bismillah.
Melanjutkan catatan ini.
Oleh: Ust. Herry Nurdi
Kalau ditimbang, taat dan maksiat nya lbh banyak mana?
Melanjutkan catatan ini.
Oleh: Ust. Herry Nurdi
Penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan melihat
tumpukan buku, kecerdasan kita meningkat 40%. Jadi kalau pingin pintar,
sekarang lihat tumpukan buku, nanti lihat lagi.. (lol. Kidding ^^v)
Berapa kali kita membiasakan diri untuk membaca buku?
Bagaimana keterikatan kita dengan perpustakaan dan sumber-sumber ilmu di
samping ulama? (Ustad Herry Nurdi dalam sebulan targetnya membaca 30 judul buku) Jangan mudah berapologi pada diri sendiri, mencari-cari alasan untuk tidak
membaca buku yang sejatinya karena malas.
Al Fatih: mengkaji jalan masuk ke Konstantinopel dari
laut dan darat. Membuat puluhan terowongan rahasia. Diteliti betul. Sebelumnya, Fatih juga mengadakan perjanjian kecerdasan antara khilafah Utsmaniyah dengan kerajaan-kerajaan di sekitar Konstantinopel yang salah satu klausulnya adalah tidak membantu Byzantium jika terjadi apa-apa.
Dua tahun sebelum perang, Al-Fatih mengirim
provokator-provokator ke Byzantium untuk melakukan down grade penduduk di sana shg hanya
6000 penduduk Byzantium yang ikut berperang. Muhammad Al-Fatih juga mengepung pulau-pulai di sekitar Byzantium
(Bosporus dan Laut Marmara) supaya pulau-pulai ini tdk mengirimkan pasukan. Fatih
memilih dan membina sendiri pasukannya, yg tangguh fisik dan kuat ruhiyyahnya à jadilah orang yang tawadhu’ dalam bersikap, matinul
khuluq, matang, cerdas dalam keilmuan.
Matinul khuluq:
Ketika Masjid Nabawi dibangun oleh Rasulullah SAW, beliau
sedang halaqah dengan para sahabat. Lalu datanglah seorang Arab Badui dan
mengencingi masjid. Para sahabat marah, bahkan ada siap menghunus pedang. Kata
Rasulullah: biarkan dia menyelesaikan hajatnya. Dan sesudah selesai kencing,
Rasulullah meminta para sahabat utk mengambil air dan membersihkannya.
Setelahnya, Rasulullah menjelaskan pada orang badui itu bahwa tempat ini bukan
utk melakukan itu melainkan utk beribadah dan membaca wahyu. Dst... hingga saat solat orang badui tsb berdoa agar keberkahan dilimpahkan hanya padanya dan Rasulullah saja! Tidak usah orang lain (saking kepincutnya sama akhlaq mulia Rasulullah ^^) à taklukkan hati mad’u
Dakwah itu paling mudah ketika melibatkan perut
Suatu waktu, ada konferensi
punk se-Jakarta di Tangerang. Ustad Herry memikirkan solusi utk berdakwah kepada
mereka. Prinsipnya: yad’uuna ilal khoir à mengajak
melakukan kebaikan. Menyentuh pundak ketua kelompok punk, diajak sholat. Alhamdulillah ia mau dan diikuti para follower nya. Manisnya iman à semakin banyak yg menikmati semakin terasa nikmat.
Dakwah itu tidak pernah gagal kalau melibatkan makanan
Usai solat, mereka diajak makan bersama di rumah Ust. Herry. Selanjutnya, mereka diajak halaqoh bulanan. Dalam perkembangannya, menjadi 2 bulan sekali lalu menjadi pekanan. Panggilan mereka utk Ust. Herry: tadinya abang lalu menjadi ustad dan sekarang yaa amirul shaaf (pepimpin barisan) xD. Fokus pembinaannya: jangan tinggalkan sholat dan jangan lakukan maksiat.
Ust. Herry pernah berkunjung ke salah satu universitas di Kalimantan. Sedang ada renovasi asrama kampus. WC mampet karena tersumbat kondom 25kg! Innalillah...
Maka, kebermaknaan dakwah yang sesungguhnya bukanlah terletak pada barisan-barisan melingkar di masjid namun implementasi terhadap masyarakat. Jangan duduk manis mengaji saja, itu bukan tujuan dakwah! Tujuan dakwah adalah mengubah masyarakat di luar sana agar menjadi lebih baik.
