torsdag 31 maj 2012

Rinai Salju Bulan September

bismillah.
catatan hari akhir mei

Rendezvous denganmu,
bagai rinai salju bulan September
lebih mula, yang utama
Engkaulah akhir musim panas,
yang menyemai indahnya musim dingin
dalam kemilau September 
yang menyerah pada kerinduan Desember
~terima kasih Tuhan atas kesempatan mulia ini, maka muliakanlah akhlakku dengannya~  


Ada ceria atas tawa mereka, ada bahagia terhadap jernih tatap mata mereka, ada gemas terkait lucu dan lugunya mereka, ada cinta untuk jiwa-jiwa yang lepas dari surga. Pengalaman micro-teaching di SDIT Int. Luqman Al Hakim beberapa waktu lalu menyiratkan banyak cerita yang harus segera saya tuliskan di blog ini jikalau tiada mau terlupa. 

Di tengah suasana hectic akhir semester dan akhir masa lajang (?), Ust. Fely dan Ust. Beti menyarankan saya untuk segera melakukan micro-teaching, kegiatan mengajar di kelas selama 60 menit dalam rangka seleksi penerimaan guru baru di SDIT Int. Luqman Al Hakim. Akhirnya saya melaksanakan amanah itu pada suatu hari Jumat pukul 10.45-11.45 WIB. Alhamdulillah, materi yang saya persiapkan sesuai dengan kurikulum yang seharusnya: months in a year. It really was by a chance! I didn't ask the teacher before, about what should I prepare. Istighfaaaaarrr... itu bukan suatu kebanggaan tapi keteledoran! o.O

Saya pun memakai metode modifikasi perilaku dalam psikologi pendidikan: token ekonomi. Teknisnya, saya siapkan sticky notes yang berperan sebagai token. Aturan mainnya, yang dapat menjawab pertanyaan dari saya maupun siswa lain mendapat selembar sticky note. Lembar-lembar tersebut dapat ditukarkan hadiah pada pertemuan pekan depan. Pada mulanya saya kondisikan dengan menyanyikan 'months in Islam' bersama-sama dengan para siswa. Kelas 4 SD sekarang sudah pinter-pinter, ya. Udah khatam nasyid nya Yusuf Islam yang berjudul Months in Islam. Perasaan, dulu bebek saya masih saja adus kali saat saya kelas 4 SD... o.O

Setelah itu, saya memberikan tantangan pada para siswa untuk menuliskan 3 bulan masehi pertama di papan tulis. Of course in English. Yang mau dan mampu melakukannya akan mendapatkan 1 token lagi. Hampir semua berebutan maju ke depan, walaupun sampai di depan pada bingung nulisnya pakai Y atau I. Januari atau January. Maret atau March. Hehehe.... 

Begitu seterusnya hingga tertulis dengan benar di white board 12 bulan masehi dalam bahasa Inggris. Selanjutnya saya tuntun mereka untuk melafalkannya. Semangat sekali, ya, jiwa-jiwa muda. Benarlah kiranya, darah muda darah yang berapi-api... (?)

Selanjutnya saya bagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok saya minta untuk menyusun sebuah cerita singkat yang di dalamnya terdapat minimal satu nama bulan. Dalam masing-masing kelompok, terdiri dari sekitar 5 siswa. Setiap siswa saya bekali selembar kertas HVS kosong. Gunanya untuk menuliskan sebuah kalimat yang nantinya disambungkan dengan kalimat-kalimat di HVS kawan sekelompoknya dan jadilah sebuah cerita singkat. 

Misalnya seperti ini:
Nah, sesudahnya tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas tentang cerita pendeknya tsb. Lalu mereka membuat satu pertanyaan spontanitas terkait cerita mereka yang ditujukan kepada teman-teman lain di kelas itu. Bagi yang dapat menjawabnya, dapat satu token lagi. Jadi mereka harus mendengarkan dan menyimak baik-baik cerita singkat yang disampaikan kelompok presentator di depan kelas. Teaching point-nya: mendengarkan dan memerhatikan orang lain saat berbicara.

Anak-anak itu,
bagai penghuni surga yang terlepas ke bumi...
(seorang ustad yang saya lupa namanya)

Saat itu, ada seorang siswa bertanya pada saya. "Ust, bahasa Inggrisnya hari ini itu apa?" Saya jawab,"Today." Dia menirukan pelafalan saya tapi... "Today I don't feel like doing anything...." Allahu akbar! Saya tertawa gemas. Anak kelas 4 zaman sekarang, ya... udah bisa aja nyanyi lagunya Bruno Mars dengan pelafalan yang fasih. Dulu zaman saya, masih saja bebeknya adus berkali-kali (?).

