  • Boleh melihat seluruh tubuh
Yang paling banyak riwayatnya, selain poin C.



4. Tugas kita ini memenuhi asbab, yakni apa2 yang harus kita kerjakan, upayakan, jalankan... dengan harapan smg dgn itu Allah menjadi ridha thd kita. Kita bertawakkal pada Allah, bukan ikhtiyar yg kita lakukan. Misalnya, ttg royalti buku. Bukan menjadikan royalti sbg sumber rejeki, namun rejeki dari Allah. Pak fauzil membolehkan fotokopi buku2nya.
Demikian pula dengan proses nikah. Ikhtiyar dlm menjemput jodoh: apakah karena nafsu, menjadikan sunnah, selera, atau apa? Setiap orang akan berjodoh dengan yang setara dengannya. Boleh jadi kita blm bertemu jodoh karena ia masih terlalu baik bagi kita.
Siapakah jodoh kita? -> orang yang telah menikah dengan kita. Suami istri yang bertaqwa akan disempurnakan amalannya oleh Allah. Smg kita termasuk golongan yang kelak disambut malaikat di pintu surga dgn kalimat “salamun...”
kata ‘antum’ lebih sering dipakai utk menyebut org musyrik dan tidak beriman, dlm al quran hanya ada 3 kata antum yg berkonotasi baik. Sebagaimana ‘abah’ adalah panggilan mulia utk ayah dlm al quran daripada ‘abi’.

5. Bagaimana agar bisa bisa menikah tanpa pacaran?
Pacaran itu hanya melatih kita jadi pacar yang baik, bukan suami yang baik. Semakin intense orang pacaran, semakin sulit bahagia saat berumah tangga (hasil penelitian pak fauzil adhim saat SMA). Banyak kasus pernikahan yang ruwet krn didasari pacaran. Penampakan selama pcrn biasanya adalah penampilan terbaik, itu berbeda dengan kondisi setelah nikah. Heloooo... 24 hours a day, loh yaaa...
Pingin dapet suami yang sholih, beda lho sama pingin menghiasi rumah tangga dengan tahajjud. Ekspektasi tdk sama dengan apa yg ingin diusahakan.
Rasulullah itu, tdk melakukan poligami kecuali setelah istri pertama meninggal dunia dan suami yang baik bukanlah yang gemar mendoakan istrinya biar cepat mati =))

Banyak kasus pasangan yang ngaji dan telah menikah lebih dari 10 tahun namun kehidupan rumah tetap masih gersang. Kenapa? Dipertanyakan ttg pemahan thd agama. Bisa jadi ada Dhonni = kemungkinan salah. Bukan agamanya yang salah tapi pemahaman subjek thd agama. Ruh itu spt pasukan. Kalimatnya sama, aktivitasnya sama, namun yang menggerakkan berbeda, ruhnya berbeda, maka pantaslah hatinya tidak berdampingan. Yang halal belum tentu barokah, yang haram pasti tidak barokah. Maka, diperiksa lagi darimana dapat rejeki. Zina itu dosa, pasti akan menghapuskan barokah/kebaikan.

6. Sedekah nikah membuka pintu rejeki? Apakah baik, kalau kita menikah dengan motivasi agar terhindar dari hal2 yang tidak baik?
Ada tiga golongan yang pasti ditolong oleh Allah:
  • Seorang budak yang ingin menebus dirinya dengan menyicil (bukan mecicil...lol) dirinya kpd Tuhannya
  • Orang yang ingin menikah krn ingin menjaga kesucian. Jadikan cinta mengikuti kita, bukan kita yang mengejar2 cinta. Sama halnya dengan bersedekah, jangan krn ingin kaya (QS Hus 15-16).
  • Pejuang di jalan Allah
(HR tirmidzi dan Ibnu Majjah)

Jika mereka miskin, Allah akan mencukupkan mereka. Syarat dan ketentuan berlaku, yaitu mereka yg menikah krn betul2 ingin menegakkan sunnah Rasulullah dan perintah Allah.