Muhammad Al Fatih menyebut pasukannya à wahai pasukan abu ayyub al anshari, bangkitlah! Raihlah kemenangan! à bangga disebut pasukannya shohabat.
Apakah iman kita sudah memberikan kekuatan?
Pada zaman Rasulullah, ada seorang sahabat yang miskin turut berperang. Dia minder dan sering
memisahkan diri dari rombongan pasukan Rasulullah. Suatu siang saat istirahat dia memisahkan diri dari rombongan seperti biasanya dan ketiduran. Ia pun tertinggal
rombongan. Saat bangun tidur, dia melihat ke sebelah kanan, ada singa. Tanpa gentar dia menunjuk ke arah singa sambil berteriak, “Wahai singa, aku
ini adalah pasukannya Muhammad! Takutlah engkau kepada Allah dan antarkan aku
kepada rombongannya!” Karena kekuatan imannya, singa itu pun tunduk dan membiarkannya naik ke tubuhnya lalu mengantarkannya ke rombongan Rasulullah SAW. Jadi di antara rombongan yang menaiki unta, ada satu yang
naik singa! =))
Al-Fatih secara pribadi sangat mulia, baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofuur, berbasis pada keadilan, kemakmuran, dan kemajuan à berhasil membangun 300 masjid, 57
universitas, 89 kamar mandi umum, ratusan tempat transit utk musafir, jembatan-jembatan antarkota, mengubah banyak gereja mjd masjid, dst. Pemeriksaan dan pemantauan dilakukan sendiri pada seluruh jabatan dan depart di pemerintahan.
Wasiat Al-Fatih kpd penerusnya: jadilah orang yang adil
dan soleh serta penyayang. Berilah perlindungan kepada seluruh rakyat tanpa
pengecualian. Bekerjalah demi menyebarkan Islam, bukan demi-demi yang lain.
Utamakan kepentingan islam di atas kepentingan-kepentingan yang lain. Jangan
melantik pegawai yang abi terhadap agamanya. Hindari bid’ah yang merusak agama.
Lakukan perluasan negara melalui jihad. Lindungi harta baitul maal. Jangan
mengambil harta rakyat. Pastikan yang lemah mendapat jaminan kekuatan. Hormati
dan muliakan ulama. Jangan tertipu pada harta dan kuasa. Jangan melakukan
sesuatu yang berentangan dengan hukum islam. Bekerjalah untuk memuliakan islam.
Hormatilah ummat-Nya. Jangan memubadzirkan harta negara dan gunakan secukupnya.
Hiduplah sederhana.(The more I know about you, the more I love you Fatih! <3)
Wasiat ini untuk kita. Kalau tidak bisa semuanya,
ambillah sebagiannya.
“Kalau tidak bisa melakukan semuanya, jangan ditinggalkan
semuanya. Ambil satu mjd amalan unggulan kita!”
Sebab-sebab keruntuhan Khilafah Utsmaniyyah:
Munculnya sultan-sultan yang tidak memiliki kredibilitas dan
integritas. Pemimpin dan gol ulama mengabaikan amal makruf nahi
munkar.
Imam Ghozali dalam Ihya ulumuddin bagian muqoddimah à fasadul ummah
lil fasadil umara’, kerusakan masy krn kerus pemr. Fasadul umara lil fasadul
ulama, kerus pemr disebab olh rusaknya ulama. Fasadul ulama hubbuddunya wal
maal, sebab kerus ulama krnn cinta dunia
dna harta.
Ulama--alim--berilmu
à tujuan kuliah utk mendapatkan
kerja? Seharusnya: utk lbh taat pada Allah!
Sultan Abdul Aziz à pengagum barat,
suka maksiat, mubadzir, banyak hutang à digulingkan dgn
cara menerbitkan fatwa ulama. Ulama diminta utk menerbitkan fatwa. Termasuk
jual beli gelar dan jabatan, melibatkan wazir dan ulama. Sultan-sultan yang dilantik banyak yang blm cukup umur, ada yg berumur 7 tahun. Ketika sultan-sultan kecil
dilantik, maka dalang-dalang politik adalah para selir dan harim. As it was said
before.
Munculnya father side (?) à tradisi Byzantium di mana sultan membunuh saudaranya sndr utk mengurangi saingan. Sultan Muhammad III bahkan membunuh 19 saudaranya à pembunuhan,
kemaksiatan, kekejian terjadi à Puncak penyebab
keruntuhan.
Di Museum Topkapi di Turki terdapat pedang bertahtakan berlian. Gimana
mau perang kalau pedangnya semacam ini? Jikapun bukan utk perang, ini sudah
berlebihan. Di sana terdapat juga gambar-gambar sultan berperut gendut.