Micro-teaching berakhir dengan selamat. Alhamdulillah tidak ada siswa yang berniat terjun dari jendela gara-gara ustadzahnya kurang mumpuni dalam mengajar tadi. Berkali-kali saya istighfar, semoga apa yang telah saya lakukan bukanlah sebuah kedzaliman. Dan akhirnya banyak nian yang mendapat token which also means saya harus menyiapkan banyak hadiah untuk pertemuan selanjutnya :))

Alhamdulillah mulai pekan ini saya menjalani resmi internship di SDIT Int. Luqman Al Hakim. Kemarin saya menyempatkan diri ke sana pada jeda dua waktu kuliah, 10.30-13.00 WIB. Setibanya di sana saya langsung disambut sekelompok siswa tahun awal sedang menghafalkan QS Adh-Dhuha di taman sekolah... :3 

Saat jam istirahat saya menengok ruang kelas Year 1B. Yaa Kariim, lucu-lucu anak-anaknya. Pingin saya bawa pulang lalu dipajang di kamar.

Sebagian mereka sedang menggambar dan mewarnai di sebuah buku gambar besar, bersama-sama. Sebagian lainnya asyik meniup recorder dan menghasilkan irama lagu anak-anak. Sementara itu, siswa putra bermain lego dan beberapa permainan lain.

Begitu saya datang, seorang siswa bertanya: "Ustadzah namanya siapa? Baru, ya? Mau ngajari kita?"

Setelah memperkenalkan nama, segera saya bergabung dengan siswi-siswi yang asyik menggambar dan mewarnai. Jurus andalan: gambar jerapan dan Pippi Långstrump sambil nyanyi geje lalu mereka semua terkesima... (huahahahaaa... bangga akhirnya ada yang menyukai coretan kekanakanku!)

  
"Ustadzah Fau... Ustadzah Fau...,"ujar Mbak Jimas.

Giliran saya yang terkesima. Nak, kenapa kau langsung memanggilku dengan panggilan favoritku? :3

"Ustadzah di sini saja, ngajari kita nggambar,"kata temannya (duh, Nak. 'Afwan saya sulit sekali menghafal nama..o.O)

Saya pun pinginnya begitu Nak, mengampu kelas-kelas awal saja ya, year 1 atau 2. Selain karena beban tanggung jawab akademis thd kalian yang menurut saya lebih memudahkan untuk saya pertanggungjawabkan kpd Allah, hati saya lebih cenderung pada kalian daripada kakak-kakak kalian di year 4... xD

Ustadzah lebih suka bermain-main sambil menyanyi... menggambar... tertawa bersamamu... menemanimu saat menangis... daripada berdebat masalah politik dengan kakak-kakakmu yang jenius itu, Nak... o.O (bayangpuuuuun... siswa kelas 4 SD hobinya mengikuti dunia perpolitikan dunia! hwawawaaaa T.T)

Alhamdulillah, 15 menit menggambar dan bermain recorder bersama anak-anak year 1B, sudah cukup menjadi awal pemersatu hati-hati kami. Saat bel berbunyi dan saya bersiap pamit untuk mengajar di kelas 4, satu per satu mereka memeluk saya dan berucap agar saya mau kembali lagi ke kelas mereka di lain hari... :') huwaaaaaa terharuuuu... iya, Nak! pasti! walau saya tidak mengampumu, tdk apa-apa. kita bisa menggambar dan bernyanyi bersama tiap jam istirahat! InsyaAllah. Ustadzah akan sering menengokmu. Saaaaaaayang kalian! *pakai nadanya kayla

Meanwhile, at the classes of Year 4 A and B...
Warna-warni siswa kelas 4. Yaa 'Aziiz... kuatkan hamba Yaa Allah, agar dapat bermanfaat bagi anak-anak cerdas ini. Lindungi hamba Yaa Hafidz, dari kedzaliman yang mungkin hamba lakukan thd kecintaan-Mu ini. Ada Mbak Nabila, yang manjaaaa sekali. Suka sekali bergelayut-layut dalam dekapan ustadzah-ustadzah di kelas. Ada Mas Amri, yang jenius to the max! Hobinya bermain musik dan semua hal tentang politik. Ada Mas Hilmy, yang kinestetik sekali. Tidak bisa jenak walau sekejap mata. Muteeer, lari-lari, kucluk-kucluk... tapi paham betul apa yang disampaikan oleh ustadz/ah. Hafalan Qur'annya yang hoaaaaaa... bikin saya nyengir kuda karena malu thd kualitas diri sendiri! o.O

Ada Mbak Ines yang gemar menggambar, terutama disain baju. Jurnal hariannya dipenuhi rancangan gamis-gamis lucu plus dengan harganya. Subhanallah... semoga kelak bisa jadi entrepreneur solihah, Sayang.... Ada Mbak Ima yang anteng sekali, ya. Tapi telaten... suka sekali membersihkan kandangnya Mega, hamster di kelas. Ah, masih banyak lagi siswa lainnya yang solih/ah dan cerdas.

Tentu banyak yang lucu di kelas itu. Salah satunya woro-woro yang ditulis Mas Amri dkk di depan kandang Mega: DILARANG MENGGANGGU, MERAPIKAN KANDANG! DILARANG MENGUPASKAN KULIT KWACI!