7. Apakah kita boleh menerima kabar? Pak Fauzil pernah mengisi kajian Tarbiyatul aulad ?? jangan menghakimi sso sebelum bertemu dan faham betul ttg orang tsb. kupinang@yahoo.com (pertanyaan no 7 tidak terdengar jelas. Mohon maaf ^^v)

P.S.
Seri mp3-nya: http://www.4shared.com/music/BuUxBxzL/28-02-12_kupinang_engkau_denga.html
mohon maaf lagi utk kualitas suara yg kurang jelas (harus disetel volume paling pol baru bisa dengar) krn tadi merekamnya hanya pakai laptop dengan posisi di shaf yg jauh dari speaker maskam dan qodarullah, tadi mikrofon di maskam juga sering ga nyala. semoga bermanfaat :)

torsdag 23 februari 2012

BADEAUTIFUL DAY

bismillah.

Sometimes the system goes on the blink
And the whole thing turns out wrong
You might not make it back and you know
That you could be well oh that strong
And I'm not wrong
Daniel Powter--Bad Day

Menyenangkan atau menyedihkan, ah, itu hanya atribusi hari yang kita bebas menentukannya.

Tertulis dalam agenda saya tertanggal hari ini, kamis 23 Fabruari 2012 adalah sebagai berikut:
02.00 - nggarap verbatim bu diana
07.00 - minta surat rujukan RSUD panembahan senopati
09.00 - kuliah kode etik
11.00 - tes darah ke RSUP sardjito
13.00 - kencan bareng putri
17.00 - meeting dengan pak rahmat

Dan yang terjadi sesungguhnya adalah.... taraaaaa!!
02.00 - masih tidur, alarm gagal membangunkan saya

07.00 - antri surat rujukan di RSUD Panembahan Senopati

08.00 - masih antri. sms dek isnan agar memintakan izin saya bolos kulian (come on! this was only my 2nd week at class! wasn't it too much to leave today? oh please!)

09.00 - masih antri minta surat rujukan. dengerin ahmad saud dan muhammad thaha.

10.00 - masih antri minta surat rujukan. mulai njamur

11.00 - masih antri minta surat rujukan. mulai lumuten

12.00 - masih antri minta surat rujukan. mulai hiperaktif! meneror para pegawai administrasi yang saya putuskan dengan mantap bahwa mereka telah URIK! mendahulukan pasien yang daftar via telepon daripada yang antri sejak pagi. eh, dasarnya mereka minta dicium kali, ya. ga mau kalah, coba. kata mereka: ditunggu di luar, mbak. nanti kalau udah sampai nomernya juga dipanggil kok namanya! ....


langsung saya SMS nomor customer service rumah sakit itu, daripada eman-eman nyiumin ibuk-ibuk itu. grauk!

12.30 - masih antri minta surat rujukan. mulai menggila. akhirnya saya telp bapak saya yang cakep buat menguruskan permohonan surat rujukan yang birocrazy-nya benar2 gila. begitu bapak datang, nampaknya ibu-ibu petugas administrasi RS menyadari kegantengan bapak saya itu (oh, i love you pak!) dan akhirnya mereka langsung mempersilakan saya ketemu dokter waisul. please deh, ya! harus disogok dengan kegantengan bapak saya! puwoker face.

12.30 - ngebut ke kampus buat menepati janji dengan putri. 

12.40 - breb breb breeeessss. hah? huuuuujan? zing. ciiiit. ngerem. njupuk mantol. zzzzz. hoeeeek. mantolnya bauuuuuu. oh, ya! Allah Kariim, 5 hari lalu saya hujan2an dan lupa menjemur mantol, instead malah langsung saya lipat dan masukin ke jok. aduh, please deh yah. baunya sewangi cipratan air comberan. sepanjang perjalanan, para supir bis, supir becak, supir motor, supir mobil dengan kurang beradab seenaknya ngepot di genangan air. jadilah sepanjang jalan saya byar-byur-byar-byur, berasa dimandiin kepotan mereka pake genangan air yang saya yakini banyak kuman berenang-rnang di dalamnya. iuuuwww...

12.55 - hampir sampai area kampus. pak rahmat sms, isinya ga jadi ketemuan sore ini. saya nyengir. kyaaaa!! saya udah dandaaaaaann... kenapa tiba-tiba ga jadi gini?


njeprut. zing. tiba-tiba saya ngakak. 

hahahahah. ini adalah hari yang langka kualami! tidak setiap hari, segala rencanaku berantakan begini. aku harus menikmati momen berharga ini! sungguh jarang terjadi! hahahahah.

lalu saya mulai menyanyi-nyanyi sepanjang jalan. tertawa dan mulai mangap-mangap minum air hujan. slayer saya turunkan ke dagu karena keberadaannya membuat nafas saya ngebul yang akhirnya uapnya memblawurkan kaca mata. Tidak lagi saya pedulikan harus berbanyak kali mengusap kaca mata dengan jari sebagai wiper karena air hujan yang sebesar biji-biji jagung menutupi pandangan saya. whatsoever. im having fun with it! :D

13.00 - dari area bunderan ugm kondisinya tidak hujan. oh... selamat uzi! kamu baru saja memasuki wilayah tanpa hujan... dengan mantol! tepuk tangan. 

