söndag 29 april 2012

AL-FATIH & SYARAT KEMENANGAN -b-

bismillah.

Melanjutkan catatan ini.

Oleh: Ust. Herry Nurdi
Penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan melihat tumpukan buku, kecerdasan kita meningkat 40%. Jadi kalau pingin pintar, sekarang lihat tumpukan buku, nanti lihat lagi.. (lol. Kidding ^^v)

Berapa kali kita membiasakan diri untuk membaca buku? Bagaimana keterikatan kita dengan perpustakaan dan sumber-sumber ilmu di samping ulama? (Ustad Herry Nurdi dalam sebulan targetnya membaca 30 judul buku) Jangan mudah berapologi pada diri sendiri, mencari-cari alasan untuk tidak membaca buku yang sejatinya karena malas.


Al Fatih: mengkaji jalan masuk ke Konstantinopel dari laut dan darat. Membuat puluhan terowongan rahasia. Diteliti betul. Sebelumnya, Fatih juga mengadakan perjanjian kecerdasan antara khilafah Utsmaniyah dengan kerajaan-kerajaan di sekitar Konstantinopel yang salah satu klausulnya adalah tidak membantu Byzantium jika terjadi apa-apa.

Dua tahun sebelum perang, Al-Fatih mengirim provokator-provokator ke Byzantium untuk melakukan down grade penduduk di sana shg hanya 6000 penduduk Byzantium yang ikut berperang. Muhammad Al-Fatih juga mengepung pulau-pulai di sekitar Byzantium (Bosporus dan Laut Marmara) supaya pulau-pulai ini tdk mengirimkan pasukan. Fatih memilih dan membina sendiri pasukannya, yg tangguh fisik dan kuat ruhiyyahnya à jadilah orang yang tawadhu’ dalam bersikap, matinul khuluq, matang, cerdas dalam keilmuan.

Matinul khuluq:
Ketika Masjid Nabawi dibangun oleh Rasulullah SAW, beliau sedang halaqah dengan para sahabat. Lalu datanglah seorang Arab Badui dan mengencingi masjid. Para sahabat marah, bahkan ada siap menghunus pedang. Kata Rasulullah: biarkan dia menyelesaikan hajatnya. Dan sesudah selesai kencing, Rasulullah meminta para sahabat utk mengambil air dan membersihkannya. Setelahnya, Rasulullah menjelaskan pada orang badui itu bahwa tempat ini bukan utk melakukan itu melainkan utk beribadah dan membaca wahyu. Dst... hingga saat solat orang badui tsb berdoa agar keberkahan dilimpahkan hanya padanya dan Rasulullah saja! Tidak usah orang lain (saking kepincutnya sama akhlaq mulia Rasulullah ^^) à taklukkan hati mad’u

Dakwah itu paling mudah ketika melibatkan perut
Suatu waktu, ada konferensi punk se-Jakarta di Tangerang. Ustad Herry memikirkan solusi utk berdakwah kepada mereka. Prinsipnya: yad’uuna ilal khoir à mengajak melakukan kebaikan. Menyentuh pundak ketua kelompok punk, diajak sholat. Alhamdulillah ia mau dan diikuti para follower nya. Manisnya iman à semakin banyak yg menikmati semakin terasa nikmat.

Dakwah itu tidak pernah gagal kalau melibatkan makanan
Usai solat, mereka diajak makan bersama di rumah Ust. Herry. Selanjutnya, mereka diajak halaqoh bulanan. Dalam perkembangannya, menjadi 2 bulan sekali lalu menjadi pekanan. Panggilan mereka utk Ust. Herry: tadinya abang lalu menjadi ustad dan sekarang yaa amirul shaaf (pepimpin barisan) xD. Fokus pembinaannya: jangan tinggalkan sholat dan jangan lakukan maksiat.

Ust. Herry pernah berkunjung ke salah satu universitas di Kalimantan. Sedang ada renovasi asrama kampus. WC mampet karena tersumbat kondom 25kg! Innalillah... 

Maka, kebermaknaan dakwah yang sesungguhnya bukanlah terletak pada barisan-barisan melingkar di masjid namun implementasi terhadap masyarakat. Jangan duduk manis mengaji saja, itu bukan tujuan dakwah! Tujuan dakwah adalah mengubah masyarakat di luar sana agar menjadi lebih baik.

Muhammad Al Fatih menyebut pasukannya à wahai pasukan abu ayyub al anshari, bangkitlah! Raihlah kemenangan! à bangga disebut pasukannya shohabat.

Apakah iman kita sudah memberikan kekuatan?
Pada zaman Rasulullah, ada seorang sahabat yang miskin turut berperang. Dia minder dan sering memisahkan diri dari rombongan pasukan Rasulullah. Suatu siang saat istirahat dia memisahkan diri dari rombongan seperti biasanya dan ketiduran. Ia pun tertinggal rombongan. Saat bangun tidur, dia melihat ke sebelah kanan, ada singa. Tanpa gentar dia menunjuk ke arah singa sambil berteriak, “Wahai singa, aku ini adalah pasukannya Muhammad! Takutlah engkau kepada Allah dan antarkan aku kepada rombongannya!” Karena kekuatan imannya, singa itu pun tunduk dan membiarkannya naik ke tubuhnya lalu mengantarkannya ke rombongan Rasulullah SAW. Jadi di antara rombongan yang menaiki unta, ada satu yang naik singa! =))

Al-Fatih secara pribadi sangat mulia, baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur, berbasis pada keadilan, kemakmuran, dan kemajuan à berhasil membangun 300 masjid, 57 universitas, 89 kamar mandi umum, ratusan tempat transit utk musafir, jembatan-jembatan antarkota, mengubah banyak gereja mjd masjid, dst. Pemeriksaan dan pemantauan dilakukan sendiri pada seluruh jabatan dan depart di pemerintahan. 

Wasiat Al-Fatih kpd penerusnya: jadilah orang yang adil dan soleh serta penyayang. Berilah perlindungan kepada seluruh rakyat tanpa pengecualian. Bekerjalah demi menyebarkan Islam, bukan demi-demi yang lain. Utamakan kepentingan islam di atas kepentingan-kepentingan yang lain. Jangan melantik pegawai yang abi terhadap agamanya. Hindari bid’ah yang merusak agama. Lakukan perluasan negara melalui jihad. Lindungi harta baitul maal. Jangan mengambil harta rakyat. Pastikan yang lemah mendapat jaminan kekuatan. Hormati dan muliakan ulama. Jangan tertipu pada harta dan kuasa. Jangan melakukan sesuatu yang berentangan dengan hukum islam. Bekerjalah untuk memuliakan islam. Hormatilah ummat-Nya. Jangan memubadzirkan harta negara dan gunakan secukupnya. Hiduplah sederhana.(The more I know about you, the more I love you Fatih! <3)

Wasiat ini untuk kita. Kalau tidak bisa semuanya, ambillah sebagiannya.

“Kalau tidak bisa melakukan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya. Ambil satu mjd amalan unggulan kita!”

Sebab-sebab keruntuhan Khilafah Utsmaniyyah:
Munculnya sultan-sultan yang tidak memiliki kredibilitas dan integritas. Pemimpin dan gol ulama mengabaikan amal makruf nahi munkar.

Imam Ghozali dalam Ihya ulumuddin bagian muqoddimah à fasadul ummah lil fasadil umara’, kerusakan masy krn kerus pemr. Fasadul umara lil fasadul ulama, kerus pemr disebab olh rusaknya ulama. Fasadul ulama hubbuddunya wal maal, sebab kerus  ulama krnn cinta dunia dna harta.

Ulama--alim--berilmu  à tujuan kuliah utk mendapatkan kerja? Seharusnya: utk lbh taat pada Allah!

Sultan Abdul Aziz à pengagum barat, suka maksiat, mubadzir, banyak hutang à digulingkan dgn cara menerbitkan fatwa ulama. Ulama diminta utk menerbitkan fatwa. Termasuk jual beli gelar dan jabatan, melibatkan wazir dan ulama. Sultan-sultan yang dilantik banyak yang blm cukup umur, ada yg berumur 7 tahun. Ketika sultan-sultan kecil dilantik, maka dalang-dalang politik adalah para selir dan harim. As it was said before.

Munculnya father side (?) à tradisi Byzantium di mana sultan membunuh saudaranya sndr utk mengurangi saingan. Sultan Muhammad III bahkan membunuh 19 saudaranya à pembunuhan, kemaksiatan, kekejian terjadi à Puncak penyebab keruntuhan.

Di Museum Topkapi di Turki terdapat pedang bertahtakan berlian. Gimana mau perang kalau pedangnya semacam ini? Jikapun bukan utk perang, ini sudah berlebihan. Di sana terdapat juga gambar-gambar sultan berperut gendut.

Sultan Abdul Hamid II à letak keruntuhan. Muncul Mustafa Kamal At-Taturk. Muncul pemberontakan-pemberontakan thd Khilafah Utsmaniyah, pecahnya mjd saudi arabia dll. Di arab saja terdapat 23 negara Islam yg tadinya mjd 1 wilayah.

Dulu di Madinah ada stasiun yang ada rel kereta yg menghubungkan Madinah dan Turki. Rel kereta tdk hanya membawa penumpang dan barang namun juga peradaban, pertukaran intelektual dst.

“Jadilah muslim yang sholih, brilian, militan, dan jangan takut disebut orang radikal. Radikal itu artinya akar. Maka radikal=mengakar. Agama jika tdk mengakar maka mengambang. Kalau mengambang maka mudah hanyut dan terbawa arus.”

Sesi Diskusi:
1.  Generasi sekarang sangat jauh levelnya dari Muhammad Al Fatih. Apa yang harus dilakukan agar semangat Al fatih hadir kembali? Dan bagaimana agar setelah mabit ini kita dapat mempertahankannya, tidak lagi kembali ke kehidupan yang nyata?

Jawab:
Setelah mabit ini kembali kek kehidupan yang nyata. Jadi sebenarnya kehidupan antum itu yang seperti apa? (lol)

Wallahu a’lam bish showab. Banyak formulasi para ulama yang merumuskan bagaimana caranya. Contohnya, Al Ghozali merumuskan yang paling tinggi adalah ILMU. Maka dikuatkan ilmunya. Sementara Hasan Al Banna merumuskan yang paling dominan adalah GERAKAN. Abdullah Azzam mengatakan JIHAD. Mau’idham mastatho’tum, siapkan apa yang antum mampu. Masing-masing kita standarnya berbeda.

Ada sebuah kisah lucu yang hikmahnya luar biasa. Nasruddih Hoja, pada suatu hari memutuskan utk melakukan perjalanan dengan dua orang kawannya, yang satu Hindu yang lainnya Yahudi. Di tengah perjalanan, mereka kehabisan bekal. Hanya tersisa satu roti. Lalu mereka memutuskan utk membagi roti ini dibagi saja. Lalu ada yang usul utk dimakan 1 orang dan orang tsb yg akan mencari bantuan. Syaratnya, yg dpt roti adalah yg bermimpi paling baik maka paginya boleh makan roti.

Paginya, Yahudi: mimpi bertemu bintang sangat terang hingga tubuhnya benderang. Seolah-olah aku ini jadi orang baik. Hindu: mimpi mandi di sungai gangga yg menghanyutkan dosa-dosaku. Nasruddin: aku mimpi aku bertemu guru yang paling aku taati. Aku tdk pernah membantah meskipun satu kata dari guruku ini. Dan dalam mimpi itu, guruku berkata "Kalau lapar, makan saja rotinya." Ya aku bangun. Terus, ya aku makan saja rotinya.

Hikmahnya: antum kalau sami’na wa atho’na (dalam hal ini thd Allah dan Rasul-Nya), insyaallah keberntungan-keberuntungan itu lahir.

Jadi tidak perlu memikirkan setelah ini harus apa, lalu apa dst. Yang perlu antum lakukan adalah sami’na wa atho’na thd perintah Allah dan Rasulullah, terhadap ulama. Insyaallah kita akan beruntung. Paling mudah itu dakwah thd mhs eksak. Dikasih tau ini langsung bilang, oh iya betul itu. Langsung dikerjakan. Yg plg susah mhs sosial, selalu tny pendapatnya siapa dsb. Ga jalan deh ini dakwah! (lol). Sami'na wa atho'na bukan berarti taqlid, tp dgn ilmu

Tugas kita: inna nasrullahi fathhun qoriib. Sesungguhnya jika pertolongan allah itu datang, maka kemenangan itu telah dekat. Kira2 kita ini udh LAYAK ditolong allah blm? Bagaimana kualitas ibadan dan ketaatan kita?

Imaanu yajiidu wa yankus. Yaziidu bi tho ah. Wa yankusi bi makshiyiyah. Iman itu naik turun. Naiknya krn taat kpd Allah. Turunnya krn maksiat kpd Allah.” 


Kalau ditimbang, taat dan maksiat nya lbh banyak mana?

~to be continued~

Inga kommentarer:

Skicka en kommentar