Waktu saya tanyakan alasannya, Mas Amri dkk menjawab mantap: biar militan, Ust! (siapa coba yang mampu utk tidak tertawa mendengarnya?)

Katanya, dulu ada hamster lain selain Mega, yang mati karena terlalu dimanjakan oleh siswi-siswi kelas 4. Hahahah... dauroh militansi buat hamster ya, Nak? :))

"Kami lagi mencetaknya biar jadi survivor itu, Ust!"sahut Mas Ihsan mantap.

Yaa Salaam... anak-anak ini... :))

Lalu ada lagi. Di backpack Bahasa Indonesia bab pengumuman, siswa diminta membuat sebuah pengumuman tentang pameran seni. Salah seorang siswa menulis seperti ini:

Diumumkan kepada Bapak/Ibu bahwa akan diadakan pentas seni dunia pada
hari tanggal : Senin. 17 Agustus 2015
tempat: Paris
tema: budaya Perancis
Yang datang harus berbaju daerah luar negeri. Tapi kalau tidak pakai juga boleh datang. (rofl)

Hormat kami,

////
Orang asing (kemekelen)

Ah, anak-anak ini. Berjumpa dengannya, serasa menengadahkan telapak tangan di bulan September. Dan tiba-tiba turun salju, tergenggam dalam telapak tangan! Padahal kan, salju datang di bulan Desember. Maka seperti itulah. Allah memberikan kesempatan saya untuk belajar dan mengajar di SDIT Internasional Luqman Al Hakim saat ini, sebelum saya lulus kuliah, sebagai staff pengajar termuda di sana karena para suhu yang lain mengawali karir usai lulus S1. Rasanya bagaimana ya... nervous but addicting... yah, seperti mencicipi salju di bulan September. Bismillah.

Subhanallah wal hamdulillah laa ilaaha illallah allahu akbar.

onsdag 30 maj 2012

CUICUAAK

bismillah.

Beberapa waktu yang lalu saya mengalami bloody presentation, di mana berturut-turut saya harus mempresentasikan bab tertentu di kelas psikologi emosi, psikologi kognitif, dan modifikasi perilaku. Benar-benar mblenek. Dan saya merasa sangat diuji oleh Allah dalam presentasi tersebut, terutama pada bab systematic desensitization yang kawan-kawan sekelompok dan saya sampaikan di kelas modifikasi perilaku.

Disensitisasi sistematis adalah salah satu teknik cognitive behavioral therapy (CBT) yang konon katanya efektif untuk menangani fobia. Singkatnya seperti ini:


Saya pun pernah mempraktekkannya terhadap adik-adik sepupu saya pada zaman dahulu kala, saat Ayun masih berusia 5 tahun dan Kayla berumur 3 tahun. Mereka adalah korban kekejaman zaman (?). Sebagaimana perasaan takut adalah hasil dari proses belajar, begitu pula yang terjadi pada anak-anak manis itu. Mereka takut laron setengah hidup! Sejarahnya, Ayun sering ditakut-takuti laron oleh simbah waktu kecil. Respon netralnya terhadap laron pun berubah menjadi ketakutan. Setiap kali hujan turun, bisa dipastikan sesudahnya Ayun menjerit-jerit ketakutan melihat laron-laron bermunculan dan beterbangan. Jadi, Ayun belajar ekpresi emosi takut terhadap laron dari simbah. Nah. Kayla, adiknya, melihat kakaknya ketakutan bukan kepalang terhadap laron, belajar juga darinya. Modeling, begitu kata teori social learning-nya Bandura.

Saya yang waktu itu belajar sedikit sekali tentang disensitisasi sistematis di kelas psikologi kepribadian, tertantang untuk mengamalkannya. Semoga bukan malpraktek ^^v. Pada suatu malam usai hujan deras dan laron pun bertebaran di seantero kampung, terdengar suara menjerit-jerit dari kakak beradik itu (lebay). Akhirnya saya minta ibunya untuk memangku mereka berdua. Dengan berbekal bacaan basmalah dan kitab psikologi kepribadian, saya mulai menerapkan teknik terapi ini. Mulanya saya pegang seekor laron, saya dekatkan ke arah mereka. Jerit-jerit histeris, meraung-raung menangis (tenin iki, ra ngapusi!). Setelah saya pahamkan bahwa laron tidak akan menggigit mereka, akhirnya mereka mulai bisa menguasai diri. Saya dekatkan lebih dekat lagi laron itu, mereka panik, saya pahamkan lagi dengan bahasa sederhana, mereka mulai tenang. Begitu seterusnya hingga mereka berhasil memegang sayap laron dan akhirnya seekor laron utuh! Fyuh! Alhamdulillah wa syukurillah, walaupun memakan waktu sejam lebih, akhirnya dua bocah itu jadi ketagihan laron sampai sekarang :))

Pun saat seorang mahasiswa kedokteran UMY mengaku fobia kecoak dan meminta bantuan saya untuk mengatasinya. (Astaghfirullah, saya sadar betul bahwa saya belum berlisensi psikolog dan sepertinya memang telah melakukan malpraktek. Tapi kalian yang memaksa saya lho dengan alasan kalau ke psikolog bayarnya mahal kalau ke mahasiswa gratis! o.O). Alhamdulillah, dengan metode yang sama dengan di atas, klien (wush! istighfaaaaaarr...) saya tsb akhirnya tidak pingsan lagi saat melihat kecoa. Walaupun ada satu hal yang saya lewatkan dalam setiap sesi: pelatihan relaksasi. Mohon maaf dan ridhanya atas khilaf ini... ^^v

Nah. Waktu presentasi di kelas modifikasi perilaku, terbersitlah sindiran terhadap diri sendiri: "Kamu tu berteori banyak tentang desensitisasi sistematis. Berani ga menerapkannya pada diri sendiri? Katanya, Allah ga suka sama orang yang mengajarkan ini-itu tapi dirinya sendiri ga melaksanakan?" Ya, saya mencibir diri sendiri karena saya termasuk jamaah al-fobiyyah (wa hipokondriyyah). Tepatnya terhadap cicak. Saya tidak ingat mulai kapan takut cicak, yang jelas kalau melihat cicak bawaannya merinding dan pingin muntah. Itu masih mending daripada adik saya, yang kalau ada cicak di kamar mandi lebih baik tidak usah mandi daripada harus seruangan dengannya. Wkwkwkwk.... Eh. Jangan-jangan kamu belajar takut cicak dariku ya, Nduk? *gulung2 :))


Cicak cicak di dinding
diam diam merayap
datang seekor nyamuk... hap!
lalu ditangkap

Sepulang dari kuliah modifikasi perilaku, saya menuju parkiran motor. Suasananya lumayan ramai, jam pulang kuliah berbanyak mahasiswa. Segeralah saya pakai helm. Sebagai pengendara yang baik, helm saya pakai hingga berbunyi 'klik'. Saya tengok melalui kaca spion, ternyata banyak yang antre di belakang menunggu saya segera hengkang dari pandangan. Wajarlah kiranya, karena ruas jalan keluaran parkiran bersama fpsi-feb sangat sempit.

Dan di sanalah tragedi mengerikan itu terjadi....

Berhubung kaca helm saya tidak bisa dinaikkan, selalu saja turun menutupi muka, maka begitu pula yang terjadi saat saya mulai melajukan motor perlahan menuju pintu keluar parkiran, diikuti banyak motor di belakang saya. Dan saat kaca helm saya turun itu... tampaklah seekor makhluk gemuk genyuk-genyuk nongkrong dengan santainya di kaca helm bagian depan. Cicak! Cicak! Cicak! Dari tadi dia sembunyi di antara kaca helm dan bagian helm yang mancung di depan-atas (saya tidak tahu nama-nama bagian helm). Wuh. Wuh. Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Ada cicak tepat di depan mata kiri saya, tak lebih dari 15 cm jaraknya. Itu rasanya seperti... seperti.... habis minum dulcolax 5 butir sekaligus.... lemes to the max. Tapi berbeda tentu saja dengan sensasi lemes saat mendengarkan suara empuknya kyuhyun... xD

Cognitive appraisal saya mengisyaratkan bahwa makhluk mengerikan itu, jika tidak hati-hati mengusirnya dari helm, dia akan berontak dan masuk ke mulut lalu saya mati (efek nonton film horor thailand: Phobia 2). Diusir dengan sekali kibasan tangan? Oh, tentu saja: NO WAY! Saya akan merasa tangan saya telah terkontaminasi racun paling dahsyat sejagad raya sehingga harus diamputasi. Na'udzubillah. Alternatif terbaik untuk melakukan cicak-exorcism adalah dengan membuka tali pengaman helm yang tadi berbunyi 'klik' secara sangat pelan-pelan agar jangan sampai dia kaget lalu berlari panik masuk ke dalam kaca bagian dalam helm dan selanjutnya masuk ke mulut saya yang menganga berteriak panik, lalu melepas helm dengan amat perlahan, dan mengibaskannya sekencang-kencangnya agar cicak itu jatuh. Sedangkan di belakang saya antre berbanyak motor untuk segera keluar dari parkiran.

