onsdag 26 september 2012

WEBSITE BARU

bismillah,

bersama postingan ini saya informasikan bahwa suami telah memberikan hadiah cantik berupa:
http://fauziahwahdhani.net/
sampai berjumpa lagi di sana! :)

tisdag 14 augusti 2012

LOVE STORY

bismillah

Beberapa waktu lalu saya semacam mewawancarai beberapa orang tentang hubungan pernikahan mereka maupun orang-orang yang mereka kenal. Ternyata cukup banyak variasinya. Namun demikian, keseluruhannya bertema sama: SWEET.

Kisah 1
Terkisalah seorang kakek dan nenek dalam usia senja mereka. Kakek sangat mencintai nenek. Bahkan dengan watak nenek yang saaaaangat banyak bicara dan pemarah. Nenek sangat gemar mengomentari kakek, bajunya tidak match, seleranya buruk, dsb. Like she was born to be the greatest comentator. Tapi tetap saja, bagi kakek, itu semua tetap Sweet Disposition [Temper Trap]. Cucu-cucu mereka tidak suka nenek. Mereka kasihan pada kakek. Si kakek tidak peduli, ia tetap mencintai nenek. Hingga suatu ketika, nenek meninggal dunia.

Seketika itu juga dunia kakek terasa buram. Usai pemakaman, kakek bertutur lemah kepada anaknya, "Kalau tidak ada tanah kosong di samping ibumu, Bapak besok dikubur di mana, Nak? Bapak cuma ingin bersanding dengan ibumu selamnya."


Kesehatan kakek turun drastis, ia murung sepanjang hari, setiap hari. Seolah ingin segera menyusul nenek. Dan benar saja, beberapa bulan kemudian kakek menyusulnya.

To die by your side is such a heavenly way to die... 
[The Smiths-There is A Light That Never Goes Out]

Kisah 2
Ini tentang sebuah keluarga yang terdiri dari papa, mama, dan ketiga anaknya. Papa menempuh pendidikan doktoral di Jakarta sedangkan keluarganya berdomisili di Yogyakarta. Setiap pekan papa mengusahakan untuk pulang, langsung pulang begitu urusan di Jakarta selesai. Tidak jalan-jalan dulu, bahkan tidak sempat membelikan oleh-oleh macam-macam. Bagi papa, kebersamaan bersama keluarga dan kerinduannya terhadap mereka tidak dapat dibandingkan dengan kesempatan jalan-jalan bahkan sekedar beli oleh-oleh. Inginnya, segeralah ia sampai rumah. Bertemu keluarga, melepas rindu. Kesempatan jalan-jalan di Jakarta ia tukar dengan bepergian sekeluarga, bersama-sama. Kebahagiaan terbesarnya ada bersama istri dan anak-anaknya. Merekalah yang selalu mencerahkan hari-harinya.

Papa sangat tidak pandai berkata-kata. Testimoni dari anak sulungnya, papa tidak bisa beromantis kata pada mama, namun cintanya terwujud dalam bagaimana ia memperlakukan mama. Selama ini, setiap papa dan mama menghadiri pesta, apapun itu, papa selalu menyuruh mama duduk.

Sesudahnya ditanya, "Inda (dari kata Adinda, panggilan sayang papa kpd mama) mau makan apa?"

Maka mama akan menunjuk gubuk makanan yang diingininya. Dengan senang hati papa akan mengambilkannya untuk mama. Begitu dalam setiapnya. Ini bukanlah suatu kemanjaan, namun realisasi cinta untuk mama.

Begitulah papa. Ia tidak mahir berkata-kata, namun cintanya terwujud jelas dalam bagaimana ia memperllukan mama.

Kisah 3
Sejarah menjadi saksi ketulusan cinta sepasang suami istri ini. Suaminya seorang akademisi sedangkan istrinya seorang tenaga medis.Hampir seperempat abad mereka menikah, namun belum jua dikarunia momongan. Namun cinta mereka tidak surut satu sama lain, justru semakin bertambah-tambah.


-to be continued-





onsdag 8 augusti 2012

NICKS

bismillah.

Hello. My name is Fauziah Nur Wahdhani. I have several nicknames.
  • My mother calls me Mbak whereas my nickname from my father is Nur or Ni
  • In neighborhood, they call me Dhani, as my elementary school friends call me. 
  • When I was registered in 9 Yogyakarta Junior High, I introduced myself as Fauziah then I got some others nicks: Fafa, Fau, Fauz, Fauzi, Zi, Zia, Zizi.  
  • The time I was in my senior high, most of people called me UzzyUziUzheeUzey (basicly those had same pronunciation. LOL) and some teachers usually shouted my name as Fauzi or Fauziah.
  • Moved to my college time, my friends call me: Uzi, UzZiUjiUje, UjoUzikUjay Bajay (the one who call me that way are members of PPI Boras -.-"), Zi U (limited by my beloved Zulfa Utami Adiputri and her family) and the techers mostly call me as Fau or Fauzi
  • Surprisingly, there's a friend of mine who calls me Adinda (ROFL)


PS:
(Still) My (official) site is  http://ishlahunnafs.tumblr.com/

tisdag 31 juli 2012

PINDAH RUMAH

bismillah



Meet my new home house of ideas:

http://ishlahunnafs.tumblr.com/

Wish there'll be better words there. See you all and happy Ramadhan mubarak! :D

onsdag 4 juli 2012

Cerita di Atas Awan

bismillah*

Pergi ke luar negeri lekat hubungannya dengan maskapai penerbangan. Walaupun ada alternatif lain juga, seperti menggunakan transportasi laut, bahkan dengan naik mobil seperti yang dijalani Nicolas Cazale dan Mohamed Majd dari Perancis menuju Arab dalam film Le Grand Voyage.

Selalu ada pengalaman menarik yang saya alami dalam setiap long-trip yang saya jalani. Lucu, mengharukan, mendebarkan, semuanya berkesan. Kesan indah dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada nama-nama yang tersebut dalam satu episode hidup saya di bawah ini.

Yogyakarta, 20 Januari 2011
Ini adalah pengalaman terbang saya yang perdana! Selama hampir dua puluh satu tahun hidup di bumi, saya tidak pernah mengalami berjalan di atas awan. Hingga saya tuliskan dalam daftar impian saya: "Naik pesawat gratis." di samping "Ke Eropa gratis." dan "Ke Bali gratis.". Walaupun kesannya cheapy alhamdulillah pada akhirnya terealisasi juga. Kala itu kawan-kawan dan saya ditugaskan oleh Fakultas Psikologi UGM untuk mengisi training di Universitas Udayana Bali. Selain gratis, dapat honor pula! Plus bonus kesempatan naik kapal feri untuk pertama kali. Hahahaaa... inilah yang saya sebut The Art of being Lucky.

Penerbangan perdana saya yang juga menjadi penjawab impian ke Eropa gratis merupakan pengalaman perdana saya 20 jam bersama Dhani, pasangan yang didaulat F.Psi UGM untuk ngundi ilmu di bumi Swedia. Kami menggunakan layanan maskapai penerbangan KLM, dari Jakarta menuju Kuala Lumpur lalu Amsterdam dan berakhir di Gotherburg. Bersyukur, kami berdua mendapatkan seat pinggir jendela yang hanya deret tiga, tidak di tengah yang berbanyak kursi dalam satu deret. Di ujung deret kursi dekat jendela, duduk seorang bule yang khusyuk membaca koran. Dhani duduk di tengah dan saya di sebelah kanannya. Sejak awal hari wajahnya murung, menyiratkan berat dan sedihnya hati meninggalkan her beloved one. Kami berdua tenggelam dalam diam. Saya sendiri masih berusaha berdamai dengan diri sendiri, terbayang-bayang wajah ibu yang berlinang air mata saat saya mengecup pipi sebelum check in beberapa jam yang lalu. Dalam diamnya, bersama titik-titik air matanya, saya dapat membaca kekhawatirannya, rasa rindunya yang sudah tumpah ruah bahkan sebelum saya hilang dari pandangan mata, kebanggaannya, dan cinta tulusnya yang akan semakin direalisasikan dalam doa-doa di penghujung malam.

Dhani masih diam. Saya pun membisu. Si bule masih asyik dengan korannya. Sebenarnya saya paling tidak suka momen semacam ini. Berada di dekat orang-orang tanpa obrolan. Saya sangat menghargai dan menikmati percakapan dengan siapapun tentang apapun, bahkan tentang cuaca yang oleh banyak orang Amerika dianggap membosankan... daripada diam. Sesaat sesudanya, serombongan manusia berbahasa Indonesia berisik mengambil tempat duduk di sebelah kursi saya. Saya tidak mengindahkan mereka sama sekali. Tiba-tiba Dhani yang sedari tadi memangku tas kecilnya berdiri. Dijinjingnya tas mungil berwarna coklat manis itu, hendak dimasukkan dalam bagasi di atas kursi kami.

"Dipangku aja, Dhan. Udah penuh,"kata saya mengingatkan.

"Bisa kok,"jawabnya singkat dan lirih.

Saat itu saya baru sadar sesadar-sadarnya bahwa Dhani memang sedang bersedih hati. Saya yang tidak pernah pacaran tidak bisa membayangkan sebelumnya dan kini melihat sendiri saksi hidup pelakon long distance relationship.

Dhani membuka tutup bagasi. Memang sudah penuh. Ada tas besar si bule dan dua tas tangan kami. Saya sendiri meletakkan ransel di bawah kursi (ternyata hal ini berbahaya utk proses penyelamatan saat bad thing happens di pesawat), namun Dhani nekat. Dijejalkannya tas ransel mungilnya itu lalu bagasi ditutup paksa. Dalam hati saya berdoa semoga tutup bagasi tidak jebol karena jika ada barang yang jatuh, hidung pesek saya yang akan menjadi sasarannya. Benar saja, sejenak menjelang take off, tutup bagasi berderak-derak. Duduk saya semakin tidak jenak. Saya menengadahkan kepala, memastikan posisi bagasi dalam kondisi yang aman (bagi saya). Saat mendongak itulah tiba-tiba... brak! Tutup bagasi njepat ke atas dan tas Dhani dengan indah (sekaligus kejam) terlontar keluar... buk! Terjun mendarat di hidung pesek saya seperti yang saya khawatirkan sebelumnya. Si bule terkejut dengan suara memilukan itu, lalu nyengir 'iuuuuww' ke arah saya yang mematung dengan mulut menganga dan kacamata melorot sebelah. Walaupun kecil, Dhani memaksakan seluruh benda yang mampu dimasukkan dalam tas itu. As usual, itu adalah adat utama para penumpang ekonomi: membawa benda yang tidak muat dimasukkan dalam luggage ke dalam hand-luggage karena tidak ditimbang petugas. Praktis, ekonomis, dan melanggar aturan.

Kepala saya berkunang-kunang. Hidung saya serasa tenggelam. Ekspresi keterkejutan dilontarkan beberapa penumpang di deret sebelah yang dari tadi ramai. Dengan santai nan gemulai Dhani mengambil tas kecil (tapi berat banget) itu lalu memangkunya, "Maaf."

Saat itu saya benar-benar ingin menjewer telinganya, protes kenapa minta maafnya tidak sungguh-sungguh padahal saya completely malu dengan kondisi pascatasterjunbebas. Beberapa saat sesudahnya, Dhani banyak bercerita tentang kondisi psikologisnya, dan barulah saya memahami serta memaafkannya karena Dhani sedang tidak 'here and now'.

Bumi masih berputar, pesawat tetap terbang. Semakin meninggalkan Kuala Lumpur, mendekati Amsterdam. Sebagian besar penumpang lelap tidur, termasuk Dhani, si bule, dan saya. Pramugari mulai mematikan lampu-lampu dalam pesawat, dan menyalakan lampu di permukaan lantai pesawat. Beberapa saat saya tidak sadar. Saya kira tidur (tidak sadar kok bisa mengira-ira ;p). Tiba-tiba kaki saya serasa menendang sesuatu. Duk!Terbukalah mata saya dan oh gosh! Saya sedang berdiri di depan tembok pesawat, pemisah kelas-kelas dalam pesawat. Dengan kepala pening dan kaki yang agak sedut-sedut pascamenendang tembok pesawat, saya memicingkan mata ke arah tulisan di tembok: ECONOMY COMFORT. What's in the world I'm living in! Saya membalikkan badan, seorang penumpang duduk dengan menyelonjorkan kakinya tepat di belakang saya, dia memandang saya curiga di balik kaca mata bacanya yang melorot. Sebuah buku berada di pangkuannya. Saya menjauhinya selangkah sambil memperhatikan lagi di mana saya berada. Beruntunglah saat tidur saya lupa melepas kacamata sehingga bisa melihat jelas dalam keremangan suasana. Ruangan ini terasa lebih longgar daripada tempat saya tidur tadi. Di ujung depan saya kembali saya baca judul ruangan ini:  ECONOMY COMFORT. Innallaha ma'ana, saya baru menyadari bahwa ini bukan kabin saya dan ternyata diri ini baru saja selesai melakukan ritual khas saat kecapaian: SLEEP WALKING! o.O

Segera saya berlari ke ujung ruangan itu, melewati pintu (baca: tirai) nya, memasuki kelas ECONOMY (tanpa comfort), dan berharap menemui sebuah kursi kosong yang di sampingnya Dhani sedang terlelap tidur. Alhamdulillah, di bagian belakang kabin saya mendapati apa yang dicari. Serombongan remaja laki-laki yang dari tadi ramai  sudah sunyi. Lelap juga akhirnya mereka. Segera saya duduk di kursi sambil mengatur nafas. Dhani masih nyenyak dalam balutan selimut biru donker KLM. Saya masih berusaha mengumpulkan nyawa setelah ritual baru saja. FYI, saya biasa mengalami sleep walking, sebuah gangguang ringan neurologi, terutama saat saya berada dalam kondisi sangat capai. Pernah suatu ketika, saat tim Cemara mabit di rumah saya untuk lembur persiapan training, kata Intan dan Nca saya berdiri dengan mata terpejam, bergumam memberi instruksi, lalu masuk kamar tidur. Semacam zombi! o.O

Pernah juga di suatu malam di Tunnlandsgatan 13, saat PPI Borås lembur mempersiapkan culture day, saya tertidur di sofa lalu kata teman-teman keesokan harinya: saya bangun dari sofa, mendekati Deo, dan mau memeluknya! Astaghfirullah, itu benar-benar membuat saya berdoa agar disembuhkan dari penyakit sleep walking. Beruntunglah Deo yang biasanya bersikap tidak masalah jabat tangan maupun berpelukan dengan perempuan, saat itu dia masih menghargai saya sebagai temannya yang tidak mau bersentuhan dengan laki-laki. Deo menghindar! Sungguh memalukan... T.T

Setelah sadar atas ritual yang baru saja saya jalani, akhirnya saya putuskan untuk salat Tahajjud. Si bule tidak menutup jendelanya dan dari intipan saya sepertinya belum terlihat semburat cahaya Fajar, which means masih bisa salat Tahajjud. Saya awali dengan tayamum (saya baru tahu bahwa ternyata di toilet pesawat itu airnya deras -dan banyak- dalam penerbangan pulang dari Swedia ke Indonesia. Saat berangkat saya tidak pernah menggunakan toilet pesawat dan lebih memilih toilet bandara transit shg saya selalu tayamum setiap solat. Ini adalah suatu kesalahan karena ketidakpahaman, jangan ditiru!). Sebuah suara mengusik telinga.

"Ooo... kayaknya lagi wudhu!"teriaknya setengah berbisik.

"Hmmm...,"sahut seorang lainnya, bergumam serak seperti hampir tidur.

Helloooo... dalam kondisi sesepi ini saya bisa mendengar suara kalian dengan jelas dan keras, apalagi kalian duduk di deret samping saya! Yang dari tadi ramai dan saya kira sudah tepar semua, ternyata masih menyisakan seorang yang tahan melek dan seoarang lagi yang kini saya perkirakan sudah beralih ke alam mimpi. Dengan teknik 'mata ayam' yang diajarkan di sesi tonti GVT dulu, saya melihat sosok remaja laki-laki itu bertayamum pula.

Usai tahajjud, saya mengambil Quran. Ternyata bocah di samping saya telah mendahului. Dengan bantuan lampu baca dari atas tempat duduknya, dia membaca sebuah Al Quran kecil, lirih, namun cukup jelas bagi saya untuk mengetahui bahwa bacaan Al Qurannya baik.

Saya yang gaptek (tapi gengsi) to the max, akhirnya mengambil hape dari tas dan memanfaatkan cahaya display hape untuk membaca Al Quran. Saya tidak tahu tombol untuk lampu baca di atas dan tidak mau membangunkan Dhani jika ramai memencet-mencet tombol di bawah persis bagasi atas kursi. Tanya sama bocah di samping? Aduh, malu :)) And now I find out that reading with phone light is the most embarassing. It's worst o.O

Usai membaca Al Quran saya kebingungan. Tidak mengantuk, sudah nonton film dan mendengarkan musik via KLM, tapi perjalanan masih sekitar lima jam.

"Mau ke mana?"tanya sebuah suara.

Saya menoleh. Oh, ternyata dari bocah itu tadi, yang sempat diberi julukan oleh Dhani sebelum tidur: adiknya Afghan... o.O

"Swedia. Kamu?"

"Perancis."

Dan begitulah. Seingat saya namanya Rizky, sedang dalam perjalanan ke Perancis dalam rangka lomba antar chef seluruh dunia. Dia lebih muda dari saya (entah berapa tahun sudah lupa ^^v) dan bekerja di sebuah restauran di Jakarta Selatan. Dia menyebutkan sesuatu tentang paman dan supervisor bulenya tapi saya tidak terlalu yakin apa yang dibicarakannya kala itu.

"Uzi pernah ke Eiffel?"tanyanya.

"Belum, tapi rasanya saya tidak suka. Bagi saya, apa indahnya melihat tower besi? Di sawah-sawah sekitar rumah saya juga banyak tower. Kalau dalam bahasa jawa kami menyebutnya sutet." (tentu saja percakapan sesungguhnya lebih puanjaaaang karena saya tidak pernah berkata-kata singkat ;p)

Rizky tertawa dan membalas, "Memang Swedia punya apa?"

Saya tertohok. Swedia memang tidak punya apa-apa kecuali salju yang itupun dipunya Perancis pula.

"Sebenarnya yang paling ingin saya kunjungi itu Inggris. London. Stamford Stadium, Chelsea vs MU."

Lalu berpindahlah obrolan kami dari Eiffel ke sepak bola. Lumayan nyambung juga dia membicarakan The Blues.

Obrolan dengan Rizky lumayan membantu melewatkan waktu. Saya mendapat insight darinya, ternyata bakat dan potensi anak-anak bangsa justru lebih diapresiasi oleh negara yang bukan Indonesia :'(

Tak terasa pesawat sudah landing di Schipol Airport, Amsterdam. Dhani, saya, dan berbanyak penumpang lainnya antre di ruas sempir antarderet kursi untuk keluar pesawat. Rizky berdiri di belakang saya. Saat hampir keluar pesawat, dia menepuk tas ransel saya.

"Ini untuk Uzi dan teman Uzi,"katanya sambil mengulurkan dua pin ini.


"Oh, terima kasih. Sukses di Perancis, ya!"kata saya sebelum akhirnya berpisah dengannya.

Dhani dan saya berganti pesawat KLM yang lebih kecil meuju Swedia sementara Rizky dengan pesawat yang lain menuju Perancis.

Meanwhile in the toilet....
Bergantian dengan Dhani, satu per satu kami menikmati fasilitas toilet bandara yang bersih dan mewah. Jika Dhani ke toilet, saya menjaga koper-koper, dan sebaliknya. Beruntunglah saya telah membaca Naked Traveler-nya Trinity, hadiah dari Mas Abi agar saya tidak gaptek Eropa. Jadi, dijelaskan dalam bukunya Trinity tsb bahwa toilet di Amsterdam itu otomatis, tidak ada tombol 'flush', tidak ada ember dan gayung, hanya tisu. *Apaaa? Lalu bagaimana cara mengguyurnya? Apakah perlu membawa segalon air mineral waktu ke toilet, atau harus ditimbun dengan tisu-tisu? Panicking.

Jika saya tidak membaca bukunya Trinity, bisa dipastikan saya akan melakukan jurus tarik-gulung-lempar tisu ke dalam lubang toilet. Alhamdulillah, saya sudah membacanya dan menjadi tahu bahwa cara mengguyurnya adalah dengan membuka pintu toilet. Ya, di bandara Schipol sistem flush toiletnya bersifat otomatis. Pengguna toilet tidak perlu 'membersihkan jejaknya', cukup membuka pintu toilet dan keluar. Gerakan terbukanya pintu toilet secara otomatis menjadi 'intsruksi' mengalirkan air di toilet, menyedotnya, dan menggantinya dengan air baru. Saya merasa ide ini sangat cerdas untuk mengantisipasi pengguna toilet yang lupa atau sengaja tidak mengguyur toilet setelah memakainya. Akibatnya, toilet tetap kering dan bersih. Walaupun memang tidak dapat mensucikan hadas. Dhani yang pernah tinggal di Australia bertahun-tahun mengajari saya tips ke toilet bagi seorang muslim: selalu bawa botol air mineral kecil jika bepergian. Kegunaan teknisnya, jika kita perlu ke toilet, sebelum masuk ke bilik pribadi tsb biasanya kan cuci tangan dulu, nah sekalian cuci tangan sekalian isi botol kecil itu. Kelak, air dalam botol ini untuk cebok karena tidak ada toilet yang menyediakan selang pancuran apalagi ember. Saya kira hanya di Indonesia saja  ada toilet modern tapi syar'i. Nah, keluar dari toilet cuci tangan pakai sabun, keringkan botol tadi, masukkan tas lagi. It's done! xD 


Keluar dari toilet, Rizky dan rombongan melintas. Dengan ceria dan penuh percaya diri, saya menyapa kawan baru saya tsb, "Heeeyy!"sambil melambai-lambaikan tangan.


Rizky menatap saya dengan senyum tertahan seperti tidak kenal. Seorang bule di sampingnya, kukira supervisor yang diceritakan tadi, mengerutkan dahi ke arah saya. Seorang bapak-bapak juga menatap penuh tanda tanya. Sekilas saja, lalu mereka melintas melewati saya tanpa kata.


Saya mematung. What the!! Apa maksudmu barusan, bocah tengil?? Seolah saya orang aneh yang sok kenal pada kalian. Kyaaaaa...!!!


-to be continued-  
______________________________________________
*prepared for our trilogy. Lucky if you read it here for free ;)


fredag 29 juni 2012

Clarify

.bismillah.

got this message and some others that are similar to this... hehehe

Sebelumnya terima kasih kpd semua orang (krn mmg bukan cm 1 org.. huhuhuu) yang telah tabayyun dgn saya. dan sy pikir lbh baik sy menjawabnya jg di blog ini krn mungkin ada bbrp yg msh belum sempat tabayyun... ^^v
  • pengalaman dan ilmu sy msh sdkt sekali lho... so dont call me mbak please. such having a bad event between that nick o.O
  • dulu mmg web sy www.uzzy.web.id dan byk sekali di-link oleh blogger terutama yg dari SMAN 1 Yogyakarta dgn nama Fauziah Nur Wahdhani wich is my name. Nah, web tsb hny aktif smp thn 2009. Di dalamnya mmg sy banyak menulis ttg pengalaman psikologis (common sense yg dikait2kan dgn teori psi xD) dan lumayan byk follower nya. 
  • skrg web sy ya ini, lbh tepatnya blog. tdnya hny sy tujukan sbg jurnal harian (thats why i named it livejournal) dan byk yg ga berisi, jd sy malu utk publish alamat blog ini. cuma sy tulis di signature email dan di facebook tp sy tdk yakin byk org yg memerhatikannya. berhub tdk byk yg tau, link web sy yg dl jg tdk ada yg mengeditnya... o.O 
  • Allahu a'lam skrg kok ada uzzy.web.id yg aktif yg bukan milik saya apalagi kontennya ^^v
  • I have two (some-like) web now: this blog and this:

ishlahunnafs.tumblr.com

  •  Trm kasih bagi yg sudah konfirmasi dgn sy pribadi. jangan sampai ya, silaturrahmi kita jd jauh gara-gara web yg bukan milik sy xD dan sy jd terpikir utk lbh membuat blog ini lbh berisi insyaAllah... ^^. 

onsdag 27 juni 2012

Miss Blank: So What? 2

bismillah.

lanjutan dari tulisan sblmnya. akhirnya 2 orang simbah putri berhasil naik andhong krn supirnya asli bantul selatan. jadi sekalian pulang ceritanya. *standing applause utk perjuangan simbah ^^

sy dan byk calon penumpang lain masih istiqomah menunggu bis jurusan bantul yg lumayan luang. adzan maghrib, sy mampir solat dl di masjid jokteng kulon. sesudahnya, sekitar setengah jam, datanglah sebuah bis yg tdk tampak siluet penumpangnya. horeeeeee bisnya kosong! kembali, semua cendol orang berdiri dan mendekat ke arah jalan raya. namun sayang sekali, setelah bis tak lagi jauh, terlihatlah nama jurusannya: JOGJA-TEMPEL T.T

ya, biasanya jokteng kulon juga dijadikan t4 transit bis jogja-tempel sblm akhirnya putar balik ke utara. petang menjelang malam, sebentar lagi adzan isya'. si bis jogja-tempel masih diam di tempat. akhirnya seorang bapak 'penguasa' daerah jokteng kulon mengusulkan usul yg pragmatis tp sgt cerdas: bisnya dibawa ke selatan saja ngangkut para penumpang yg melas sekali nasibnya ini...

setelah bernegosiasi mbo an ada supir bis jurusan bantul yg bakal protes, akhirnya pak supir jogja-tempel mengiyakannya, saudara2! (woot) walaupun jdnya agak lugu (lucu tur wagu xD). lucu krn ada bis jogja-tempel smp ke bantul, tp jg agak wagu. jadi berhub pak supir tdk terlalu mafhum dgn are bantul, tiap kali ada yg bilang misalnya "toserba WS kiri, pak!" langsung dijawab "nek wes cerak bgt wae mbak le muni 'kiri'. WS kie sik sisih ngendi aku ra dhong!" wkwkwk :))

dan bapak supirnya percaya bgt sm para penumpangnya yg mmg kyk cendol, berdesak-desakan bgt. jd si bapak supir meminta tlg ke slh 1 penumpang utk menariki tarif ke smw penumpang. walaupun bau-baunya byk yg urik jg, krn dari sebis penuh yg smp ada yg menggelantung keluar pintu, total tarif yg didapat pak supir hny 84ribu... yg parah bpk yg duduk di dekat sy, cm bayar 2rb pdhl tujuannya lbh jauh drpd sy yg membayar 3rb... o.O

tdnya sy duduk di kursi namun berhub ada simbah2 yg masuk dgn tenggok besarnya akhirnya sy mempersilahkan simbah tsb utk duduk dan sy berdiri. di belakang terdengar suara wanita muda yg jg menawarkan t4 duduknya pd simbah2 lain yg mauk kemudian. huaaaa... baru kali ini naik bis yg semuanya serba percaya dan mengalah, dari supir hingga para penumpangnya... :')

tp byk jg bapak2 yg tdk mau ngalah dlm uriusan t4 duduk, dibiarkan sy dan beberapa wanita lainnya menggelantungkan tangan di pegangan atas bis sedangkan mereka asik leyeh-leyeh di kursi. ya, mmg sy penentang feminisme sih. sy tetap berprinsip wanita itu ya dilindungi, pria itu ya yg ngalah. muhaha.

pas berdiri itu jg ada pengalaman yg menstimulasi hikondriasis sy dlm mode on. pasalnya, seorang bpk yg jg berdiri di samping sy asik ngupil sepanjang perjalanan. walaupun sy udah ehem-ehem sambil membuang nafas berat tanda jijik, si bapak tetap asyik dgn aktivitasnya. setiap kali pak supir ngerim mendadak kan tubuh saya terhuyung-huyung ya, dan tentu saya kaget. nah, setiap saat itu pula kan saya refleks berucap "Allahu akbar Yaa Kariim!". eh, para penumpang di sekitar langsung noleh ke saya sambil menahan tawa. ya sy kan jadi salah tingkah. pdhl dzikir kan ga salah ya, tp berhubung mendapat tatapan spt itu sy malah blg "Nuwun sewu... nyuwun pangapunten...." -____-"

sesudah turun dari bis, saya mendapati telapak tangan yg buat berpegangan besi di bagian atas bis td bauuuuu banget. serius. rasanya mau muntah kalau teringat bau telapak tangan sy waktu itu. sy jd ingat iklan jadul sabun mandi yg katanya efektif membunuh kuman di telapak tangan terutama habis naik bis. maka sejak saat itu hgg skrg sy tdk bisa mandi kecuali air baknya dicampuri cairan disinfektan... rasanya kotoooor... o.O (sy jd curiga jgn2 hipokondriasis bs beresiko ke OCD.. *thinking)


sesampainya di rumah tubuh sy sudah tremor. lemes. mlht kondisi sy bapak malah protes, "Lhaaa... ngapain ngebis? Tadi telp Bapak sj kan lgsg dijemput." Eh. knp tdk terpikir.... oh God why T__T

Hari 3
pagi hari sy menemani mas arung jalan-jalan di sunmor krn ibunya pergi. di sana kami makan pagi lalu melihat-lihat barang jualan yg digelar oleh para pedagang. berhub mas arung sgt suka otomotif dan mengoleksi mobil2an smp di kamarnya kayak kios pasar (penuh mobil2an), akhirnya berhentilah kami di penjual yg memperdagangkan miniatur mobil bermerk hot wheels. hampir semua jenis mobil2an sudah dimiliki mas arung, namun ada 3 yg belum. krn bingung mau beli yg mana, akhirnya mas arung telp ayahnya, tny sebaiknya yg dibeli yg mana, yg plg bagus yg mana. beyong expectation, sang ayah malah menjawab "Ambil aja semua yg disuka." o.O Giranglah mas arung, krn mmg dia belajar suka otomotif dari ayahnya. maka 90ribu di pagi hari utk mas arung. 90ribu utk 3 mainan mobil2an kueciiiil yg kalau buat beli tempe bisa dapet sekarung besar sekalian sm penjualnya. dan sy berdoa smg suami dan anak2 sy kelak tdk maniak otomotif. B.O.R.O.S.

sore harinya...
tadinya janjian bertemu seseorang di daerah melia purosani pk 15.45. pk 15.27 sy baru mau berangkat dari rumah. bisa dipastikan nnt bakal telat tiba di sana. saat memakai sepatu, saya mendapat sms dari seseorang itu bahwa lokasi pertemuan ganti ke asrama 403 demak ijo. sy mempersepsikannya kan di asrama 403 nya itu ya. akhirnya sy mengambil jalur ringroad selatan ke baraaaat terus, UMY ke utara, gamping ke utara, sampailah di per4an demak ijo. saya pikir ke utara saja karena kalau ke timur masuk jalan godean. akhirnya ke utara dan bensin saya habis. dicarilah penjual bensin eceran (maaf ya honda ku syg). sekalian beli bensin sekalian tanya asrama 403. ternyata perempatan demak ijo ke timur (T___T), akhirnya saya ke utaraaaa lg buat nyari jalan ring road barat yg bisa 'dipotong' bwt muter arah. beberapa mnt kmdn sampailah sy di asrama 403 yg ternyata asrama besaaaar bgt punya tentara... o.O

dengan kepercayaan diri yg tidak surut (overconfidence) sy masuklah ke asrama tentara itu. bnr2 masuk ke dalam krn pos jaganya kosong. sampailah di samping pos induk. smw tentara yg ada di sana menoleh ke arah sy. sy mulai merasa aneh. seorang tentara mendekati sy dgn senyum 'sumeh'-nya, "Ada yg bisa dibantu,Bu? Eh, Mbak?" karena grogi berada di tengah penyamun, dan malu (mulai curiga slh alamat) akhirnya sy malah menutupkan sebagian jilbab di dpn mulut dan hidung (pura2nya pakai cadar)... sy baru sadar ternyata kesannya dudul sekaliii... o.O

"Betul ini asrama 403, Pak?"

"Iya, Mbak. Tapi ada 2 lho, yg satu di demak ijo sini yg satunya lagi di jln kaliurang."

"Oh, betul yg di demak ijo kok, Pak. Bisa bertemu dgn Bapak Arif?"tanya sy ber-faking good.

"Arif yang mana, ya? Ada dua Arif di sini."

"Bisa tolong panggilkan kedua-duanya? Saya sudah janjian dengan salah satu di antaranya tapi saya tdk cukup yakin yg mana."

Akhirnya dipanggilkan melalui speaker yg keras suaranya membahana ke seantero asrama yoniv 403. Nah, pas panggilan itu digaungkan, satu sms masuk yg menjelaskan bahwa tempat ketemuan bukan di asramanya tapi di gang di sebelahnya lalu lurus smp ketemu seseorang yg tsb di atas.

eh.
Membaca sms itu sy bukalah 'cadar' saya. dan dgn suara lemas sy bilang ke pak tentara, "Ummm... maaf, pak. saya salah alamat."

"Oh, lha di mana Mbak? Di sini benar asrama 403."

"Heee... ternyata bukan di asramanya tapi di gang sebelah kiri asrama...."

Para tentara menahan tawa sambil geleng-geleng.

"Oh, Mbak nanti keluar dari sini ke kanan, itu ada gang kecil. Masuk saja."

"Terima kasih, Pak. Mohon maaf, mohon maaf,"kata saya sambil membungkuk-bungkuk a La korea.

Saat saya keluar dari pos induk tsb, seorang tentara juga keluar bersama saya. Pak tentara yg tadi memanggil dua arif di speaker berpesan pdnya, "Mengko nek ketemu Arif omongke ra sido, yo!"

tentara itu memandang ke arah saya yg semakin menenggelamkan wajah. oh God why... O.o

keluar dari asrama tsb, wajah sy langsung manyun. sepanjang jalan kenangan,  sy tdk bisa berhenti menggigit-gigit jari. panik. mangkel. pingin nangis. ybs telp. sy diamkan. sebel. tp sy tau bhw sbnrnya sy sebel thd diri sy sndr. knp dudul bgt ga bisa berpikir kalo tentara itu kan ga mungkin jualan suvenir.

hoaaaaa!!!! 
saya mengikuti gang tsb sesuai instruksi di sms. sekitar 1 km kok sy tdk melihat org ybs. sy mulai curiga ini mulai nyasar lagi. benar sj. masuk lagi sms baru. katanya smp sebuah angkringan, masuk. untunglah ada anak-anak yg lagi sepedaan di sekitar sy. bertanyalah sy angkringan di sekitar situ di mana. dan betul sekali, ternyata sy kebablasan... T.T

akhirnya sy smp juga di dpn rumah Pak Arif yg dimaksud. tdk ada ybs di dpn rmh, cm motornya. kegalakan sudah di ujung lidah. ingin rasanya sy marah-marah di dpn ybs, knp instruksinya sepotong2, knp ga jelas, knp.... dst.

ybs keluar dari rumah pak arif dan langsung minta maaf. mendengar ucapan tsb, emosi2 negatif sy lgsg reda. dan entah knp sy mlh merasa pengalaman td jd terkesan lucu to the max. pdhl biasanya kl terkecewakan sdkt sj langsung mutung smp di-unfriend FB-nya... (oh God why im easily mutung to anyone)

dan ya happy ending juga akhirnya. ada malu bercampur lucu. gpp, yg penting all is well pd akhirnya :))

lalu apa hub nya dgn lagunya roxette di awal tulisan ya? scr lgsg ga ada sih, cuma 3 hari itu lagunya roxette serasa diputar dlm otak sy ^^v

P.S.
utk seseorang di luar sana yg mengira bhw sy cerdas, maka sy mengaminkannya krn sungguh sy msh jauh dr kata itu. tdklah sy semulia Khadijah R.A., pun tdk setaqwa dan secerdas Aisyah R.A.. hanyalah seorang wanita akhir zaman yg bercita-cita mjd yg shalihah. maka seandainya sy adlh tulang yg bengkok, berhati-hatilah kamu meluruskannya... :)
dan aku pun meyakini bahwa kamu tidaklah semulia Muhammad SAW, pun tdk setaqwa dan secerdas Ibrahim A.S. hanyalah seseorang di akhir zaman yg bercita-cita membangun keturunan yg shalih. maka doakanlah aku agar dapat bersabar dlm memperingatimu, seandainya kelak kamu lupa... :)

måndag 25 juni 2012

Miss Blank: So What? 1

bismillah


Milk and toast and honey make it sunny on a rainy Saturday, he-he-hey
Milk and toast, some coffee take the stuffiness out of days you hate, you really hate
(Roxette--Milk and Toast and Honey)

Sepenggal lirik lagu favoritnya Mas Arung yang didengarkan ke sy beberapa hari lalu saat les bhs inggris. Sejak diputarkan mp3nya oleh mas arung, sy jd terngiang2 terus lagu itu. Dan pengalaman 3 hari terakhir selalu 'ditemani' oleh lagu itu.

Hari 1
Horeeee... outbound bersama Y1 dan Y2! Di jadwalnya tertulis, kumpul di sekolah pk 07.00 dan pulang dari lokasi outboung (KP4 UGM Brebah Sleman) pk 11.30 WIB. Saat itu sy jg UAS Isu Perkembangan dan Modifikasi Perilaku, hanya mengumpulkan paper. Jadi sy niatkan hbs dari outbound langsung ke kampus krn toh sblm jam 7 pengajaran blm buka. 

shalat dhuha sblm outbound ^^
Outbound berlangsung ceria. Walaupun orang-orangnya tak asing lagi bagi saya (psikologi semuaaaa :DD) dan permainannya bukan hal baru lagi, alhamdulillah anak-anak dan para ustz/ah gembira. Sayangnya, outbound berlangsung terlambat, tdk hny menit namun jam. Dan tubuh tunggal saya diperebutkan oleh 4 anak: Mb Nisrina, Mb Nadira, Mb Jimas, dan Mb Rahma. Mereka serius memperebutkan saya, ditarik-tarik, jilbab tiba2 disibakkan (dgn alasan pingin tau rambutnya sbrp. kie gek uopoooo meneh  ~.~), didorong2, dan langkah terakhir mereka: menggelayut di lengan sy. Itu rasanya... bnr2 pingin meledak. Setiap menit mereka berempat bercicict-cicit manggil nama sy rebutan pingin ditemani. Ustz senior tersenyum lalu berkata "Praktek ngajar, ya, Ustz! Wkwkwk". Belum lg Mas Naufal (suspected ADHD) yg minta kejar2an terus sm sy. Outbound diakhiri pada pukul 14.01 WIB. Saya sudah mulai kelingsutan. Bgmn nasib 2 UAS saya? T.T

Ustz Unik mlht gelagat sy yg tdk tenang. Wkt sy bercerita ttg kepanikan thd UAS, beliau senyum dan blg "Lho, Ustz. Kalau UAS, ngapain ikut outbound? Izin sj gpp lho." Doeng! Itu rasanya spt... kyaaaaa!!! Pingin ngglundhung ke dronjongan di lokasi outbound.

Sesampainya di kampus, betul sekali. Dengan kekumalan di sekujur tubuh (penuh lumpur, penuh debu, dan sgt bauuuuu), sy berlari-lari ke kantor pengajaran di lt 2. Sudah tutuuuup... T.T Sy pun segera berlari ke ruangan Bu Ira (dosen pengampu modifikasi perilaku) utk menyerahkan paper scr lgsg. Syg sekali, ruangannya kosong. Wkt sy cari di kantor mapro di mana bu ira sering berada di sana, jg tdk ada. Akhirnya sy SMS-lah beliau, menceritakan kondisi sy dan baiknya sy apakan paper uas ini. 



Yg jelas hny husnudzan pd Allah. Sy tdk bermaksud menunda2 pengerjaan uas, pun pengumpulannya. Ttg keikutsertaan outbound, itu semata2 krn kedudulan sy yg tdk terpikir utk izin (sy jg heran knp tdk kepikiran itu). Dan jadi teringat kata-kata taufik (tim Cemara 2008) yg sering didendangkan kpd sy dgn tatapan melas: 


"Uzi, kamu itu SEBENARNYA pintar. cuma SERING lola."


atau labeling dari intan yg sptnya sgt valid, "Ncen dudul tenan kowe, Uz" lalu terbahak menertawakan setiao kedudulan sy.


Heheheeee... dulu wkt di cemara, waktu mas luqman ngasih instruksi ttg persiapan training, semua segera merespon dgn angguk2 kepala mantap tanda faham. sementara sy msh spt ini:


lalu bertanya, "maksud e pie to, mas?"

dan semuanya berpaduan suara: "gubrak!" sambil mbantingi apa2 yg ada di sekitarnya. huahahaaaa maaf intan, nca, taufik, imul, mas luqman... :))

Maka hny tmn2 cemara lah yg bisa gumun wkt sy brgkt ke swedia (dgn tatapan 'kok iso cah koyo ngono menyang swedia?'), atau jd guru di sdit lhi, atau dipanggil 'mbak' oleh tmn2 seangkatan SMA dan kuliah.

Sederhana sekali tanggapan mas luqman dan mas dayat thd panggilan sy itu, "Uzi tu dipanggil 'mbak' sama teman2nya soalnya masih kekanak2an. jadi to zi, itu semacam panggilan penstimuli agar kamu dewasa." Dan itu disampaikan di forum syuro' cemara dan psdu ksai al uswah... yg akhwat pada hihihiii menertawakan sy smntr yg ikhwan berhahaha...


what the. mereka ngajak duel!
back to bu ira. alhamdulillah, Allah memudahkan. mungkin bu ira sedang very good mood, beliau meminta sy menaruh paper di lokernya sj. tdk apa2 tdk ttd. dan bhsnya enak bgt... santai tdk spt biasanya. langsung dibalas pula. pdhl, bu ira itu semacam versusan dgn sy di kelas psi abnormal dulu. gara2 beliau menggulirkan isu GJ ttg MUI di kls dan lgsg sy bantah to the max krn sy lmyn sering berkomunikasi dgn pak nanung (sekjen LPPOM MUI DIY) jd lmyn tahu mana yg bnr mana yg isu yg bersumber lgsg infonya dari beliau. dan sejak saat itu smw makul yg diampu beliau sy sll dpt B (fyi, nilai A di psi itu biasa bgt dan B seolah singkatan dari 'Binasa')... T.T itu ajaib bgt bu ira baik bgt di sms nya. pengalaman perdana stlh 4 thn kuliah... muhahahaaa... alhamdulillah wa syukurillah... xD


Sesudah naik turun tangga ke lt 2 selama 3 kali berturut2, berlari2, dgn bau badan yg terakumulasi sejak pagi... sy masih harus ke rmh arung utk les bhs inggris. dan benar sj, hari sesudahnya mas arung bilang "Ustz kemarin bau." oh God why... T.T


Hari 2
Niatnya mborong pakaian di Malioboro. Tadinya ditemani adik. Namun, suatu ketika saat dia berbicara pada saya, eh sy mlh mbalesi sms dari teman. Adik sy yg sedang berada dlm masa 'dont try me ever if u wont get me angry! grauk grauk!', muntablah dia. dan sy tdk mau kalah (dudul). malah nantangin, "ya udah, kalau mau pulang ya pulang aja ga usah cemberut kek gitu." Benarlah dia pulang, mungkin dipikirnya "lo pikir gue ga tega ninggalin makhluk tengil di sini sendiri? udah ditolongin malah nyuekin!" huaaaa... maaf, Nduk... ^^v Alhamdulillah skrg udh damai.

Nah, berhub sy tdk tau toko/butik yg menyediakan pakaian dgn kualitas yg bagus, akhirnya sy cobalah satu per satu dari ujung utara hingga selatan malioboro bahkan pasar beringharjo. setelah dpt data semua model dan harga akhirnya diseleksilah yg kira2 kualitasnya plg tinggi namun harganya terendah (ya ga ada lah yaaa... rega nggawa rupa je). terbayang brp lama (jogging lalu) belanja dgn skenario spt itu? ya, betul. smp di malioboro jam 10an, selesainya hampir jam 5 sore.

Dan kedudulan masih berlanjut. Entah sy kesambet apa, kok ya bisa-bisanya kepikiran buat jalan kaki dari melioboro ke jokteng kulon (krn bis yg ke btl ngetemnya di jokteng kulon. tp sbnrnya byk taksi jg lho di malioboro -.-"). tdnya sy optimis mampu krn dl pernah jogging dari kawasan ugm hingga umbulharjo selama 1 jam lbh tanpa istirahat B-) walaupun ga kelihatan bekasnya skrg... o.O

Namun krn sudah muter2 malioboro sejak pg, akhirnya tremor juga kaki sy di daerah alun2 utara (hahahaaa... bias optimistik bgt). dan akhirnya mendekati pak becak. smp jokteng kulon yg sebenarnya hny berjarak sakplinthengan --buto-- dari malioboro ditarif 10ribu. sbnrnya pingin nawar namun krn sudah tdk berdaya akhirnya sy iyakan jg dgn alasan 'menuju salah 1 cita-cita' (ya mmg slh satu cita2 sy adlh suatu hari kelak sy tdk perlu menawar saat membeli barang/jasa biar penjualnya senang dpt untung byk. i know its a weird dream). tp ya itu td, sekadar alibi :))

Akhirnya smp di pojok beteng kulon antrian para calon penumpang bis jurusan bantul sudah kayak cendol. banyak bgt. hari mulai gelap. bau-baunya bisnya sudah habis. di ujung timur terlihat seorang siswa SMA berjas almamater spt yg ada di lemari baju sy. Sy pun tersenyum padanya dgn tatapan "halo dek. saya kakak angkatanmu lhoooo" Si adik SMA menatap penuh tanda tanya tanpa membalas senyuman sy lalu beringsut dari tempat duduknya dan akhirnya pergi masuk ke warung mie ayam... -.-"

menit demi menit, hampir pukul 6. dua bis tampak datang mendekat. dlm hati sy sudah hore-hore. begitu dekat, terlihatlah para penumpangnya berseragam batik semua khas bis carteran ke kondangan. cemberutlah saya. eh, waktu bisnya melintas di depan sy, sempat2nya si supir ngelihatin sy (dan sempat2nya pula sy ngelihatin pak supir -.-") dan dia serta penumpang yg di depan tertawa ke arah sy coba sblm hilang dr pandangan... oh, what's on earth? o.O

satu bis lain datang... semua calon penumpang girang. berdiri serempak, mendekat ke jalan raya. eh, ternyata bus penuh, smp bbrp penumpang menggelantung2 keluar pintu bis. para calon penumpanmg kecewa, duduk lagi. demikian hingga 3 bus penuh penumpang lewat. kami mulai desperate. dan yg plg desperate to the max adlh simbah2 putri yg pulang dr jualan di pasar. nekat sekali, beliau nyegat setiap becak yg lewat dan 'agak memaksa' mereka utk mau mengantarkan pulang di daerah Ganjuran dgn bayaran 20 ribu! What the! Saya ngakak tdk bisa ditahan2 lagi. Ya ditolaklah sm setiap supir becak. mmg tarif yg ditawar para simbah tdk berperikemanusiaan, namun yg lbh sangar adalah para simbah berani menyuruh bapak-bapak supir becak utk ngawil dari jokteng kulon hingga ganjuran. Itu spt nyuruh orang berlari di treadmil dgn kecepatan tinggi selama dua puluh jam! oke, itu analogi yg lebay. tp plis deh ya, jokteng ganjuran itu sesuatu bangeeet! halah. dan semua supir becak serempak menolak, "Mboten wantun, Dhe... Kadohan! Mboten kiyat!"sambil menahan tawa.

-to be continued-

onsdag 20 juni 2012

Being Parents before Married

bismillah

Pekan lalu mb monica dan saya diminta mengisi seminar perenting utk orang tua anak-anak PAUD di daerah Keraton Yogyakarta. Tadinya pekewuh juga krn kami berdua belum menikah apalagi mjd orang tua namun diminta berbagi ilmu ttg perorangtuaan di hadapan para praktisi ahlinya langsung. Namun tidak terduga ternyata dari sedikit teori psikologi perkembangan yang kami sampaikan, memunculkan banyak respon dari para orang tua. Pertanyaan-pertanyaan yg lbh spt konsultasi. Lagi-lagi sy pekewuh (jd ingat nasihat nadia: "kamu harus belajar cuek! kamu tu labil krn kebanyakan mikir." xD) krn lulus saja belum, apalagi bergelar psikolog, tdk spt mb monica yg sudah resmi S.Psi... o.O

Ada beberapa kondisi yg menurut sy patut mjd koreksi besar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Misalnya, saat seorang guru TK yg melabeli seorang muridnya dengan sebutan 'pemalas'. Labelling yg tdk baik itu telak membuat si anak tdk suka dgn gurunya, lalu berubah menjadi takut dan akhirnya mengalami school refusal. Si anak tdk mau sekolah bahkan ketakutan setengah hidup jika ia berada di sekitar lingkungan sekolahnya.

Ada juga seorang ayah yg kebingungan dengan sikap anak laki-lakinya yang menjadi pendiam dan sulit berkonsentrasi. Bapak tsb curiga apa krn pny adik baru ya kok tiba-tiba jd berubah gini sikap anaknya.

Jikalau dilakukan dengan cinta, tidak akan memunculkan kata-kata yang tak perlu. Menyentuh hati, bukanlah pemaksaan sekehendak yang mengingini.
Menyelesaikan masalah harus dimulai dari peniadaan akar yg mjd ujung pangkalnya. Menghindari masalah tidak sama dengan menyelesaikannya. Dan membuat anak kecil mau mengungkapkan peristiwa traumatis yang pernah dialaminya mensyaratkan kesabaran. Respon yang sering muncul saat kita menanyakannya berupa "Ibu jangan tanya itu lagi. Adik sakit kalau ingat itu." dsb.

Ada juga anak preschool yg sering mengancam ibunya saat tdk menuruti keinginannya dgn jurus jitunya, "Mama nggak sayang sama Adik, ya?"

Dan biasanya orang tua takluk dgn kalimat atau perilaku mutung anaknya. Kalau saya cermati, biasanya orang tua yg give in thd anaknya adalah orang tua yg beranak tunggal. Padahal, kalau mau meneladani Bu Sullivan yg berhasil mendidik Hellen Keller mjd guru besar di dunia, she always said "I you want to educate your children, don't give in to them. Never!"


Jadi, solusinya? Menyadur kalimat Pak Fauzil Adhim dlm seminar-seminar parenting nya:
Jika dalam keluarga hanya ada anak 1, biasanya laju rumah tangga dikendalikan anak. Sebaliknya, jika banyak anak-anak di rumah, laju perumahtanggaan dikendalikan orang tua.

Prinsipnya: LEBIH BANYAK LEBIH BAIK xD

*to be continued. adzan maghrib. sholaaaaatt ^^

tisdag 19 juni 2012

My Kid

bismillah.

Meet him: Muhammad Arung Tegar. 10 years old student. Very bright, so lovely. At the very first time I met him, I felt some strange connection between us. Deep inside my heart I believed that there is a similarity between us. Have you ever experienced it before? When you met someone then you felt that you both were similar each other.

Mas Arung pegang kurakuraninja ^^
And yup! Later, Ustz Beti told me more about Mas Arung. That time I did want to have a high five with him. We have similar condition, Kid! Tos dulu, Nak! ;)

Qodarullah. Mas Arung trusts me to teach him English twice a week in his home. He said that he doesn't like his two previous English teachers. He said that they are grumpy... o.O Since then he doesn't like English either.

From his sentences, I formulate my teaching strategy: I have to make him feels comfortable with me first then try to (re)introduce English in a fun way. I hope he can mastery English later on.

Alhamdulillah, Mas Arung likes the way I teach him. He even asks me to reschedule our private tutorial, from twice a week to everyday... o.O I do apologize Mas Arung, I'm afraid you'd be bored with me if you see me everyday :p (kidding. I have skripsweet to be done soon Mas, that I couldn't accompany you every single day. Maaf ya Mas Arung ya... ^^v)

After I read Tarbiyyah Project by Dawud Tauhidi (it really is a must to read for every teacher in this world! can be downloaded here), I realize that my teaching process with Mas Arung hasn't been integrated. I only taught him how to master English. I almost forget the 'akhlaq' point, how I integrate English lesson with his akhlaqul karimah. I have to renew my method to teach him English so it would not be only in his cognitive level but also his attitude. Bismillah... wish me luck, Mas Arung! ;)

Some stories between Mas Arung and I

It was very hectic day for me. Tiring one I could say.  Suddenly Mas Arung gave me some ice cream and a lollipop when I was bad mood that bad. I never told him that I like those childish-stuffs xD And when I asked him to try 'tahu bakso' in my friend's house, he totally loves it! I never knew that he likes tahu bakso that much! :))

Mas Arung often gives me valuable advises such as "You have to be good at cooking Ustz, so you could be a good wife in future." or "Someday you have to teach your children how to read Quran Ustz, like what my mother does." :))

Lately, Mas Arung and his mother went to their hometown for a couple of days. I do miss him. I''m eager to listen more to his stories about his family and friends. I miss the time when we prayed Ashar before we start our English tutorial. I miss the time when I accompanied him playing his riffle toy after he's done with the lesson. I miss the time when he told me about his dreams. He's totally my kid! :D

Well, I'll see you soon, Anak Shalih... <3

måndag 18 juni 2012

BLOODY MELANCHOLIA

bismillah.

Akan selalu ada suatu keadaan, kenangan, dan orang-orang tertentu yang pernah singgah dalam hati kita dan meninggalkan jejak langkah di hati kita dan kita pun tidak akan pernah sama lagi seperti kita sebelumnya.... (Dony Dhirgantoro-5 cm)
Manis sekali kalimat dlm novel bersampul hitam tsb. Dan sy menjadi saksi hidup thd kebenarannya. Memiliki, setidaknya mengenal, orang-orang yang dgnnya Allah menjadikan sy manusia yg berbeda dari sebelumnya. Sebagiannya adalah mereka.

Bukan pertalian darah, nasab persusuan, maupun kepentingan harta yang menyatukan kami dlm ukhuwah indah ini. Maka saya sangat bersyukur pernah menjadi bagian dari mereka dan mereka pun telah menempati ruang-ruang dalam hati saya.

Ada seorang yang hati saya paling cenderung kpdnya. Kami berdua memiliki banyk kesamaan, hampir semuanya. Urusan agama, urusan rumah, urusan sekolah, urusan kesukaan, urusan impian, hingga urusan pergejean. Bahkan pernah kami mengevaluasi perbedaan tunggal di antara kami: dia melankolis sedangkan saya sanguinis (wkt itu sy mbatin 'dan kamyu lbh cantik drpd akyu tp kamyu tdk sadar ttg hal itu.. hahahah xD'). Dia tiba-tiba nyeletuk, "Uz, kita tu mirip banget ya. Semoga suami kita besok bukan orang yg sama ya...,"ujarnya desperately saking banyaknya persamaan di antara kami. Huahahaa  :))

I could say that I love her so much. Dialah orang yang membuat saya berbanjir-banjir air mata saat kami berpisah. Padahal waktu saya pisahan sama ibu malah tidak menangis sama sekali (hehehee anak nakal!). I would do anything to make her happy. I swear! Rasanya manis sekali ya, mencintai seseorang melebihi cinta kpd diri sendiri.
I'm never gonna treat you bad
Cause I never want to see you sad
I swore to share your joy and your pain
And I swear it all over again
(Westlife-Swear It Again)

Dialah orang yang dengan senyum tulusnya mengulurkan lolipop saat saya bermuram durjana. Atau menawarkan es krim kala pipi saya basah oleh air mata. Dialah badut terlucu (well ok, at this point im totally different with her) yg mampu membuat saya terbahak waktu muka saya berkerut-kerut cemberut. She understands me and I understand her at all. Dan tentu saja, namanya sering bertengger dlm top of the list dlm doa-doa saya.