13.03 - sampai di masjid kampus. basah kuyup, kena air hujan, kena kepotan ban-ban. bau mantol. jilbab berantakan. kaca mata berembun. i was perfectly cacat penampakan.


till eve - having fun with my lovely putri <3

Yup! I was having a badeautiful day today! Bad and beautiful day. No matter that i had to leave my class, waited more than 5 hours for 1 recommendation letter from the doctor, argued with the administrative staffs at the hospital, rescheduled my blood test, getting wet by the germ-contaminated water or whatsoever, and there's nothing left but a beautiful moment with putri... I do enjoyed every second I had today. Because...

Today is always the most enjoyable day!  :D
-Yotsuba chan-



onsdag 22 februari 2012

Psikologi Klinis di Sekolah Inklusi di Swedia

Nama Sekolah                      : Ulrikaskolan
Alamat                                  : Ulricehamn Sweden
Metode pengambilan data     : Observasi dan wawancara
Waktu pengambilan data       : 19 April 2011
Deskripsi Sekolah                 :
Ulrikaskolan merupakan sebuah sekolah swasta yang menerapkan metode inklusi. Sekolah ini terdiri dari beberapa grades, mulai dari kelompok prasekolah hingga SMA. Setiap kelas terdiri dari 5-30 siswa. Kapasitas siswa setiap kelas tergantung dari jumlah kelas tiap grade, misalnya kelas prasekolah berkapasitas lebih besar daripada kelas SMP karena hanya menyediakan satu ruang kelas.
Proses belajar-mengajar di dalam kelas melibatkan para siswa dan dua orang guru. Seorang guru bertugas menyampaikan materi pelajaran di depan kelas, sedangkan guru yang lain duduk di kursi belakang sebagai supervisor. Peran ini dijalankan secara bergantian. Tidak ada keharusan memakai seragam sekolah karena tidak ada gap ekonomi di Swedia, kalaupun ada rentangnya sangat kecil.
Beberapa siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di Ulrikaskolan adalah anak-anak dengan diagnosa attention deficit hiperactive disorder (ADHD), down syndrome, autisme, dan tunadaksa. Mereka belajar di kelas yang berbeda dari siswa-siswa normal lainnya namun masih berada dalam satu sekolah yang sama. Fasilitas yang disediakan pihak sekolah dalam kelas untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini lebih lengkap daripada kelas-kelas reguler lainnya, di antaranya toilet khusus untuk memudahkan mereka buang air besar secara mandiri, jacuzzy dan water bed yang ditujukan untuk merangsang kepekaan otot dan syaraf, buku khusus untuk anak-anak autis, dan sebagainya. Namun pada jam pelajaran tertentu, misalnya olah raga, siswa tunadaksa dapat bergabung dengan siswa-siswa normal lainnya. Siswa tersebut berolah raga dengan menggunakan kursi roda khusus yang dapat membantunya bergerak dengan bebas dan cepat. Saat jam istirahat, seluruh siswa bergabung di arena bermain yang berada di halaman samping sekolah tanpa sekat pemisah antara siswa berkebutuhan khusus dan siswa normal.
Dalam kelas musik, dengan didampingi personal assistant mereka, anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengekspresikan kreativitas mereka melalui nyanyian maupun peran drama. Dua orang guru memandu jalannya proses belajar mengajar, sebagaimana di kelas-kelas reguler lainnya.
Landasan hukum yang berlaku di Swedia untuk mendukung pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah Support and Service for Persons with Certain Functional Impairments (LSS) yang menjabarkan tentang kewajiban sebuah komunitas untuk memfasilitasi orang-orang dengan kebutuhan khusus. Jika suatu komunitas tidak dapat menyediakan fasilitas-fasilitas tertentu, maka komunitas tersebut harus meminta bantuan dari komunitas lain untuk menyediakannya. Bagi keluarga orang-orang berkebutuhan khusus, mereka tidak dipungut biaya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu. Mereka hanya diminta mengajukan formulir kebutuhan fasilitas untuk orang berkebutuhan khusus pada komunitas di mana mereka tinggal. Lalu komunitas tersebut yang akan menyediakannya.
Beberapa ahli yang bekerja di Ulrikaskolan di antaranya adalah praktisi pendidikan atau guru, psikolog, perawat, dan pekerja sosial. Keberadaan mereka di sekolah ini ditujukan untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar bagi siswa.
Dokumentasi                           :
 Jam pelajaran olah raga. Seorang siswa di pojok kanan menggunakan kursi roda khusus.