Akhirnya saya putuskan untuk keluar dari tempat parkir dengan kecepatan dimik-dimik agar si cicak tidak kaget dan panik, sambil menahan nafas karena sangat mual dan tangan saya sudah super duper tremor. At least saya tidak mendzalimi antrean motor di belakang. Sesampainya di depan kantin bonbin FIB, saya sudah tidak kuat lagi menahan nafas. Itu adalah pengalaman menahan nafas terlama bagi saya! Naik motor berkecepatan cacing ngesot dari parkiran fpsi hingga depan bonbin. Si cicak masih kalem sementara saya semakin lunglai. Lalu... bismillah! Buka pengaman helm dengan amat sangat hati-hati sekali: klik! Lepas helm dengan sangat cepat: set! Dan.... prak prak prak prak prak praaaaaakk!!!! Dengan sadis saya pukul-pukulkan helm ke bagian samping lampu depan motor. Si cicak langsung mencolot ke rerumputan di pinggir jalan lalu berlari menjauhi saya yang kayak orang kesetanan dan akhirnya menghilang. Saya masih khusyuk memukul-mukulkan helm walaupun saya tahu cicaknya sudah lenyap. Hanya saja, bayangan cicaknya itu masih bergelayut-layut menyebalkan di pikiran saya. Bisa dibayangkan? Melihat akhwat di pinggir jalan, sendirian, memukul-mukulkan helm di bagian depan motornya... lama? Ckckckck... sungguh terlalu!

Tidak usah ditanya, di TKP saat itu juga, saya langsung pingin muntah. Bahasa jawanya, mulek-mulek. Jadi sudah berpose dan bergestur hoek-hoek tapi tidak ada yang keluar. Bayangan di depan berkunang-kunang. Nggliyer puooool.... Beberapa saat saya tidak dapat menguasai diri. Sekujur tubuh tremor, bawaannya prindang-prinding di seluruh tubuh. Sesak yang menghasilkan nafas-nafas pendek, cepat, dan tak beraturan, nampaknya karena serangan takikardi tingkat tinggi (sok beranalisis). Saya sempat berharap agar pingsan saja daripada bergaya prakesurupan di pinggir jalan.

Inilah jawaban dari cibiran saya tadi di kelas modifikasi perilaku: TIDAK, SAYA BELUM BISA MENERAPKANNYA PADA DIRI SENDIRI. Astaghfirullahal 'adhim.... Yah, walaupun pengalaman yang baru saja saya alami lebih pada flooding daripada disensitisasi sistematis, toh intinya sama: terapi terhadap fobia.

Usainya, saya tidak pernah memakai helm itu ke kampus. Walaupun itu melanggar prinsip saya untuk taat aturan lalu lintas di manapun kapanpun, saya tidak merasa bersalah sedikitpun. Saya merasa lebih aman secara psikologis untuk tidak mengenakannya. Secasa fisik tentu saja itu berbahaya. Dan terima kasih kepada Mas Kresna dan Mbak Wati yang mengundang saya ke walimahan mereka sehingga mau tidak mau saya harus mengenakan helm dalam menujunya. Alhamdulillah, sekarang sudah berani pakai helm.

Tadinya mau saya pasang gambar cicak: utuh tampak depan,
hasil penelusuran gugel tapi ternyata saya belum berani. 
Melihat gbrnya saja langsung sesak nafas, merinding smp kaki. 


Kesimpulannya?
>> sebagian mahasiswa psikologi adalah pasien rawat jalan di fakultasnya, ada jamaah al-fobiyyah, hipokondriyyah, anorexiyyah wa bulimiyyah, skizofreniyyah, bahkan salah seorang teman saya dikomentari bu dosen sebagai orang yang inferiority complex karena perilakunya yang merasa serba salah xD
>> psikologi memang selayaknya utk kita, bukan utk anda.
>> jika beredar di dunia maya, gambar akhwat berpose geje di pinggir jalan depan kantin FIB, mohon diberitahukan kpd saya krn ybs telah menyebarkan aib tanpa informed consent model ybs xD
>> dibuka kesempatan mjd terapis pribadi saya wa bil khusus untuk penanganan fobia cuicuaak... xD

måndag 28 maj 2012

SURAT CINTA

bismillah.

pertemuan kita kali ini
bukan sekedar kawan lama tak jumpa
tapi kita bertemu ada satu makna
kita punya satu perjuangan...
andai ada kasih antara kita
kita kembalikan kepada Yang Esa
agar ia suci, tulus, dan ikhlas
semoga Allah memberkati...
(tazakka--sahabat perjuangan)


"Alhamdulillah, Mbak. HI UGM!"sebuah SMS singkat saya terima saat Graduate Night semalam. Seketika bulu kuduk saya merinding. Hiruk-pikuk suasana meriah di taman Fakultas Psikologi UGM tiba-tiba terasa sunyi. 

Tak lama sesudahnya, "Alhamdulillah, Mbak Uzi. KU UGM."

Lalu, "Arsiterktur!"

Dan, "Kimia!"

Terbaru, petang ini: "Alhamdulillah, Mbak. Skor IELTS memenuhi syarat. One step closer to Nagoya! Doakan ya, Mbak!" 

Gerimis di hati menitik-nitik, diiringi puji-pujian kepada Yang Maha Terpuji nan Pemurah. Mereka adalah adik-adik angkatan saya di SMA, yang saat ini tengah memperjuangkan jenjang studi selanjutnya. Adik-adik terkasih, yang setiap pekan banyak memberikan kepada saya kesempatan untuk belajar dari kisah-kisah mereka.

Saya memang bukan pembina yang baik. Saya tidak banyak mentransfer ilmu apapun kepada mereka. Justru sebaliknya, saya belajar banyak tentang makna hidup dari setiap mereka. 

Dari forum 2,5 jam kita, Dek, hanya 30 menit saya cukupkan untuk menyampaikan apa-apa yang pun, saya sendiri masih terseok-seok berusaha mengamalkannya. Selebihnya? Saya lebih tertarik mendengarkan kisah-kisahmu. Jikalau engkau tidak ridha terhadapnya, Dek, maafkanlah, pahamilah khilaf saya... inilah kekurangan saya. 'Afwan jiddan, adik-adik tersayang.... Astaghfirullahal 'adhim....

Ada nama-namamu dalam doa solat malamku. Sungguh saya sadar betul, kalian adalah hamba-hamba pilihan-Nya, yang dipercayai amanah berat sebagaimana kadar kekuatan kalian di hadapan-Nya. Adakah kau tahu, Dek? Hati saya miris oleh rasa malu yang bertubi-tubi, saat lisanmu menyatakan bahwa sosok yang telah melahirkan dan membesarkanmu telah berpindah agama dan melarangmu menunaikan sholat apalagi mengenakan hijab di rumah, lalu kau bertanya dengan linangan air mata: "Ajari saya untuk istiqomah dalam sholat dan jilbab, Mbak...."

Demi Allah, saya malu. Saya malu padamu, Dek. Malu kepada-Nya. Jawaban atas pertanyaanmu, hanya mampu saya tuturkan kepada Yang Menggenggam Jiwa-Jiwa Kita, semoga Ia mengaruniakan kekuatan dan keistiqomahan dalam hatimu.... Mohon dimaafkan, Sayang.... Karena sungguh, saya tidak mampu mengajarkan padamu akannya....

Lalu, saya kembali membisu. Saat kau bercerita diiringi kristal-kristal bening yang luluh dari sudut matamu yang jernih: "Dulu saya kayak putri raja, Mbak. Semuanya serba ada. Tapi sejak ibu bapak berpisah, dunia serasa berbalik membelakangiku! Saya sekolah, jajan... semua dengan hasil keringat saya sendiri lho ini, Mbak! Mbak Uzi pasti juga ga menyangka kan, kalau saya punya sejarah seperti ini?"

Sungguh, tuturmu teramat berat bagi saya. Dan lagi-lagi, yang saya mampu hanya memohonkan kekuatan atas pundak-pundakmu, agar kau mampu melewati setiap ujian dari-Nya.... Maafkan lemahnya saya, Adek.... 

Kini, hampir dari setiap kalian menggapai apa yang menjadi asa dan cita. Saat kawan-kawan kalian masih disibukkan persiapan ujian tertulis SNMPTN, sebagian besar dari kalian telah dilempangkan jalan menuju sumber ilmu impian: undangan dari universitas-universitas kenamaan. Bangga, terharu, bahagia atas awal kesuksesan kalian. Semoga barokah langkah-langkahmu ke depan, Dek.... Pun, tentu saya sedih. Kurang dari empat pekan tersisa utk kebersamaan kita. Sebelum kalian dibina oleh mbak-mbak yang jauh lebih cerdas dan bijaksana daripada saya, di kampus kalian masing-masing kelak. InsyaAllah.

Semoga waktu-waktu yang kita lalui adalah kebaikan. Sekali lagi saya mohon maaf dan ridha kalian atas kedzaliman saya selama tiga tahun ini, atau sebulan ini. Tetap menjadi sosok-sosok tegar yang memberati bumi dengan laa ilaaha illallah, Sayang... :')

Uhibbukum fillah,
<3
andai ada kasih antara kita
kita kembalikan kepada Yang Esa
agar ia suci, tulus, dan ikhlas
semoga Allah memberkati...

tisdag 22 maj 2012

AR RAHMAAN 13

 bismillah.

This week is all mine! Yey! Starting with Chelsea's victory on Champions League 2012. Finally! After decades of waiting time. Hahahah... congrats, Terry! Though Lampard was the captain, you're still the best! xD


And my story goes on. Hours after the final match between Chelsea vs Bayern Muenchen, I got a very shocking SMS from Pak Rahman Sudiyo. He's a professor at Engineering Faculty in GMU, also a supervisor of SDIT Internasional Luqman Al Hakim. He texted me, stated that I am welcomed to attend the interview session for new teachers in SDIT Int. Luqman Al Hakim on Monday 21 May 2012. Subhanallah alhamdulillah.... being a kindergarten teacher is my biggest dream. And now a great opportunity comes to me. I don't even need to look for it.
So which of the favors of your Lord would you deny?
Saying about kindergarten teacher, I have a long enough story about it. Since junior high, I have a big interest on children issues despite of I'm having a regression on my developmental stages or not. It leaded me to choose IPS when I was at senior high. Since then I already had a clear image about my next education pathway: psychology, with the major of children development.

