måndag 23 april 2012

My Dearly Beloved SKREEPSWEET

bismillah.

“… janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. Yusuf : 87)
Belakangan saya lumayan kecewa dengan achievement yang saya raih. Gagal beasiswa Lotus EM 2 (hahaha.. well, somehow God have my gratitude on it because of some reasons my failure advantages me. Namun bagaimanapun juga, sebenarnya niat saya apply beasiswa itu adalah agar bisa naik haji lewat benua Eropa, mengikuti jejak Mba Hanum Rais...), telat apply beasiswa ke Korea even PPA (these I called 'mother of ceroboh'), tugas-tugas kuliah yang meroket, tawaran observasi yang saya tolak karena kurang enak badan (i wonder how come), kajian-kajian menggiurkan yang terlewatkan karena beberapa alasan (so poor of me!), bahkan melewatkan musyker KSAI (I regret it till now T.T), berat badan yang bisa-bisanya melambung jauh terbang tinggi pdhl saya sedang diet (mengerikan...), terserang tomcat (OMG, finally I have that silly scary scar), dan yang terakhir dan cukup signifikan membuat saya sampai demam: SKRIPSWEET-ku sayang....


Isu skripsi belakangan menjadi hal yang besar bagi saya karena menyangkut hajat hidup orang banyak (?). Tema awal adalah psikologi lintas-budaya tentang successful aging pada lansia Indonesia dan Swedia. Namun karena saya rasa deadline November 2012 wisuda (ingatlah ini, fauuu... ga boleh lagi ada prokrastinasi!) terlalu mepet, saya rencanakan untuk simplifikasi tema, menggunakan metode kuantitatif dengan subjek remaja di Yogyakarta. Namun setelah konsultasi dengan beberapa dosen, tidak ada yang mendukung simplifikasi tema tsb (hahahah) dan akhirnya saya putuskan menyempurnakan tema awal. Judul sementara: "Indonesian and Swedish Adults: Successful Aging based on Family Support and Religiousity Orientation"

Metode: kuantitatif 
Variabel independen: successful aging
Variabel dependen: family support
Variabel moderator: religiousity orientation

Pertama kali saya mengusulkan rancangan skripsweet tsb, Bu Indati langsung berkomentar (as I thought before): terlalu berat ini, Fau! Setingkat tesis ini rencanamu. Skripsi itu simpel saja, kok!

Batin saya: Iya, Ibu. Tapi kalau tema lintas-budaya hanya 2 variabel saja dengan satu analisis kok rasanya ada beban moral dengan para subjek di Swedia sana nantinya....

Kalau komentarnya Mas Willy: Itu lho, Zi. Lihat skripsinya Zadok! Bagus banget itu! Kalau bisa skripsimu itu juga dimaksimalkan, mumpung temanya lintas-budaya. Sekalian kamu 'jual' ke profesor2 di Eropa sana, siapa tahu ada yang tertarik dan at least mau ngasih rekomendasi buatmu saat kamu apply beasiswa S2 besok.

Kata Dinni: Eman-eman, Zi. Kalau kamu udah curi start gini dan hasilnya cuma ordinary. Analisisnya diperkaya lagi, aja. Itu bisa jadi poin plus, lho, pas sidang.

Kata saya: bentar, bentar. Mari diluruskan dulu niat mengerjakan skripsweet-nya. Semoga bermanfaat bagi para akademisi, lansia, care-giver, dan keluarganya. Apapun hasilnya nanti, semoga bisa berkontribusi pada optimalisasi program-program empowering lansia. Bismillah, untuk kemanfaatan... bukan sekedar keren atau beban moral, Fau... tapi semoga bermanfaat... luruskan niat lalu beristiqomahlah...

Nah. Selesai dengan urusan pertemaan skripsweet dan mulai akrab dengan bau buku-buku tua di perpustakaan psikologi, satu tantangan besar mulai melakukan penampakan: CARA SEBAR SKALA UNTUK LANSIA DI SWEDIA.