Jam istirahat. Siswa normal dan berkebutuhan khusus bermain bersama.

Toilet khusus siswa berkebutuhan khusus

tisdag 21 februari 2012

BLOODY CRAZY

bismillah.


.... do you think 24 hours per day is enough to do everything you should do within one day...??

... it's BLOODY CRAZY!!

I need at least 30 hours within one day!!! Kyaaaaaaaaaaaaa!!




söndag 5 februari 2012

A Rendezvous: The Palestinian Doctor & Me


Bismillah.
Teringat saya tentang kejadian setahun lalu, tepatnya tanggal 13 Februari 2011. Saya sedang berada di dapur apartemen, bersiap masak sayur asam. Tiba-tiba terjadi kram perut yang menyebabkan saya reflek jongkok. Lama saya meremas perut bagian samping kiri yang terasa menegang. Beberapa kawan yang berniat memasak di dapur yang sama sempat khawatir dengan pose saya yang ‘nggak banget, deh!’ tersebut. Berangsur kram perut yang saya alami mulai reda. Namun hal itu terjadi lagi pada hari selanjutnya. Akhirnya saya putuskan untuk meminta Mbak Fitri Arkham Fauziah dan Mbak Alvi Syahrina agar menemani saya ke rumah sakit.
Hari itu adalah Ahad, di mana poli-poli di rumah sakit umum Borås tutup. Mbak Fitri yang notabene mahasiswi keperawatan UGM yang sedang menjalani exchange programme di Högskolan i Borås menyarankan agar kami segera ke Akutintag, semacam IGD di sana. Sesampainya di Akutintag yang berlokasi tak jauh dari apartemen kami di daerah Tunnlandsgatan, Mbak Fitri segera mendaftarkan saya di bagian administrasi. Cukup dengan menyodorkan passport, seorang bule paruh baya mengurus proses administrasi bagi saya. Kami diminta menunggu beberapa menit sebelum seorang perawat datang untuk melakukan triase pada saya. 

