fredag 27 april 2012

10 Karakter Muslim

bismillah.
Sebagai materi Kajian Muslimah Fakultas Psikologi UGM, Jumadil Ukhra 1433H



Hasan Al Banna merumuskan beberapa karakter (muwasshofat) yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut berkepribadian muslim, yaitu:


1. Salimul ‘Aqidah / ‘Aqidatus Saliima (Aqidah yang lurus/selamat)
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam”. (QS. Al-An’aam:162). Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan tauhid dan aqidah pada masa awal dakwahnya.


2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat." (HR. Al Bukhari, Muslim, Ahmad)--> ibadah harus mengikuti (ittiba’) kepada sunnah Rasul SAW.


3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Salah satu tugas Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki akhlak manusia dengan mencontohkan secara nyata keagungan akhlaknya --> “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”.(QS. Al-Qalam:4). Metode dakwah yang utama: bil hikmah (QS. An-Nahl: 125). Contoh: kisah seorang Arab badui yang mengencingi masjid dan respon Rasulullah yang solutif dan tidak agresif (HR Bukhari 323)


4. Mutsaqqoful Fikri (wawasan yg luas)
Salah satu sifat Rasulullah SAW adalah fathonah (cerdas). “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.(QS. Al-Baqarah:219). 

  1. “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaihi).

  1. “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadilaah: 11).

  1. Katakanlah: “Samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(QS. Az-Zumar:9).

  1. Contoh: 'Aisyah binti Abu Bakar (Abu Hurairah: ilmu 'Aisyah mencakup 1/4 syariat Islam, Urwah bin Zubair: tidak pernah melihat orang yg lebih mengerti ttg fiqh, dunia pengobatan, syair, daripada Aisyah.), Muhammad Al-Fatih  --> syumuul/menyeluruh

Metode terbaik: talaqqi, berguru pada guru bukan buku. Satu hal yang tidak didapatkan dari selain guru: kebijaksanaan guru, adabnya, akhlaknya.


5. Qowiyyul Jismi (fisik yang kuat)
  1. “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim). Dauroh jasadiyah? Hehee... Contoh: Ustadzah Nunung Bintari: bela diri, seni tari. In fact, those are useful for mother esp. for pregnancy and giving birth; organisasi: swimming club dsb. 

  1. 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
  2. "Tidka beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam)." (HR. Hakim).

7. Harisun 'alaa Waqtihi (disiplin menggunakan waktu) 
Al wajiibatu aktsaru minal 'auqot, kewajiban yang ada lebih banyak daripada waktu yang tersedia --> timeline, kurangi waktu tidur/bercanda/hal-hal yang tidak bermanfaat. Dalam neuropsikologi telah dijelaskan bagaimana meningkatkan kualitas tidur sehingga waktu tidur tidak banyak namun efek positif thd tubuh tetap maksimal (REM/NonREM hayo?)

  1. 8. Munazhzhamun fii Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
  1. Segala urusan harus dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

  1. 9. Qodirun 'alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
  1. Maksudnya, seorang muslim selayaknya memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Ini juga sesuai dengan teori tugas perkembangan remaja versi Havighurst... x) Pribadi muslim tidak harus miskin, boleh kaya bahkan memang seharusnya kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Menurut Ust. Yusuf Mansyur, keutamaan muslim yang kaya daripada muslim yang miskin adalah pada jumlah kebaikan yang berwujud harta. Orang miskin dan kaya dapat sama-sama berdzikir dst, namun orang miskin terbatas dalam hal ibadah berupa harta. Allahu a'lam.

--> keahlian dan keterampilan


10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
  1. Diriwayatkan dari Jabir, Rasulullah bersabda: "Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.(HR. Tabhrani dan Daruquthni)

  2. "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Ashr:1-3) --> momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

  3. ___________________________________________________________
So, untuk meraih muwasshofat di atas --> mujahadah (kesungguhan) dan mulazamah (kesinambungan).

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut : 69)

"Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yg bertakwa, (yaitu) orang-orang yg menafkahkan (hartanya), baik di waktu luang maupun sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imron:133-134)"


Allahu a'lam bish-showwab. Semoga bermanfaat :)

2 kommentarer: