fredag 13 april 2012

A Little Thing Means A Lot (chapter 2)

bismillah.

I do believe in the concept of "a little thing means a lot". Like what my two Swedish friends did yesterday morning:

godis o choklad! (:
Taraaaa!!! Sambil mengucapkan selamat ulang tahun, mereka memberikan coklat dan permen-permen dari Swedia. Ya, mereka. Andre dan Andreas. Anak-anak asuh saya setelah Monica dan Paulo tahun lalu. Ah, so sweet sekali bukan? Those are sweets! :p

Yang menambah kesan manis dari hadiah itu, di samping karena saya sedang terserang malarindu tropikangen yang sangat akut thd Swedia, si Andreas bilang... katanya dia khusus meminta ayahnya untuk mengirimkan Marabou (that's my fav Swedish chocolate brand, because it's halal and it has a great taste) ke Indonesia menjelang hari ulang tahun saya. Karena apa? Ternyata celetukan saya "Ah. I do miss Sweden. Miss Marabou. It's my fav one." beberapa bulan lalu mengendap di long term memory nya. Huahahaaa... Terima kasih sekali ya, Nak! Very glad to be your nanny! Those really made my day! (:

Duh Gusti, saya sampai pingin nangis. Somehow those gifts 'turn back' my time to some couple months ago. Masih teringat jelas, udara bersih di Borås kala itu, celoteh riang anak-anak TK di taman bermain samping apartemen, suhu -20C yang berhasil membuat hidung mimisan, salju yang selalu membuat saya pingin mengambili segenggam lalu dituangi sirup biar jadi 'es serut', NETTO, Willy's, euforia saat mengikuti aksi solidaritas utk Palestina bersama bule-bule Swedia, bau ruang ibadah di kampus yang bertema 'all in one - Islam, Kristen, dll beribadah di ruang yg sama', dan tangis haru saat akhirnya melihat sosok masjid di Stockholm. Aaaaa... I MISS SWEDEEEEEEENNN..!!  So bad... :'(

I'll find repose in new ways
though I haven't slept in two days
cause cold nostalgia chills me to the bone
(Vanilla Twillight-Owl City)

Tunnlandsgatan. Captured from my apartment, 7th floor.

Setelah speechless menerima hadiah yang sangat berharga itu, akhirnya saya lempar permen-permen dan coklat tinggi kalori itu ke bak sampah karena saya sedang diet! Kidding. Lying... ^^v Ya, enggak banget lah! Menolak Marabou dengan alasan takut gendut? It's such an idiotic reason. It's not even a reason because an idiot couldn't do a reasoning (?). Singkat cerita, akhirnya kami ke SLBN 1 memenuhi undangan Bu Mus untuk observasi ke SMA Muhammadiyah 4 Yk. Loh, kok bisa, ya?

We had a history behind it. Bermula beberapa pekan lalu di mana Bu Indati (dosen psi perkembangan), mengajak saya untuk menemani beliau ke SLBN 1 Yk. Saat itu, beliau didaulat utk menjadi pembicara seminar utk orang tua dan guru ABK dengan tema mental retardasi. Akadnya, saya diizinkan Bu In untuk observasi di SLB itu. Yak! Hanya observasi. Bu Indati juga mengundang Andre dan Andreas untuk turut serta observasi di sekolah tsb. Kami berangkat ke SLBN 1 Yk dari kampus, bersama-sama dengan Bu In. Sesampainya di SLB di daerah Bintaran, acara seminar dibuka. Lalu Bu In mendekati saya dan berbisik: Mbak Fao*, kamu ngisi, ya!

Apaaaa?! U just press my panic-button, Ibu! Ngisi perut sih oke-oke saja, Bu. Apalagi ngisi dompet. Lha kalau ngisi seminar? Mendadak tanpa persiapan pula. Namun pada akhirnya, beberapa saat kemudian saya sudah duduk di kursi pembicara bersama Andre dan Andreas. What the. Bu In mengisi seminar tsb sebentar sekali, lalu menyerahkan forum pada saya. Akhirnya saya hanya menampilkan slide ttg sekolah inklusi di Swedia (yang saya tampilkan beberapa waktu sebelumnya di kelas isu perkembangan) dan melanjutkannya diskusi bersama Andre, Andreas, dan para penonton ibu-ibu bapak-bapak guru-guru. Lebih tepatnya, saya berfungsi sebagai translator dalam sesi diskusi :))

Qodarullah, malah beyond expectation. Para peserta seminar sangat antusias mengikuti 'pembualan' kami bertiga. Bahkan, banyak guru meminta no HP saya utk diskusi lbh lanjut ttg pendidikan inklusi di Swedia. Ada yang sampai mau datang ke rumah pula... o.O Mohon maaf ya, Ibu, ya. Lebih tepat kalau saya saja yg sowan ke tempat Ibu Guru daripada Ibu mendatangi saya... :D Singkat kata, sambutannya benar-benar membuat kami tercengang.