Perawat tersebut masih sangat muda dan berwajah khas Timur Tengah, hidung mancung, rambut hitam, dan kulit putih kemerahan. Dia sangat ramah. Dari obrolan singkat kami, kuketahui namanya Laila, seorang imigran dari Irak. Laila memimpin langkah kami menuju sebuah ruangan luas dengan banyak bed yang dipisahkan tirai-tirai kuning, sangat bertema IGD (kami memang sedang berada di IGD :p). Di sana saya diminta berbaring, lalu Laila menempelkan kertas di pergelangan tangan saya, kertas biru putih bertuliskan nama dan no pasien yang dibelitkan seperti gelang. Selanjutnya, Laila menempelkan sesuatu dalam telinga kiri saya, sebentar sekali. Mirip saat tes hemoglobin di UPTD RSUP Sardjito dulu, hanya ditekan pangkal alat itu lalu ujungnya mengenai bagian dalam telinga saya. Tentu saja ujung alat tidak runcing karena itu bukan alat piercing (ga lucuuu). Beruntung ada Mbak Fitri yang mafhum tentang medis berdiri di samping saya. Mbak Fitri menjelaskan pada saya bahwa alat tersebut adalah... TERMOMETER! Huahahahaaa... bahkan gaptek pertermometeran. Baru kali itu saya dapati termometer model bolpen yang dimasukkan ke dalam telinga. Alhamdulillah, saya tidak demam.
Beberapa saat kemudian Laila memasangkan alat semacam penjapit jemuran baju pada ujung jari telunjuk saya. Kembali saya toleh Mbak Fitri. Dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar beliau menjelaskan tanpa saya tanya: itu pengukur tensi! Saya menahan tawa. Sungguh selama ini dunia saya ternyata begitu sempit! Alhamdulillah tensi juga normal.
Laila menunjukkan pada kami suatu ruangan di mana saya akan diperiksa oleh dokter, tak jauh dari ruangan di mana ia melakukan triase tadi. Saya diminta BAK di toilet dalam ruang periksa itu untuk tes urin. Saya kira tipikal prosedur pemeriksaan awal di rumah sakit-rumah sakit di Swedia adalah tes urin. Seorang petugas kesehatan datang untuk mengambil urin dan menjelaskan bahwa hasil tes keluar sekitar 30 menit kemudian. Ia juga memastikan apakah saya sedang hamil. Tentu saja saya jawab tidak :D
Saya segera berbaring menunggu dokter. Di pojok ruangan, duduk Mbak Fitri dan Mbak Alvi sambil bercengkerama. Saya sendiri takjub dengan kemutakhiran IGD ini. Gumun. Lalu saya tersadar bahwa penampilan saya sungguh kontras dengan bling-blingnya IGD. Saya yang berapologi pada diri sendiri karena sedang sakit sehingga membolehkan diri untuk tidak mencuci dan menyetrika baju, menghasilkan penampakan saya yang compang-camping: kaos kaki abu-abu, rok jeans, kaos lengan panjang MANAGEMENT UNY pemberian adik, dan jilbab putih. Keseluruhannya berwarna mbladhus dan kusut karena saya salah menyetel mesin cuci sebelumnya (inilah yang disebut ndeso).
Tak lama kemudian, sesosok laki-laki muda berjas putih memasuki ruangan periksa. Posturnya tidak terlalu tinggi dan agak berisi. Rambutnya ikal berwarna hitam. Sepertinya dia berasal dari Timur Tengah.
“Hi, Fauziah. You are from Indonesia?”tanyanya memastikan, ramah sambil mendekatiku.
“Hi, Doctor. I am Indonesian.”
“It’s a pleasure to meet you. I am Walid (tuuut--ama keluarga disensor), your doctor. I am from Palestine.”
Jedug! Sontak saya bangun dari tempat tidur. Maksudnya, dari posisi berbaring menjadi posisi duduk selonjor di atas bed. Saya diliputi euforia yang sampai-sampai membuat saya lupa tentang sakit perut yang sedang saya alami.
“Really? Oh, God! I do want to go to your country! Are you from Gaza?”pekik saya girang.
Mbak Fitri dan Mbak Alvi cengar-cengir di pojok ruangan. Dokter Walid terhenyak.
“Yes, I came from Gaza.”
“Mashaallah, I really want to see your country. I do want to pray in Al Quds. I do want to meet HAMAS.”
“Yeah. I want to go back to Palestine but you know, nowadays it seems harder to get in Al Quds. You know, there are more and more israelian armies around Al Quds.”
Dokter Walid tercenung. Saya pun termenung mendengarkan kalimat terakhirnya.
“Someday I’ll go there, Doctor. I promise you. Inshaallah,”tekad saya dalam hati.
“So! What brings you here?”kata dr Walid tiba-tiba, berusaha mengembalikan alur pembicaraan ke trek yang seharusnya.
Dengan dibantu Mbak Fitri dan Mbak Alvi, saya menjelaskan tentang kram perut yang saya alami beberapa hari ini. Mbak Fitri menengarainya sebagai gejala diverkulitis atau radang usus, serta menceritakan riwayat gangguan pencernaan yang pernah saya alami. Dr Walid memeriksa saya sebentar dan membenarkan Mbak Fitri lalu meninggalkan ruangan dan akan kembali lagi setelah hasil tes urin keluar. Kami diminta menunggu sejenak.