Sempat terpikir untuk mendistribusikannya via google spread namun setelah berkonsultasi dengan Andre (who is a care-giver in a 3 home cares for adult in Sweden), akhirnya saya putuskan pakai metode manual sahaja. Pasalnya, kata Andre, tidak semua lansia di Swedia bisa mengoperasikan komputer apalagi internet. Akhirnya saya tepok jidat saja... dan bingung mau gimana. Sampai bingungnya hingga lupa minum obat dan ketemu sama dokter di Sardjito, jadilah hari ini saya demam... -.-" (what a lousy)

Sempat terpikir untuk minta sponsor ke CICP atau Dikti agar saya dapat tiket PP Swedia-Indonesia. Kata Bu Ira, mudah lho untuk mendapatkan sponsor penelitian-penelitian bertema psikologi lintas budaya. "Tapi satu tantangan besar rencana skripsimu," tambah beliau: WAKTUNYA RELATIF LAMA. Penelitiannya Bu Neila itu kan, dulu rencananya juga lintas-budaya. Sudah didanai DIKTI itu. Namun karena deadline desertasi itu ketat sekali, akhirnya rencana penelitian dibatalkan. 

Errr... belum juga masalah pendistribusian skala terselesaikan, sudah ada yang menghadang lagi: waktu.

Stuck tidak tahu harus bagaimana lagi, terpikir ide yang lebih gila: saya akan bekerja keras untuk mendapatkan uang 10 juta dalam dua bulan biar bisa terbang ke Swedia (giiiilaaaaaa -.-"). Sementara badan semakin semremeng dan kepala tambah cenat-cenut rasanya.


Alhamdulillah, akhirnya saya dapat 10 juta! Ngimpi banget.... dan bohong besar! xP Akhirnya saya putuskan untuk menghubungi kawan-kawan yang ada di Swedia. Siapa tau ada yang punya kenalan care-giver di sana. Saat meminta tolong ke wall facebook di sana-sini itulah, tiba-tiba Mba Monica memberi kabar gembira bahwa Andre (yg saat itu sedang duduk di sebelahnya) berjanji mau mengerahkan bala kurawa nya di Swediyah sana untuk membantu saya sebar skala. Ga cuma bala kurawa, bahkan pacarnya Andre di Swediyah pun akan membantu saya... T.T

....
....

No words. Alhamdulillah wa syukurillah.... O Lord, I dont know what to say but Alhamdulillahi robbil 'alamiiin... Thanks Andre! Thanks Mba Monica! Thanks my friends in Sweden! Astagaaaaa...   Terharu... :')

Nah. Pada waktu yang bersamaan pula, Mba Noe SMS saya, mengabari bahwa akan ada tambahan adik binaan di kelompok saya. That's such a miracle! Kelompok binaan saya hampir saja binasa! Gara-gara kurang sehat iklim  ngajinya. Honestly saya sering iri dengan teman-teman yang membina banyak kelompok binaan di kampus, sedangkan saya malah membinasakan satu kelompok di SMA. Errr... Tapi, as Ustad Syathori said, dakwah itu bukan sekedar kuantitasnya... jangan sampai kehilangan makna! Totalitas! Semoga dengan bertambahnya adik binaan jadi tambah manfaat, Fau...  

Dan juga, alhamdulillah Bapak dapat kulkas di acara jalan pagi dalam rangka peringatan Hari Kartini kemarin! Hahahah... akhirnya dari dulu saya mengusulkan diadakannya kulkas di rumah biar saya bisa latihan masak-masak dan selalu ditolak ibu dengan alasan masak ga perlu kulkas (iya sih, Buk...), akhirnya dapat kulkas merk toshiba geratis! Oh God, alhamdulillah wa syukurillah.... Lets start making black foooorest! 

Oke, Fau. Saatnya menyusun deadline yang kalau ga ditaati bakalan benar2 dead! You know how Swedish works! Beruntunglah Andre dkk mau menolongmu, kamu ga boleh malas! Ga boleh ada prokrastinasi!  Kalau tidak, kamu betul-betul menghancurkan self esteem mu sbg orang indonesia di hadapan mereka! Bismillah:

JUNI SEBAR SKALA!

Nah, sekarang saatnya menyempurnakan teori dan mulai nyicil skala! Jangan lupa konsultasi ke Bu Indati, jangan marathon sendiri tanpa pemandu... thats your weakness! Apapun tantangannya, selalu ada rahmat Allah untukmu, ingat-ingat itu... x) *ini kenapa tiba2 jadi monolog gini*

Love always,
from Fau to all children in the world! *ga nyambung*

Inga kommentarer:

Skicka en kommentar