Sepekan setelahnya, Bu Mus (guru senior di SLBN 1 Yk) meminta kami bertiga untuk datang lagi ke SLBN 1 krn akan ada pertunjukan dari siswa-siswa ABK. Saya sampai nangis waktu mereka menyanyikan lagu 'Terima Kasih Guru' dengan diiringi angklung bersama-sama. Mereka tunagrahita, lhoooo... Mau dan mampu menyanyikan lagu mulia itu, lhooo... T.T

proses belajar di salah satu kelas di SLBN 1 Yk (':

Nah. Ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Bu Mus juga mengundang kami untuk observasi di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta di daerah Kota Gede. Ternyata sekolah tsb juga menerapkan metode inklusif. Dan Bu Mus yang menguruskan perizinannya. Dalam arti, beliau menelpon pihak sana. Bahkan, beliau menyiapkan mobil sekolah untuk transportasi kami! o.O Kind of exaggerate. Jadilah kemarin pagi Bu Mus dan Bu Aris menemani kami bertiga observasi ke SMA Muh 4 Yk. And you know what? Sambutannya di sana benar-benar luar biasa... bahkan mereka sudah menyiapkan ruangan dengan LCD dan spanduk, juga makanan-makanan khas Kota Gede, such as kipo and so on. Allah Yaa Kariim, kami bertiga malah jadi kikuk, berasa tamu tak diundang (?).

Dan guru-gurunya pada rebutan pingin dikunjungi kelas-kelasnya oleh kami bertiga. Saya sadar sih, sebenarnya beliau-beliau berharap dikunjungi oleh Andre dan Andreas daripada oleh saya. Bahkan beberapa guru dan siswa dengan sembunyi-sembunyi mencoba memotret mereka dengan hp. Everybody agree that they are hot! Except me. Huahaha. Ya secara bule Swedia, yang bahkan supir-supir bus di sana pun sedap dipandang. Tapi karena saya sudah punya standar bule Swedia yang cakep, si Andre sama Andreas itu tidak cakep, saudara-saudara! Prove it in Sweden! Lots of hot people there! Hahahaha... maaf ya, Nak. Kalian memang tidak cakep menurutku. And congrats, you're officially hot people... versi Indonesia. Tepuk tangan.

Si Andreas bahkan bilang, "I'm not even attractive in Sweden." Oh, yes I do agree with you! Hahahaha.  But hello, you are in Indonesia now. Grattis! Grattis! =))

Anak-anak 'cakep'-ku waktu saya ajak ke walimahan ((:

Singkat cerita, observasi kemarin 'sukses' sekaligus awkward. Saking 'sukses'nya malah membuat kami bertiga salah tingkah. Berasa diperlakukan seperti pejabat sih, ya. Padahal kami bertiga masih mahasiswa, Ibu, Bapak.... Duh, makin ga enak. Setelahnya tidak hanya berhenti di sana. Tawaran-tawaran observasi datang lagi dari pihak SMA Muh 7 Yk, beberapa SD inklusi di Yk, sekolah autis di Yk, bahkan dari dinas! Eh o.O

Tapi tentu saja belum kami iyakan semua, dan yang dari dinas kami tolak. Gila saja, kami diminta ngisi semacam seminar untuk guru-guru inklusi se-DIY! Itu berlebihan, Bapak. Kami masih mahasiswa.... Lebih tepat, yang mengisi adalah Bu In yang sudah sangat berkompeten daripada nanti kami sesatkan Ibu-Bapak Guru sekalian. Nyuwun pangapunten, nggih... ^^v

Andre dan Andreas terus saja bertanya pada saya kenapa mereka lebai. Saya jawab, karena beliau-beliau anggota JIL = Jaringan Ilmuwan Lebay. Enggak lah, ya. Bohong banget. Setelah saya meminta komentar dari pihak sekolah dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam observasi tsb, kesimpulannya adalah seperti ini:
"Ya, kami BANGGA ya, Mbak. Ada mahasiswa yang mau berkunjung ke sekolah kami. Jarang sekali lho, ada yang mau berkunjung dan berbagi ilmu. 
Tentang sekolah inklusi di Swedia. Apalagi sekalian ada mahasiswa asing yang dari Swedia. Baru kali ini ada bule datang ke sekolah ini. Tidak banyak yang peduli sama pendidikan inklusi, Mbak. Bangga, ya. Ada yang memperhatikan sekolah kami. Pihak asing pula. Itu meningkatkan HARGA DIRI sekolah kami. Kami SENANG sekali dikunjungi teman-teman."
Ooo... demikianlah adanya. Ternyata, sedikit yang kami lakukan untuk mereka, hanya observasi dan berbagi sedikit kisah ttg Swedia saja, sungguh berarti bagi pihak sekolah, bagi guru-guru, dan bagi para siswa. Ada kebahagiaan yang bersinar dalam senyum dan tatapan mata mereka yang berbinar. Apa-apa yang tadinya kami kira tidak terlalu berguna, ternyata dampak positifnya ada dan nyata bagi mereka. Our little thing means a lot to them, lho Nak! Oh, adakah yang lebih so sweet daripada menyemangati orang lain?

Walaupun terasa awkward juga, tapi kami bertiga bersyukur bisa membuat Ibu-Bapak Guru sekolah-sekolah inklusi, orang tua ABK, dan para ABK itu sendiri tersenyum. As we know it: senyum orang lain yang terukir karena kita, sebenarnya yang paling bahagia adalah diri kita sendiri. 


Jadi, selamat menebar kebaikan, selamat mengukir senyum di wajah-wajah orang lain hari ini! Selamat berkontribusi dalam kebaikan, sekecil apapun itu. Totalitas saja akannya. Karena kita tidak pernah tahu, apakah yang kita lakukan akan menjadi sangat bermakna bagi orang lain. Barokallahu fiikum, guys! Cheers! (:

________________________
*lately lebih suka dipanggil 'Fao/Fau/Faw-Faw' daripada uzi. 'Uzi' kan nama senjatanya israel yang dipakai buat menyerangi Palestina... rrrawrgH! >,<!



Inga kommentarer:

Skicka en kommentar