But when I discussed it with my parents, they didn't give me any support. Even bapak forbade me to be a kindergarten teacher. The only reason of course, because the salary is not at a high amount. Since then I never talked about it anymore. I didn't have any courage to write it down on my dreams list that I do want to be a kindergarten teacher. As the consequence, every time my father asked me what will I do in the future, I would answer: being a lecturer at Faculty of Psychology GMU. As you wish, Bapak....

My dearest friend, Nca, also said that it would be a wasting of my knowledge if I choose a kindergarten teacher as my future career. Specifically, she said like this: "Eman-eman, Zi. Kamu kan mau lanjutin s2 bahkan sampai PhD katanya. Masa cuma jadi guru TK."

That also is my reason, why Nodame Cantabile is my favorite movie forever ever ever! I found myself on Nodame character, both at once a very lousy girl and a being-kindergarten-teacher dreamer whom didn't receive any support from her family and friends. Instead, she was forced to be a professional piano player. Though in the end of story, Nodame enjoyed her career. The end part I think doesn't suit me.

dorama nodame cantabile
When I came to the interview session yesterday, the headmaster Ustad Fely and the school manager Ustad Iken said to me that actually I had to pass some steps before I met them yesterday. But since I was recommended by Ustad (Pak) Rahman, I was allowed to jump some earlier steps. They even called me Ustadzah Fauziah, seemed I already am accepted to be a teacher there (LOL).


Alhamdulillah, the interview session went very well. Inshaallah I would be English teacher for 4th grade students by July 2012. I did a short observation yesterday and mashaallah, the teachers are wise and the students are smart. I witnessed how the teacher implement 'laa taghdhob' on their teaching time. And their students' names reflect a noble prayer from their parents: Umar Abdul Aziz, Farid Al Farisy, Ghozi....

I myself saw the implementation of "holistic-integrated education" as the basic system at SDIT Int. Luqman Al Hakim. The main idea is Tarbiyyah Project, a massive education project based on Quran and Sunnah. Reading the main module of course makes me shiver and being motivated at once. The challenges? Lots, no doubt. One of them is 'one day one ayah' program. So everyday students must memorize one additional ayah of Quran. It also means that their teachers have to master it as well... :))

Though it is not a kindergarten, I really thankful to Allah for this great chance. I do hope that I could contribute myself on children education. And big big thanks to Ibu and Bapak (and Nca) who finally support me on this :)

So which of the favors of your Lord would you deny?

lördag 19 maj 2012

Random Thought

bismillah.

belajar pada sekitar. betapa mereka yg selalu menjadi pengingat saat lengah, penyemangat di kala jengah.

totalitas. tsiqah. kemanfaatan untuk ummat. berpemikiran divergen, berpemahaman luas. syumuul. tarbiyyah dzatiyah. husnudzan. pembinaan!

jangan sampai, egosentris dalam dakwah berubah menjadi egois. sungguh, di luar sana tantangannya tidak semakin mudah.

jangan sampai, rencana-rencana hidup hanya berorientasi pada kepentingan pribadi. maka segera selesaikan urusan dengan diri sendiri hingga dapat berlipat-lipat kontribusi utk ummat.

agenda dakwah padat, tidak ada alasan untuk memendekkan momentum 1/3 malam.

segerakan kelulusan jenjang studi. bukan untuk pertunjukan kemampuan diri, pertanyaannya: sektor mana yang kita pilih setelah ini? satu, dua, atau tiga? kebutuhan meningkat, kita pun harus sudah siap. karena tidak pernah ada pilihan untuk 'tidak'.

jangan sampai, kita meyatimkan anak-anak kita kelak dgn tidak memenuhi hak mereka thd tarbiyyah islamiyyah. karena dakwah ini menyeluruh, dalam setiap tahap hidup. dan ingatlah, bahwa Allah telah memperingatkan kita untuk waspada terhadap keluarga. jangan sampai, anak-anak dan istri menjadi penghambat dalam dakwah. jangan mudah berapologi pada diri sendiri, mengatasnamakan keluarga. sejak dini.

jangan pernah menjadikan manfaat sebagai tujuan akhir dari langkah-langkah yang kita ambil.

perbanyak istighfar... perbanyak dzikir... jika masih mengharap barokah-Nya. karena mencapainya tidak dapat dimulai dengan maksiat. jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. wa laa tansana fii du'aika.

________________________________________________
*diskusi via telp dgn seorang ukhti tercinta yg sedang melebarkan sayap dakwahnya di luar kota. ukhibbuki fillah... :')

~dialah sahabat sejati, yang pernah setidaknya berseteru tiga kali, namun darinya tidak pernah kau dapati aibmu sampai pada orang lain~

fredag 18 maj 2012

AMALAN LANGIT KETUJUH


bismillah.

Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu.


 Ibnu Mubarak mengisahkan bahwa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal RA, "Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran saking keras, halus, dan dalamnya makna hadits tersebut. Hadits manakah yang menurut pendapatmu paling penting?"

Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan kuceritakan." 

Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, "Sungguh rindu hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya segera bersua dengannya."

Ia melanjutkan, "Suatu saat aku menghadap Rasulullah SAW. Beliau menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik di belakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit dan berdoa, 'Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluq-Nya menurut kehendak-Nya.'

Kemudian beliau SAW berkata, 'Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau sepelekan, engkau tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah SWT.'

================AMAL YANG TERTOLAK=================

'Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya.

Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, "Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya."

Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal shalih seorang lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, "berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat hingga hari berikutnya." Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai sore hari.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun saat sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, "Tamparkanlan amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, naik haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, "berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang -orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub.

Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita diiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, "Aku ini penjaga sifat hasud (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasud kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diridhai Allah SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melewati pintuku menuju pintu selanjutnya."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, "Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Apabila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat, jihad, dan kewara'a. Suaranya pun bergemuruh bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, "Aku ini penjaga sum'at (ingin terkenal/riya'). Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam kumpulan, kumpulan, selalu ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai melewatiku. Setiap amal yang tidak bersih karena Allah, itulah yang disebut riya. Allah tak akan menerima amal orang-orang yang riya."

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba : shalat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, dzikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah.
Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang shalih dan ikhlas karena Allah SWT.

Namun Allah berfirman, " Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hamba-Ku. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak karena-Ku. yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan amalan itu. Aku laknat dia, karena menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah). tapi Aku tak'kan tertipu olehnya.

Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepada-Ku setiap apapun yang samar. tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan apa yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yagn akan datang. Pengetahuan-Ku kepada orang-orang terdahu-Ku sebagaimana pengetahuan-Ku kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar daripada rahasia. Bagaimana bisa amal hamba-Ku menipu-Ku. Dia bisa menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap kepadanya.

Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada saat itu dan 3000 malaikat lain yang mengiringinya menimpali, "Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami kepadanya." Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, "Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya."

================= TAHANLAH MULUTMU ================
Mu'adz pun kemudian menangis terisak-isak dan berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana bisa aku selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu.?"
Rasulullah SAW menjawab, " Wahai Mu'adz, ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!"
Mu'adz berkata lagi, 'Wahai Tuan, engkau adalah Rasulullah. sedangkan aku ini hanyalah si Mu'adz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?"

Rasulullah SAW bersabda, "seandainya dalam amalmu ada kelengahan, tahanlah mulutmu, jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama ulama. Apabila engkau hendak menjelek-jelekkan orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan menjelek-jelekkan orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri engan menekan orang lain.

Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.

Jangan takabur kepada orang lain, nanti akan luput bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majelis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlaqmu itu.

Jangan mengungkit-ungkit apabila berbuat kebaikan.

Jangan merobek-robek (pribadi) orang lain denga mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahannam, sebagaimana firman Allah, "Wannaasyithaati nasythaa." (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)

Aku (Mu'adz) berkata : "Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini ?"
Jawab Rasulullah SAW, Wahai Mu'adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu.

Apabila seperti itu, engkau akan selamat, terhindah dari penderitaan itu."

Khalid bin Ma'dan (yang meriwayatkan hadits itu dari Mu'adz RA) mengatakan, "Mu'adz sering membaca hadits ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur'an, mempelajari hadits ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur'an dalam majelisnya."

sumber: majalah al kisah

Allahu a'lam bish showab

torsdag 17 maj 2012

L.O.V.E

bismillah.

Adakah kau tahu? Bahwa ada yang indahnya melebihi rupa-rupa pelangi... semerbaknya lebih wangi dari melati yang diembuni pagi. Adakah kau mengerti? Ada nikmat bak tetes oasis di antara butir-butir pasir... yang beningnya secemerlang kejora. Dan adakah kau memahami? Ada hati-hati yang menunggui sentuhanmu, ada jiwa-jiwa yang meneladani akhlakmu, dan kecintaanmu menjadi benang-benang perajut pelangi harinya, pewangi impiannya, penyejuk semangatnya, pembening jiwa serta akalnya.

Yaa Rabbi, terima kasih telah mengizinkan kami saling mencintai. Selalu, lagi lalu kembali.

Mencintaimu, Bidadari Surgawi... sudah-sedang-akan :)

cinta: sebanyak yg kubisa utk adik2ku sayang... :)

torsdag 10 maj 2012

Menawar pada Tuhan

Di dalam skenario-Nya, dipergilirkan masa-masa: senyuman lalu air mata, kembali tersenyum dan seterusnya. Maka beruntunglah Abu Dzar Al Ghifary, yang menawarkan kesyukuran pada Rabb nya atas segala masa baginya...