She's not my mate, she's my soulmate... :')

Namun, beberapa waktu lalu, dia menyatakan isi hatinya, yang ternyata telah selama ini dia tahan-tahan dari saya. Kalimat-kalimat yg sungguh tidak pernah sy duga, yang membuat dada sy sesak lalu menangis setiap kali mengingatnya... :(

Dia bilang, dia iri terhadap sy. Dia merasa sy memiliki apa-apa yg dia ingini sedangkan dia tidak sepenuhnya mempunyai segala yg ada dlm diri sy. Sering kali kehadiran sy di dekatnya membuatnya tdk nyaman, tdk suka, bahkan mengharuskannya menarik nafas panjang dl agar bs menguasai emosinya sblm akhirnya dia menyapa sy. Dan akhirnya dia menyatakan bahwa dia tdk hny iri thd sy namun dengki... dan itu sudah lama dirasakannya... :(

Maka terangkanlah, bgmn rasanya mendengar klimat itu dituturkan olh sahabat terbaik? Dan kini kami mmg 'jauh'... :(

Pernahkah mendengar tentang sifat manusia thd manusia yg lain? Ada manusia wajib, yg kehadirannya bermanfaat dan dinanti-nantikan orang lain. Ada orang sunnah, yg kehadirannya menyenangkan orang namun absen pun tdk apa-apa. Yg paling parah adalah orang haram, yg kehadirannya membawa celaka bagi orang lain, tdk diharapkan, dan ketiadaannya merupakan berkah bagi orang lain. Saat ini, sy merasa mjd orang haram baginya. Dia merasa lbh nyaman jika tdk ada sy di sekitarnya. Kehadiran sy bukan sesuatu yg disuakinya... :(

Apakah ada yg bs merasakan, saat mjd org yg tdk diingini kehadirannya olh org yg plg dicintai? Siapakah yg bisa menjelasan kpd sy bgmn rasanya saat org yg kita cintai memendam dengki, tdk suka saat kita suka dan suka saat kita tdk suka? bOlehkah sy bersedih? :(

Sy tahu menghadapi org sanguinis mmg menyebalkan. Selalu ceria di dpn mata mmg membuat jengah. if you hate me then i do hate myself,

Ingin rasanya sy memutar kembali wkt, membenahi hal2 yg membuatnya tdk menyukai sy shg dia tdk hrs menyatakan hal terburuk yg pernah sy lakukan... Saya merindukanmu.... Saya merindukanmu... Saya benar-enar merindukanmu... :(

Semoga sejenak sj spt ini... agar setan tdk menertawai lemahnay ukhuwah kita... doakan sy agar bs membenahi akhlak thdmu... akupun mendoakanmu... kita.

sy benar2 merindukanmu... :(

Maaf... jika selama ini kamu terus yg hrs bersabar thd sy...
Maaf... utk ketidakfahaman sy thdmu....
Maaf... utk sisi menyebalkan sy di hadapanmu selama ini...
Maaf... utk msh sedikitnya doa utkmu...
Maaf... utk rombengnya iman sy hgg melubangi ukhuwah kita...

Saya mencintaimu...
Sayamasih mencintaimu...
Saya akan tetap mencintaimu...
karena Allah

onsdag 13 juni 2012

Bukan Puisi

bismillah

cinta itu...
kecerahan rona di wajah saat bertemu
cinta itu...
pelukan erat kala bersua
cinta itu...
panggilan mesra di halaman sekolah
cinta itu...
tarikan lembut tangan-tangan mungil di sudut kelas
cinta itu...
ajakan bermain kartu pokemon setengah memaksa
cinta itu...
gelayut manja di tangan saat pelajaran
cinta itu...
cubitan di ujung jilbab, lalu lama membuntuti
cinta itu...
kenakalan meminta perhatian siang-siang
cinta itu...
rayuan untuk jawaban saat ujian
cinta itu...
coretan curhat di lembar jawaban
cinta itu...
cemberut dan tangis saat belum tampak jemputan
cinta itu...
berbagi segelas jus melon, berbondong-bondong
cinta itu...
semangat les bahasa inggris setiap sore
cinta itu...
sms singkat harian: PING
cinta itu...
keisengan menyembunyikan hp
cinta itu...
semangat menutur Salahudin Al Ayyubi
cinta itu...
murroja'ah al mulk 1-9
cinta itu...
rebutan shaf pertama shalat berjamaah
cinta itu...
...
...

KALIAN ^^


love always,
xox

torsdag 7 juni 2012

Catatan Sekolah: GULAT

bismillah
diary Rabu 6 juni 2012

Pekan ini saya mendapat amanah untuk menjadi penguji dalam ujian praktek bahasa Inggris anak-anak year 4, menggantikan Ustad Arya yang sedang ada acara di Semarang hingga akhir pekan. As usual, tidak banyak yang harus saya intervensi terkait kemampuan kognitif mereka. Berdasarkan backpack dari Aussie yang menjadi pegangan kurikulum di sana, beberapa siswa bahkan sudah berada di level 4 which means they are excellent at English subject. Berbicara ttg kurikulum pendidikan di SDIT Internasional Luqman Al Hakim, saya benar-benar salut. Para suhu berhasil menjawab tantangan terhadap kritikan untuk RSBI/SBI dengan jitu. Memang salah satu kritik besar terhadap sekolah-sekolah yang bertitel rintisan/bertaraf internasional adalah salah tafsir makna sekolah internasional. Berapa banyak RSBI/SBI yang membatasi kualitas sekolahnya dengan penggunaan bahasa Inggris dalam penyampaian materi sementara kurikulum yang digunakan masih bertaraf nasional? Jadi, kesannya RSBI/SBI = sekolah yang berbahasa Inggris. Perifer sekali bukan?

Nah. Di SDIT Internasional Luqman Al Hakim, kurikulumnya merupakan integrasi dari kurikulum pendidikan nasional UK dan Indonesia. Untuk bahasa Inggris, ditambahkan satu acuan lagi yaitu standar kurikulum Australia. Memang ada konsekuensi besar juga bagi ustadz/ah nya: sama-sama belajar dari awal! :))

year 4
Belum lagi assessment dan evaluasi terhadap kemampuan siswa. Wuih, it really takes time! Soooo descriptive! Semacam menulis raport untuk anak-anak TK. (Almost) every single detail tentang kemampuan siswa harus dijabarkan oleh Ustadz/ah ybs. Membuat assessment untuk ujian praktek saja sudah lumayan mengeritingkan jari-jari tangan saya. Aspek-aspeknya...masyaAllah... :)) Dan yang paling 'bekerja' pada akhirnya adalah wali kelas yang harus merekap semua laporan dari ustadz/ah seluruh mata pelajaran. Semaaaangat Ustadzah Beti! ^^9

Beberapa siswa tampak tidak mampu dalam melakukan ujian praktek ini. Namun saya tau penyebabnya bukan 'mampu' tapi 'mau'nya mereka yang bermasalah. Sejak awal observasi sudah cukup menggambarkan pada saya bahwa beberapa siswa ini menderita penyakit psikologis: demotivasi. Seperti tadi. Ada Mas Elang dan beberapa kawan lain yang menjadikan berbagai alasan klise sebagai senjata untuk tidak melakukan ujian praktek. Alhamdulillah, sedikit jurus yang berjudul 'laa taghdhab' dan 'manjadda wa jada' berhasil menyentuh hati dan memotivasi mereka untuk melakukan ujian praktek.

Ngomong-ngomong tentang ujian praktek, saya tadi telah mengalami pergulatan dengan para calon cendekiawan muslim itu! Berawal dari Mas Arung dkk yang menggoda Ustadzah Rahma dengan cara melarikan hp beliau, akhirnya saya dan Ust Rahma bermain kejar-kejaran dengan anak-anak sholih itu untuk mendapatkan kembali hp Ust Rahma. Akhirnya saya berhasil menggenggam hp yang berada dalam genggaman tangan mas arung (?). Subhanallah... kompaknya anak-anak ya... melihat saya hampir berhasil itu, seketika rombongan siswa putra menyerbu dan menggelitiki saya! -.-" Saya yang terlahir sbg makhluk yg sangat peka thd rangsang gelitikan langsung terbahak-bahak hingga hampir muntab. U know how it feels when u are digelitikin berjamaah... -.-!

Dan tidak berakhir sampai di sana, Saudara-Saudara! Diam-diam mas gagas, mas elang, mas zia, dan mas arung membuntuti saya dari belakang, lalu setelah saya lengah sedikit mereka kembali menyerbu! Errr... >.< saya sampai ngruwel-ngruwel di pojok ruangan akibat serbuan mendadak itu. Sayang sekali, tidak ada ustadz/ah di kelas kala itu shg saya benar-benar KO digarapi anak-anak sholih itu.

Karena tidak tahan lagi, akhirnya saya keluarkan jurus terakhir pertahanan saya di masa-masa genting: ancaman. Yah, walau kata BF Skinner apapun yang berbau punishment itu tidak akan efektif dalam modifikasi perilaku, toh dalam Al Quran banyak juga pesan yang berisi ancaman di samping iming-iming surga. Dan mmg nyatanya tadi juga berhasil mutlak. Kalimat singkat "Kalau gelitikin Ustadzah lagi, Ustadzah lapor ke Ustadz Fely!" berhasil menghentikan jari-jari iseng itu. Hahahahhh... nama kepala sekolah berhasil mematungkan mereka beberapa detik lalu mereka bertekad tidak akan menggelitiki saya lagi. Uuuuuuw... anak-anak sholih yaaaa... :3

Tidak jauh berbeda di ruang kelas year 1. Sewaktu jam istirahat saya bermain bersama di kelas tsb. As usual, nggambar dan nyanyi-nyanyi geje.Tiba-tiba ada yang nangkring di punggung saya. Kedua tangannya melingkari leher saya erat-erat, kaki-kaki besarnya nongkrong mlungker di perut saya. Persis posenya anak koala yang minta gendong emaknya! Yaa Kariim... itu rasanya benar-benar kayak dicekik gorila dari belakang! Dan ternyata mas faiz yang tambun lagi ngegodain saya.... >.< Antara gemes dan merana ga bisa nafas, akhirnya saya gelitikin bocah lucu itu. Dia terpingkal lalu mengendurkan tangan dan kakinya di tubuh saya. Jilbab saya langsung berantakan, bibir saya hampir-hampir manyun karena saat itu saya sedang berada dalam kuasa hormonal wanita yang membikin mudah pingin marah.. (halah. alibi)

Walaupun berkorban jiwa dan raga (badan saya berasa remuk redam dijajah anak-anak sholih itu. kalau yang putri sholihah sekali ya, Nak... tidak suka main fisik dengan Ustadzahnya ya, Sayang, ya...), satu hal yang saya syukuri dari pergulatan hari ini: nampak jelas keterbangunan attachment antara kami, anak-anak itu dan saya. Alhamdulillah... :')

Bahkan sepulang sekolah saya dicegat oleh Mas Arung, Mas Zia, Mas Gagas, dkk dan mereka memberi saya beberapa teka-teki. Walaupun super duper jayus ya, Nak, ga pa-pa. Saya masih mau kok menertawakan hal-hal yang tidak lucu :p

Lalu anak-anak yang solihah mengajari saya nasyid baru karya Ust. Ahmad. Gimana tadi ya, Nak? Saya sudah lupa... ~.~! Do re do re mi re do... sol sol sol... hahahah kira-kira seperti itu. Ada lirik bahasa Arabnya tapi saya lupa... duh, 'afwan ya, Nak... ^^v

Pas jam makan siang tadi juga romantis ya, Nak.... Kita (anak-anak year 1 dan saya) minum segelas jus bersama-sama. Dari satu gelas yang sama. Berbagi segelas jus di dining room. Nikmat sekali ya, Nak. Ketika kita makan siang di meja yang sama, lalu minum dari segelas yang sama. Aih... indahnya berbagi... :-*

Namun ada yang mengharu biru juga. Saat mas akbar (year 1) menunggu jemputan dan ketika saya tanya umi atau abah yang jemput, dengan polos dia menjawab sambil nyengir polos: "Dijemput mbakku, ust! tapi mbak yang bantuin nggosok baju di rumah."

Nggerus... nggerus...

Juga mas arung (year 4) yang memberikan jatah makan siangnya pada saya dengan alasan tidak suka menunya. Saat saya sarankan agar dibawa pulang saja biar dimakan orang rumah, mas arung menjawab singkat: "Orang tua kerja semua, Ust! Ga ada yang di rumah!"

Mendengarnya seperti... ah. Gimana, ya. Saya masih kurang sreg rasanya jika anak pulang dan tidak ada salah sau atau salah dua orang tuanya. Apalagi kalau orang tua berangkat kerja saat anak belum bangun dan pulang saat anak sudah terlelap tidur. 

Kamis, 7 Juni 2012 23.03 WIB
Besok pagi saya akan menemani para cendekiawan muslim itu dlm ujian tertulis bahasa Inggris year 4. Lalu bersama-sama year 1 membuat kostum drama untuk pertunjukan tutup tahun di akhir bulan ini. Ah, rasanya tidak sabar lagi menunggu fajar esok hari. Miss u much, Nak! Sampai jumpa besok pagi, Sayang...^^

groupshugs,
xox

torsdag 31 maj 2012

Rinai Salju Bulan September

bismillah.
catatan hari akhir mei

Rendezvous denganmu,
bagai rinai salju bulan September
lebih mula, yang utama
Engkaulah akhir musim panas,
yang menyemai indahnya musim dingin
dalam kemilau September 
yang menyerah pada kerinduan Desember
~terima kasih Tuhan atas kesempatan mulia ini, maka muliakanlah akhlakku dengannya~  


Ada ceria atas tawa mereka, ada bahagia terhadap jernih tatap mata mereka, ada gemas terkait lucu dan lugunya mereka, ada cinta untuk jiwa-jiwa yang lepas dari surga. Pengalaman micro-teaching di SDIT Int. Luqman Al Hakim beberapa waktu lalu menyiratkan banyak cerita yang harus segera saya tuliskan di blog ini jikalau tiada mau terlupa. 

Di tengah suasana hectic akhir semester dan akhir masa lajang (?), Ust. Fely dan Ust. Beti menyarankan saya untuk segera melakukan micro-teaching, kegiatan mengajar di kelas selama 60 menit dalam rangka seleksi penerimaan guru baru di SDIT Int. Luqman Al Hakim. Akhirnya saya melaksanakan amanah itu pada suatu hari Jumat pukul 10.45-11.45 WIB. Alhamdulillah, materi yang saya persiapkan sesuai dengan kurikulum yang seharusnya: months in a year. It really was by a chance! I didn't ask the teacher before, about what should I prepare. Istighfaaaaarrr... itu bukan suatu kebanggaan tapi keteledoran! o.O

Saya pun memakai metode modifikasi perilaku dalam psikologi pendidikan: token ekonomi. Teknisnya, saya siapkan sticky notes yang berperan sebagai token. Aturan mainnya, yang dapat menjawab pertanyaan dari saya maupun siswa lain mendapat selembar sticky note. Lembar-lembar tersebut dapat ditukarkan hadiah pada pertemuan pekan depan. Pada mulanya saya kondisikan dengan menyanyikan 'months in Islam' bersama-sama dengan para siswa. Kelas 4 SD sekarang sudah pinter-pinter, ya. Udah khatam nasyid nya Yusuf Islam yang berjudul Months in Islam. Perasaan, dulu bebek saya masih saja adus kali saat saya kelas 4 SD... o.O

Setelah itu, saya memberikan tantangan pada para siswa untuk menuliskan 3 bulan masehi pertama di papan tulis. Of course in English. Yang mau dan mampu melakukannya akan mendapatkan 1 token lagi. Hampir semua berebutan maju ke depan, walaupun sampai di depan pada bingung nulisnya pakai Y atau I. Januari atau January. Maret atau March. Hehehe.... 

Begitu seterusnya hingga tertulis dengan benar di white board 12 bulan masehi dalam bahasa Inggris. Selanjutnya saya tuntun mereka untuk melafalkannya. Semangat sekali, ya, jiwa-jiwa muda. Benarlah kiranya, darah muda darah yang berapi-api... (?)

Selanjutnya saya bagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok saya minta untuk menyusun sebuah cerita singkat yang di dalamnya terdapat minimal satu nama bulan. Dalam masing-masing kelompok, terdiri dari sekitar 5 siswa. Setiap siswa saya bekali selembar kertas HVS kosong. Gunanya untuk menuliskan sebuah kalimat yang nantinya disambungkan dengan kalimat-kalimat di HVS kawan sekelompoknya dan jadilah sebuah cerita singkat. 

Misalnya seperti ini:
Nah, sesudahnya tiap kelompok mempresentasikan di depan kelas tentang cerita pendeknya tsb. Lalu mereka membuat satu pertanyaan spontanitas terkait cerita mereka yang ditujukan kepada teman-teman lain di kelas itu. Bagi yang dapat menjawabnya, dapat satu token lagi. Jadi mereka harus mendengarkan dan menyimak baik-baik cerita singkat yang disampaikan kelompok presentator di depan kelas. Teaching point-nya: mendengarkan dan memerhatikan orang lain saat berbicara.

Anak-anak itu,
bagai penghuni surga yang terlepas ke bumi...
(seorang ustad yang saya lupa namanya)

Saat itu, ada seorang siswa bertanya pada saya. "Ust, bahasa Inggrisnya hari ini itu apa?" Saya jawab,"Today." Dia menirukan pelafalan saya tapi... "Today I don't feel like doing anything...." Allahu akbar! Saya tertawa gemas. Anak kelas 4 zaman sekarang, ya... udah bisa aja nyanyi lagunya Bruno Mars dengan pelafalan yang fasih. Dulu zaman saya, masih saja bebeknya adus berkali-kali (?).

Micro-teaching berakhir dengan selamat. Alhamdulillah tidak ada siswa yang berniat terjun dari jendela gara-gara ustadzahnya kurang mumpuni dalam mengajar tadi. Berkali-kali saya istighfar, semoga apa yang telah saya lakukan bukanlah sebuah kedzaliman. Dan akhirnya banyak nian yang mendapat token which also means saya harus menyiapkan banyak hadiah untuk pertemuan selanjutnya :))

Alhamdulillah mulai pekan ini saya menjalani resmi internship di SDIT Int. Luqman Al Hakim. Kemarin saya menyempatkan diri ke sana pada jeda dua waktu kuliah, 10.30-13.00 WIB. Setibanya di sana saya langsung disambut sekelompok siswa tahun awal sedang menghafalkan QS Adh-Dhuha di taman sekolah... :3 

Saat jam istirahat saya menengok ruang kelas Year 1B. Yaa Kariim, lucu-lucu anak-anaknya. Pingin saya bawa pulang lalu dipajang di kamar.

Sebagian mereka sedang menggambar dan mewarnai di sebuah buku gambar besar, bersama-sama. Sebagian lainnya asyik meniup recorder dan menghasilkan irama lagu anak-anak. Sementara itu, siswa putra bermain lego dan beberapa permainan lain.

Begitu saya datang, seorang siswa bertanya: "Ustadzah namanya siapa? Baru, ya? Mau ngajari kita?"

Setelah memperkenalkan nama, segera saya bergabung dengan siswi-siswi yang asyik menggambar dan mewarnai. Jurus andalan: gambar jerapan dan Pippi Långstrump sambil nyanyi geje lalu mereka semua terkesima... (huahahahaaa... bangga akhirnya ada yang menyukai coretan kekanakanku!)

  
"Ustadzah Fau... Ustadzah Fau...,"ujar Mbak Jimas.

Giliran saya yang terkesima. Nak, kenapa kau langsung memanggilku dengan panggilan favoritku? :3

"Ustadzah di sini saja, ngajari kita nggambar,"kata temannya (duh, Nak. 'Afwan saya sulit sekali menghafal nama..o.O)

Saya pun pinginnya begitu Nak, mengampu kelas-kelas awal saja ya, year 1 atau 2. Selain karena beban tanggung jawab akademis thd kalian yang menurut saya lebih memudahkan untuk saya pertanggungjawabkan kpd Allah, hati saya lebih cenderung pada kalian daripada kakak-kakak kalian di year 4... xD

Ustadzah lebih suka bermain-main sambil menyanyi... menggambar... tertawa bersamamu... menemanimu saat menangis... daripada berdebat masalah politik dengan kakak-kakakmu yang jenius itu, Nak... o.O (bayangpuuuuun... siswa kelas 4 SD hobinya mengikuti dunia perpolitikan dunia! hwawawaaaa T.T)

Alhamdulillah, 15 menit menggambar dan bermain recorder bersama anak-anak year 1B, sudah cukup menjadi awal pemersatu hati-hati kami. Saat bel berbunyi dan saya bersiap pamit untuk mengajar di kelas 4, satu per satu mereka memeluk saya dan berucap agar saya mau kembali lagi ke kelas mereka di lain hari... :') huwaaaaaa terharuuuu... iya, Nak! pasti! walau saya tidak mengampumu, tdk apa-apa. kita bisa menggambar dan bernyanyi bersama tiap jam istirahat! InsyaAllah. Ustadzah akan sering menengokmu. Saaaaaaayang kalian! *pakai nadanya kayla

Meanwhile, at the classes of Year 4 A and B...
Warna-warni siswa kelas 4. Yaa 'Aziiz... kuatkan hamba Yaa Allah, agar dapat bermanfaat bagi anak-anak cerdas ini. Lindungi hamba Yaa Hafidz, dari kedzaliman yang mungkin hamba lakukan thd kecintaan-Mu ini. Ada Mbak Nabila, yang manjaaaa sekali. Suka sekali bergelayut-layut dalam dekapan ustadzah-ustadzah di kelas. Ada Mas Amri, yang jenius to the max! Hobinya bermain musik dan semua hal tentang politik. Ada Mas Hilmy, yang kinestetik sekali. Tidak bisa jenak walau sekejap mata. Muteeer, lari-lari, kucluk-kucluk... tapi paham betul apa yang disampaikan oleh ustadz/ah. Hafalan Qur'annya yang hoaaaaaa... bikin saya nyengir kuda karena malu thd kualitas diri sendiri! o.O

Ada Mbak Ines yang gemar menggambar, terutama disain baju. Jurnal hariannya dipenuhi rancangan gamis-gamis lucu plus dengan harganya. Subhanallah... semoga kelak bisa jadi entrepreneur solihah, Sayang.... Ada Mbak Ima yang anteng sekali, ya. Tapi telaten... suka sekali membersihkan kandangnya Mega, hamster di kelas. Ah, masih banyak lagi siswa lainnya yang solih/ah dan cerdas.

Tentu banyak yang lucu di kelas itu. Salah satunya woro-woro yang ditulis Mas Amri dkk di depan kandang Mega: DILARANG MENGGANGGU, MERAPIKAN KANDANG! DILARANG MENGUPASKAN KULIT KWACI!

Waktu saya tanyakan alasannya, Mas Amri dkk menjawab mantap: biar militan, Ust! (siapa coba yang mampu utk tidak tertawa mendengarnya?)

Katanya, dulu ada hamster lain selain Mega, yang mati karena terlalu dimanjakan oleh siswi-siswi kelas 4. Hahahah... dauroh militansi buat hamster ya, Nak? :))

"Kami lagi mencetaknya biar jadi survivor itu, Ust!"sahut Mas Ihsan mantap.

Yaa Salaam... anak-anak ini... :))

Lalu ada lagi. Di backpack Bahasa Indonesia bab pengumuman, siswa diminta membuat sebuah pengumuman tentang pameran seni. Salah seorang siswa menulis seperti ini:

Diumumkan kepada Bapak/Ibu bahwa akan diadakan pentas seni dunia pada
hari tanggal : Senin. 17 Agustus 2015
tempat: Paris
tema: budaya Perancis
Yang datang harus berbaju daerah luar negeri. Tapi kalau tidak pakai juga boleh datang. (rofl)

Hormat kami,

////
Orang asing (kemekelen)

Ah, anak-anak ini. Berjumpa dengannya, serasa menengadahkan telapak tangan di bulan September. Dan tiba-tiba turun salju, tergenggam dalam telapak tangan! Padahal kan, salju datang di bulan Desember. Maka seperti itulah. Allah memberikan kesempatan saya untuk belajar dan mengajar di SDIT Internasional Luqman Al Hakim saat ini, sebelum saya lulus kuliah, sebagai staff pengajar termuda di sana karena para suhu yang lain mengawali karir usai lulus S1. Rasanya bagaimana ya... nervous but addicting... yah, seperti mencicipi salju di bulan September. Bismillah.