Sultan Abdul Hamid II à letak
keruntuhan. Muncul Mustafa Kamal At-Taturk. Muncul pemberontakan-pemberontakan thd Khilafah Utsmaniyah, pecahnya mjd saudi arabia dll. Di arab saja terdapat 23 negara Islam yg tadinya
mjd 1 wilayah.
Dulu di Madinah ada stasiun yang ada rel kereta yg
menghubungkan Madinah dan Turki. Rel kereta tdk hanya membawa penumpang dan barang
namun juga peradaban, pertukaran intelektual dst.
“Jadilah muslim yang sholih, brilian, militan, dan jangan
takut disebut orang radikal. Radikal itu artinya akar. Maka radikal=mengakar. Agama jika tdk mengakar maka mengambang. Kalau mengambang maka mudah
hanyut dan terbawa arus.”
Sesi Diskusi:
1. Generasi sekarang sangat jauh levelnya dari Muhammad Al
Fatih. Apa yang harus dilakukan agar semangat Al fatih hadir kembali? Dan
bagaimana agar setelah mabit ini kita dapat mempertahankannya, tidak lagi kembali ke
kehidupan yang nyata?
Jawab:
Setelah mabit ini kembali kek kehidupan yang nyata. Jadi
sebenarnya kehidupan antum itu yang seperti apa? (lol)
Wallahu a’lam bish showab. Banyak formulasi para ulama
yang merumuskan bagaimana caranya. Contohnya, Al Ghozali merumuskan yang paling
tinggi adalah ILMU. Maka dikuatkan ilmunya. Sementara Hasan Al Banna merumuskan
yang paling dominan adalah GERAKAN. Abdullah Azzam mengatakan JIHAD. Mau’idham
mastatho’tum, siapkan apa yang antum mampu. Masing-masing kita standarnya berbeda.
Ada sebuah kisah lucu yang hikmahnya luar biasa.
Nasruddih Hoja, pada suatu hari memutuskan utk melakukan perjalanan dengan dua
orang kawannya, yang satu Hindu yang lainnya Yahudi. Di tengah perjalanan,
mereka kehabisan bekal. Hanya tersisa satu roti. Lalu mereka memutuskan utk
membagi roti ini dibagi saja. Lalu ada yang usul utk dimakan 1 orang dan orang
tsb yg akan mencari bantuan. Syaratnya, yg dpt roti adalah yg bermimpi paling
baik maka paginya boleh makan roti.
Paginya, Yahudi: mimpi bertemu bintang sangat terang
hingga tubuhnya benderang. Seolah-olah aku ini jadi orang baik. Hindu: mimpi mandi di sungai gangga yg menghanyutkan
dosa-dosaku. Nasruddin: aku mimpi aku bertemu guru yang paling aku
taati. Aku tdk pernah membantah meskipun satu kata dari guruku ini. Dan dalam
mimpi itu, guruku berkata "Kalau lapar, makan saja rotinya." Ya aku bangun.
Terus, ya aku makan saja rotinya.
Hikmahnya: antum kalau sami’na wa atho’na (dalam hal ini thd Allah dan
Rasul-Nya), insyaallah keberntungan-keberuntungan itu lahir.
Jadi tidak perlu memikirkan setelah ini harus apa, lalu
apa dst. Yang perlu antum lakukan adalah sami’na wa atho’na thd perintah Allah
dan Rasulullah, terhadap ulama. Insyaallah kita akan beruntung. Paling mudah
itu dakwah thd mhs eksak. Dikasih tau ini langsung bilang, oh iya betul itu.
Langsung dikerjakan. Yg plg susah mhs sosial, selalu tny pendapatnya siapa dsb.
Ga jalan deh ini dakwah! (lol). Sami'na wa atho'na bukan berarti taqlid, tp
dgn ilmu
Tugas kita: inna nasrullahi fathhun qoriib. Sesungguhnya
jika pertolongan allah itu datang, maka kemenangan itu telah dekat. Kira2 kita
ini udh LAYAK ditolong allah blm?
Bagaimana kualitas ibadan dan ketaatan kita?
“Imaanu yajiidu wa yankus. Yaziidu bi tho ah. Wa yankusi
bi makshiyiyah. Iman itu naik turun. Naiknya krn taat kpd Allah. Turunnya krn
maksiat kpd Allah.”
Kalau ditimbang, taat dan maksiat nya lbh banyak mana?
~to be continued~