tisdag 14 augusti 2012

LOVE STORY

bismillah

Beberapa waktu lalu saya semacam mewawancarai beberapa orang tentang hubungan pernikahan mereka maupun orang-orang yang mereka kenal. Ternyata cukup banyak variasinya. Namun demikian, keseluruhannya bertema sama: SWEET.

Kisah 1
Terkisalah seorang kakek dan nenek dalam usia senja mereka. Kakek sangat mencintai nenek. Bahkan dengan watak nenek yang saaaaangat banyak bicara dan pemarah. Nenek sangat gemar mengomentari kakek, bajunya tidak match, seleranya buruk, dsb. Like she was born to be the greatest comentator. Tapi tetap saja, bagi kakek, itu semua tetap Sweet Disposition [Temper Trap]. Cucu-cucu mereka tidak suka nenek. Mereka kasihan pada kakek. Si kakek tidak peduli, ia tetap mencintai nenek. Hingga suatu ketika, nenek meninggal dunia.

Seketika itu juga dunia kakek terasa buram. Usai pemakaman, kakek bertutur lemah kepada anaknya, "Kalau tidak ada tanah kosong di samping ibumu, Bapak besok dikubur di mana, Nak? Bapak cuma ingin bersanding dengan ibumu selamnya."


Kesehatan kakek turun drastis, ia murung sepanjang hari, setiap hari. Seolah ingin segera menyusul nenek. Dan benar saja, beberapa bulan kemudian kakek menyusulnya.

To die by your side is such a heavenly way to die... 
[The Smiths-There is A Light That Never Goes Out]

Kisah 2
Ini tentang sebuah keluarga yang terdiri dari papa, mama, dan ketiga anaknya. Papa menempuh pendidikan doktoral di Jakarta sedangkan keluarganya berdomisili di Yogyakarta. Setiap pekan papa mengusahakan untuk pulang, langsung pulang begitu urusan di Jakarta selesai. Tidak jalan-jalan dulu, bahkan tidak sempat membelikan oleh-oleh macam-macam. Bagi papa, kebersamaan bersama keluarga dan kerinduannya terhadap mereka tidak dapat dibandingkan dengan kesempatan jalan-jalan bahkan sekedar beli oleh-oleh. Inginnya, segeralah ia sampai rumah. Bertemu keluarga, melepas rindu. Kesempatan jalan-jalan di Jakarta ia tukar dengan bepergian sekeluarga, bersama-sama. Kebahagiaan terbesarnya ada bersama istri dan anak-anaknya. Merekalah yang selalu mencerahkan hari-harinya.

Papa sangat tidak pandai berkata-kata. Testimoni dari anak sulungnya, papa tidak bisa beromantis kata pada mama, namun cintanya terwujud dalam bagaimana ia memperlakukan mama. Selama ini, setiap papa dan mama menghadiri pesta, apapun itu, papa selalu menyuruh mama duduk.

Sesudahnya ditanya, "Inda (dari kata Adinda, panggilan sayang papa kpd mama) mau makan apa?"

Maka mama akan menunjuk gubuk makanan yang diingininya. Dengan senang hati papa akan mengambilkannya untuk mama. Begitu dalam setiapnya. Ini bukanlah suatu kemanjaan, namun realisasi cinta untuk mama.

Begitulah papa. Ia tidak mahir berkata-kata, namun cintanya terwujud jelas dalam bagaimana ia memperllukan mama.

Kisah 3
Sejarah menjadi saksi ketulusan cinta sepasang suami istri ini. Suaminya seorang akademisi sedangkan istrinya seorang tenaga medis.Hampir seperempat abad mereka menikah, namun belum jua dikarunia momongan. Namun cinta mereka tidak surut satu sama lain, justru semakin bertambah-tambah.


-to be continued-





onsdag 8 augusti 2012

NICKS

bismillah.

Hello. My name is Fauziah Nur Wahdhani. I have several nicknames.
  • My mother calls me Mbak whereas my nickname from my father is Nur or Ni
  • In neighborhood, they call me Dhani, as my elementary school friends call me. 
  • When I was registered in 9 Yogyakarta Junior High, I introduced myself as Fauziah then I got some others nicks: Fafa, Fau, Fauz, Fauzi, Zi, Zia, Zizi.  
  • The time I was in my senior high, most of people called me UzzyUziUzheeUzey (basicly those had same pronunciation. LOL) and some teachers usually shouted my name as Fauzi or Fauziah.
  • Moved to my college time, my friends call me: Uzi, UzZiUjiUje, UjoUzikUjay Bajay (the one who call me that way are members of PPI Boras -.-"), Zi U (limited by my beloved Zulfa Utami Adiputri and her family) and the techers mostly call me as Fau or Fauzi
  • Surprisingly, there's a friend of mine who calls me Adinda (ROFL)


PS:
(Still) My (official) site is  http://ishlahunnafs.tumblr.com/