Tiba-tiba saya sadar tentang kecompang-campingan penampakan saya. Jika saja saya tahu sebelumnya bahwa hari ini akan bertemu dengan seorang dokter dari Palestina, tentu saya akan merapikan penampilan. Jika saja... pasti.... Nah. Saya kira salah satu hikmah tidak boleh berandai-andai adalah untuk menjaga kesehatan mental individu agar tidak terjangkit virus mematikan bernama penyesalan. Namun tetap saja saat itu saya merutuki kelalaian saya dalam menjaga penampilan. Ditambah lagi saat itu saya belum mandi karena kedinginan (suhu saat musim dingin bisa mencapai -20oC) dan datang ke IGD tanpa make up sama sekali (definisi make up adalah krim pelembab wajah dan lip balm agar kulit wajah serta bibir tidak terkelupas karena kering). I was so rombeng perfectly!
Beberapa saat kemudian dr Walid masuk kembali dalam ruangan. Beliau menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan berdasarkan hasil tes urin saya. Dr Walid menawarkan opsi apakah saya perlu obat penghilang rasa sakit jika sewaktu-waktu perut saya kram lagi. Saya mengiyakannya. Dr Walid menuliskan resep suatu obat untuk saya beli di apotek IGD. Obat dengan dosis rendah, separuh dari dosis yang biasa diresepkan dokter di RSUP dr Sardjito, kata Mbak Fitri. Konsumsi obat itu juga hanya saat terjadi kram perut saja.
Sesaat kemudian dr Walid bercerita kembali tentang Palestine dan keinginannya berlibur ke Indonesia dan Malaysia suatu saat nanti. Beliau juga menanyakan program apa yang kami ikuti sehingga kami bisa berada di Borås, apa yang sedang kami pelajari, sampai kapan belajar di Hogskolan i Borås, dll. Keramahan yang tidak basi! Lalu beliau memperkenankan kami untuk pulang. Beliau keluar ruangan periksa, sementara kami mengucapkan terima kasih dan saya berbenah. Saat kami bertiga meninggalkan ruang periksa menuju apotek, kami melewati sebuah ruangan dengan pintu terbuka. Saya menoleh ke arah ruangan tersebut. Di dalamnya, dr Walid duduk menghadap komputer. Saya tersenyum ke arahnya, tanda terima kasih terakhir sebelum saya meninggalkan IGD.
Mei, 2011.
Saya membuka kotak pos bernomor kamar apartemen yang saya tempati. Sebuah surat tagihan dari IGD. Sistem pembayaran di Swedia memang mayoritas melalui bil yang dikirimkan pihak apartemen/rumah sakit. Dalam bil tersebut berisi tagihan tertanggal sekian dengan jumlah sekian, yang harus kita lunasi sebelum tanggal sekian ke nomor rekening sekian. Jadi tidak dibayar seketika itu juga saat kita menempati apartemen ataupun datang ke rumah sakit.
Mata saya mencermati surat tagihan itu, tagihan biaya periksa di IGD tertanggal April 2011. Memori saya otomatis flash back. Bulan April 2011 saya memang ke IGD lagi untuk ke-2 dan ke-3 kalinya karena dehidrasi, semua makanan dan minuman tidak mau diterima lambung saya. Diagnosanya, winter vomitting disease. Tertera di sana, Läkare: ..., Elizabeth (lupa nama belakang dokter yang memeriksa saya kala itu). Saya lihat total tagihannya lebih dari SEK 5.000 (SEK 1 = Rp 1.300,00). Alhamdulillah saya tinggal membayar SEK 400 untuk biaya administrasi di IGD sementara sisa tagihan covered by asuransi kesehatan.
Saya telisik lagi tagihan itu. Mencari-cari tulisan Läkare: *tuut*, Walid. mencari tagihan tertanggal 13 Februari 2011. Tidak ada! Mungkin terselip di kotak pos. Saya cari-cari lagi. Tidak ada! Bulan depan saya akan pulang ke tanah air. Hanya tersisa bulan ini bagi saya untuk melunasi segala tagihan dsb karena bulan depan saya akan menutup rekening SwedBank. Saya cermati lagi surat tagihan dari IGD. Hanya ada tagihan pembayaran periksa dr Elizabeth! Di manakah tagihan dr Walid? Padahal saya periksa di IGD yang sama, sama-sama hari Ahad, dengan prosedur pemeriksaan tidak berbeda. Akhirnya saya menyerah dalam mencarinya. Kesibukan saya dalam menyelesaikan laporan penelitian menyita waktu dan perhatian saya. Pun, sejak kepulangan saya di tanah air setengah tahun lalu hingga kini, tidak saya terima surat tagihan biaya periksa dr Walid :’)
Yaa Allah, berkahilah profesi dr Walid… berkahilah hidupnya dan keluarganya… dan masukkanlah ia beserta orang yg menyayangi maupun ia sayangi ke dalam golongan hamba-Mu yg sedikit. Amiinn…
Teruntuk ayahanda Maryam, Omar, dan ke-3 adiknya yang lain: may Allah let us meet each other again in a better chance, in a better place... Al Quds. Baroka allahu fiikum.