Subhanallah wal hamdulillah laa ilaaha illallah allahu akbar.

onsdag 30 maj 2012

CUICUAAK

bismillah.

Beberapa waktu yang lalu saya mengalami bloody presentation, di mana berturut-turut saya harus mempresentasikan bab tertentu di kelas psikologi emosi, psikologi kognitif, dan modifikasi perilaku. Benar-benar mblenek. Dan saya merasa sangat diuji oleh Allah dalam presentasi tersebut, terutama pada bab systematic desensitization yang kawan-kawan sekelompok dan saya sampaikan di kelas modifikasi perilaku.

Disensitisasi sistematis adalah salah satu teknik cognitive behavioral therapy (CBT) yang konon katanya efektif untuk menangani fobia. Singkatnya seperti ini:


Saya pun pernah mempraktekkannya terhadap adik-adik sepupu saya pada zaman dahulu kala, saat Ayun masih berusia 5 tahun dan Kayla berumur 3 tahun. Mereka adalah korban kekejaman zaman (?). Sebagaimana perasaan takut adalah hasil dari proses belajar, begitu pula yang terjadi pada anak-anak manis itu. Mereka takut laron setengah hidup! Sejarahnya, Ayun sering ditakut-takuti laron oleh simbah waktu kecil. Respon netralnya terhadap laron pun berubah menjadi ketakutan. Setiap kali hujan turun, bisa dipastikan sesudahnya Ayun menjerit-jerit ketakutan melihat laron-laron bermunculan dan beterbangan. Jadi, Ayun belajar ekpresi emosi takut terhadap laron dari simbah. Nah. Kayla, adiknya, melihat kakaknya ketakutan bukan kepalang terhadap laron, belajar juga darinya. Modeling, begitu kata teori social learning-nya Bandura.

Saya yang waktu itu belajar sedikit sekali tentang disensitisasi sistematis di kelas psikologi kepribadian, tertantang untuk mengamalkannya. Semoga bukan malpraktek ^^v. Pada suatu malam usai hujan deras dan laron pun bertebaran di seantero kampung, terdengar suara menjerit-jerit dari kakak beradik itu (lebay). Akhirnya saya minta ibunya untuk memangku mereka berdua. Dengan berbekal bacaan basmalah dan kitab psikologi kepribadian, saya mulai menerapkan teknik terapi ini. Mulanya saya pegang seekor laron, saya dekatkan ke arah mereka. Jerit-jerit histeris, meraung-raung menangis (tenin iki, ra ngapusi!). Setelah saya pahamkan bahwa laron tidak akan menggigit mereka, akhirnya mereka mulai bisa menguasai diri. Saya dekatkan lebih dekat lagi laron itu, mereka panik, saya pahamkan lagi dengan bahasa sederhana, mereka mulai tenang. Begitu seterusnya hingga mereka berhasil memegang sayap laron dan akhirnya seekor laron utuh! Fyuh! Alhamdulillah wa syukurillah, walaupun memakan waktu sejam lebih, akhirnya dua bocah itu jadi ketagihan laron sampai sekarang :))

Pun saat seorang mahasiswa kedokteran UMY mengaku fobia kecoak dan meminta bantuan saya untuk mengatasinya. (Astaghfirullah, saya sadar betul bahwa saya belum berlisensi psikolog dan sepertinya memang telah melakukan malpraktek. Tapi kalian yang memaksa saya lho dengan alasan kalau ke psikolog bayarnya mahal kalau ke mahasiswa gratis! o.O). Alhamdulillah, dengan metode yang sama dengan di atas, klien (wush! istighfaaaaaarr...) saya tsb akhirnya tidak pingsan lagi saat melihat kecoa. Walaupun ada satu hal yang saya lewatkan dalam setiap sesi: pelatihan relaksasi. Mohon maaf dan ridhanya atas khilaf ini... ^^v

Nah. Waktu presentasi di kelas modifikasi perilaku, terbersitlah sindiran terhadap diri sendiri: "Kamu tu berteori banyak tentang desensitisasi sistematis. Berani ga menerapkannya pada diri sendiri? Katanya, Allah ga suka sama orang yang mengajarkan ini-itu tapi dirinya sendiri ga melaksanakan?" Ya, saya mencibir diri sendiri karena saya termasuk jamaah al-fobiyyah (wa hipokondriyyah). Tepatnya terhadap cicak. Saya tidak ingat mulai kapan takut cicak, yang jelas kalau melihat cicak bawaannya merinding dan pingin muntah. Itu masih mending daripada adik saya, yang kalau ada cicak di kamar mandi lebih baik tidak usah mandi daripada harus seruangan dengannya. Wkwkwkwk.... Eh. Jangan-jangan kamu belajar takut cicak dariku ya, Nduk? *gulung2 :))


Cicak cicak di dinding
diam diam merayap
datang seekor nyamuk... hap!
lalu ditangkap

Sepulang dari kuliah modifikasi perilaku, saya menuju parkiran motor. Suasananya lumayan ramai, jam pulang kuliah berbanyak mahasiswa. Segeralah saya pakai helm. Sebagai pengendara yang baik, helm saya pakai hingga berbunyi 'klik'. Saya tengok melalui kaca spion, ternyata banyak yang antre di belakang menunggu saya segera hengkang dari pandangan. Wajarlah kiranya, karena ruas jalan keluaran parkiran bersama fpsi-feb sangat sempit.

Dan di sanalah tragedi mengerikan itu terjadi....

Berhubung kaca helm saya tidak bisa dinaikkan, selalu saja turun menutupi muka, maka begitu pula yang terjadi saat saya mulai melajukan motor perlahan menuju pintu keluar parkiran, diikuti banyak motor di belakang saya. Dan saat kaca helm saya turun itu... tampaklah seekor makhluk gemuk genyuk-genyuk nongkrong dengan santainya di kaca helm bagian depan. Cicak! Cicak! Cicak! Dari tadi dia sembunyi di antara kaca helm dan bagian helm yang mancung di depan-atas (saya tidak tahu nama-nama bagian helm). Wuh. Wuh. Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Ada cicak tepat di depan mata kiri saya, tak lebih dari 15 cm jaraknya. Itu rasanya seperti... seperti.... habis minum dulcolax 5 butir sekaligus.... lemes to the max. Tapi berbeda tentu saja dengan sensasi lemes saat mendengarkan suara empuknya kyuhyun... xD

Cognitive appraisal saya mengisyaratkan bahwa makhluk mengerikan itu, jika tidak hati-hati mengusirnya dari helm, dia akan berontak dan masuk ke mulut lalu saya mati (efek nonton film horor thailand: Phobia 2). Diusir dengan sekali kibasan tangan? Oh, tentu saja: NO WAY! Saya akan merasa tangan saya telah terkontaminasi racun paling dahsyat sejagad raya sehingga harus diamputasi. Na'udzubillah. Alternatif terbaik untuk melakukan cicak-exorcism adalah dengan membuka tali pengaman helm yang tadi berbunyi 'klik' secara sangat pelan-pelan agar jangan sampai dia kaget lalu berlari panik masuk ke dalam kaca bagian dalam helm dan selanjutnya masuk ke mulut saya yang menganga berteriak panik, lalu melepas helm dengan amat perlahan, dan mengibaskannya sekencang-kencangnya agar cicak itu jatuh. Sedangkan di belakang saya antre berbanyak motor untuk segera keluar dari parkiran.

Akhirnya saya putuskan untuk keluar dari tempat parkir dengan kecepatan dimik-dimik agar si cicak tidak kaget dan panik, sambil menahan nafas karena sangat mual dan tangan saya sudah super duper tremor. At least saya tidak mendzalimi antrean motor di belakang. Sesampainya di depan kantin bonbin FIB, saya sudah tidak kuat lagi menahan nafas. Itu adalah pengalaman menahan nafas terlama bagi saya! Naik motor berkecepatan cacing ngesot dari parkiran fpsi hingga depan bonbin. Si cicak masih kalem sementara saya semakin lunglai. Lalu... bismillah! Buka pengaman helm dengan amat sangat hati-hati sekali: klik! Lepas helm dengan sangat cepat: set! Dan.... prak prak prak prak prak praaaaaakk!!!! Dengan sadis saya pukul-pukulkan helm ke bagian samping lampu depan motor. Si cicak langsung mencolot ke rerumputan di pinggir jalan lalu berlari menjauhi saya yang kayak orang kesetanan dan akhirnya menghilang. Saya masih khusyuk memukul-mukulkan helm walaupun saya tahu cicaknya sudah lenyap. Hanya saja, bayangan cicaknya itu masih bergelayut-layut menyebalkan di pikiran saya. Bisa dibayangkan? Melihat akhwat di pinggir jalan, sendirian, memukul-mukulkan helm di bagian depan motornya... lama? Ckckckck... sungguh terlalu!

Tidak usah ditanya, di TKP saat itu juga, saya langsung pingin muntah. Bahasa jawanya, mulek-mulek. Jadi sudah berpose dan bergestur hoek-hoek tapi tidak ada yang keluar. Bayangan di depan berkunang-kunang. Nggliyer puooool.... Beberapa saat saya tidak dapat menguasai diri. Sekujur tubuh tremor, bawaannya prindang-prinding di seluruh tubuh. Sesak yang menghasilkan nafas-nafas pendek, cepat, dan tak beraturan, nampaknya karena serangan takikardi tingkat tinggi (sok beranalisis). Saya sempat berharap agar pingsan saja daripada bergaya prakesurupan di pinggir jalan.

Inilah jawaban dari cibiran saya tadi di kelas modifikasi perilaku: TIDAK, SAYA BELUM BISA MENERAPKANNYA PADA DIRI SENDIRI. Astaghfirullahal 'adhim.... Yah, walaupun pengalaman yang baru saja saya alami lebih pada flooding daripada disensitisasi sistematis, toh intinya sama: terapi terhadap fobia.

Usainya, saya tidak pernah memakai helm itu ke kampus. Walaupun itu melanggar prinsip saya untuk taat aturan lalu lintas di manapun kapanpun, saya tidak merasa bersalah sedikitpun. Saya merasa lebih aman secara psikologis untuk tidak mengenakannya. Secasa fisik tentu saja itu berbahaya. Dan terima kasih kepada Mas Kresna dan Mbak Wati yang mengundang saya ke walimahan mereka sehingga mau tidak mau saya harus mengenakan helm dalam menujunya. Alhamdulillah, sekarang sudah berani pakai helm.

Tadinya mau saya pasang gambar cicak: utuh tampak depan,
hasil penelusuran gugel tapi ternyata saya belum berani. 
Melihat gbrnya saja langsung sesak nafas, merinding smp kaki. 


Kesimpulannya?
>> sebagian mahasiswa psikologi adalah pasien rawat jalan di fakultasnya, ada jamaah al-fobiyyah, hipokondriyyah, anorexiyyah wa bulimiyyah, skizofreniyyah, bahkan salah seorang teman saya dikomentari bu dosen sebagai orang yang inferiority complex karena perilakunya yang merasa serba salah xD
>> psikologi memang selayaknya utk kita, bukan utk anda.
>> jika beredar di dunia maya, gambar akhwat berpose geje di pinggir jalan depan kantin FIB, mohon diberitahukan kpd saya krn ybs telah menyebarkan aib tanpa informed consent model ybs xD
>> dibuka kesempatan mjd terapis pribadi saya wa bil khusus untuk penanganan fobia cuicuaak... xD